Dipenuhi Limbah, Sungai Cileungsi Kembali Hitam Pekat dan Menyengat
A
A
A
BOGOR - Beberapa hari ini Sungai Cileungsi untuk kesekian kalinya kembali berwarna hitam pekat dengan bau menyengat. Diduga penyebab menghitam dan baunya air sungai karena buangan limbah industri dan domestik ke badan sungai Cileungsi.
Kontan, kondisi ini dikeluhkan warga sekitar bantaran sungai. “Semalam baunya begitu menyengat dan pagi ini sedikit mereda,” keluh Lisa, warga Villa Nusa Indah 5 yang lokasi rumahnya tak jauh dari bibir Sungai Cileungsi, tepatnya di seputar kawasan Curug Parigi, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Sabtu (20/7/19).
Dari pantauan Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, yang turun langsung ke bibir sungai pagi tadi, diakuinya bahwa sungai benar-benar berwarna hitam. “Hitam pekat dan baunya menyengat, sampai saya harus memakai masker,” tandas Puarman seraya menunjukkan pekatnya air sungai yang baru saja diambilnya dan dimasukkan ke dalam gelas air mineral.
Melalui pesan berantai media sosial, termasuk WhattApps, warga memviralkan kondisi tersebut dan sekaligus melaporkan ke KP2C. “Atas aduan warga, saya mengecek langsung ke lokasi, di antaranya ke Jembatan Cikuda Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dan wilayah Curug Parigi di Vila Nusa Indah 5, perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi,” jelas Puarman.
Menurut Puarman, ada warga yang rumahnya berada sekitar 100 m dari bibir sungai Cileungsi merasakan bau yang menyengat dan menyesakkan dada jika pagi hari.
“Istrinya yang sedang hamil muntah-muntah ga tahan bau sungai. Bahkan tiap pagi diungsikan ke rumah mertuanya untuk menghindari bau,” tandasnya.
Begitupun warga di Curug Parigi merasakan hal yang sama. Apalagi kejadian ini selalu terjadi setiap tahun saat debit Sungai Cileungsi mengecil karena musim kemarau.
Walau belum separah tahun 2019, namun kondisi buruk bagi kesehatan ini bisa jadi akan meningkat karena sesuai prediksi BMKG musim kemarau bisa berlanjut hingga Oktober 2019.
KP2C mengakui sejak akhir tahun 2018 pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pencemaran sungai Cileungsi. Tapi, kata Puarman, masih perlu langkah lebih tegas dan keras lagi terhadap oknum yang membuang limbah ke sungai.
Kontan, kondisi ini dikeluhkan warga sekitar bantaran sungai. “Semalam baunya begitu menyengat dan pagi ini sedikit mereda,” keluh Lisa, warga Villa Nusa Indah 5 yang lokasi rumahnya tak jauh dari bibir Sungai Cileungsi, tepatnya di seputar kawasan Curug Parigi, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Sabtu (20/7/19).
Dari pantauan Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, yang turun langsung ke bibir sungai pagi tadi, diakuinya bahwa sungai benar-benar berwarna hitam. “Hitam pekat dan baunya menyengat, sampai saya harus memakai masker,” tandas Puarman seraya menunjukkan pekatnya air sungai yang baru saja diambilnya dan dimasukkan ke dalam gelas air mineral.
Melalui pesan berantai media sosial, termasuk WhattApps, warga memviralkan kondisi tersebut dan sekaligus melaporkan ke KP2C. “Atas aduan warga, saya mengecek langsung ke lokasi, di antaranya ke Jembatan Cikuda Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dan wilayah Curug Parigi di Vila Nusa Indah 5, perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi,” jelas Puarman.
Menurut Puarman, ada warga yang rumahnya berada sekitar 100 m dari bibir sungai Cileungsi merasakan bau yang menyengat dan menyesakkan dada jika pagi hari.
“Istrinya yang sedang hamil muntah-muntah ga tahan bau sungai. Bahkan tiap pagi diungsikan ke rumah mertuanya untuk menghindari bau,” tandasnya.
Begitupun warga di Curug Parigi merasakan hal yang sama. Apalagi kejadian ini selalu terjadi setiap tahun saat debit Sungai Cileungsi mengecil karena musim kemarau.
Walau belum separah tahun 2019, namun kondisi buruk bagi kesehatan ini bisa jadi akan meningkat karena sesuai prediksi BMKG musim kemarau bisa berlanjut hingga Oktober 2019.
KP2C mengakui sejak akhir tahun 2018 pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pencemaran sungai Cileungsi. Tapi, kata Puarman, masih perlu langkah lebih tegas dan keras lagi terhadap oknum yang membuang limbah ke sungai.
(thm)