IFPRI Tertarik Pelajari Terobosan Kebijakan Jakarta di Sektor Pangan
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkunjung ke kantor International Food Policy Research Institute (IFPRI) atau Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional yang bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat. Dalam kunjungannya itu terungkap jika IFPRI tertarik dengan terobosan-terobosan yang dilakukan DKI Jakarta di bidang pangan.
IFPRI adalah sebuah pusat penelitian agrikultural internasional yang didirikan pada awal dekade 1970-an untuk meningkatkan pemahaman tentang kebijakan pangan dan agrikultural nasional. Menurut Anies, dalam pertemuannya dengan pihak IFPRI, mereka mengeksplorasi berbagai model kebijakan pangan yang sehat untuk daerah perkotaan.
"Alhamdulilah, terobosan kebijakan di Jakarta terkait dengan ketersediaan pangan dan terkendalinya harga pangan di Jakarta telah menjadi perhatian mereka. Bahkan mereka berminat untuk mempelajari lebih jauh terobosan-terobosan kita di Jakarta," ujar Anies dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (19/7/2019) malam WIB.
Anies menyebutkan, IFPRI sudah memiliki kerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas. Saat berdiskusi mereka mengeksplorasi hasil kajian IFPRI di Asia dan Afrika yang bisa dimanfaatkan untuk program pengentasan kemiskinan di Jakarta, serta program makanan sehat bagi warga yang secara ekonomi belum bisa mandiri.
"Praktik-praktik yang sukses dalam pengentasan kemiskinan di berbagai kota di dunia itu menarik untuk kita pertimbangkan. Itu semua sebagai referensi, bukan sekadar untuk diterapkan. Tidak pernah bisa meng-copy-paste-kan karena konteks sosial, ekonomi dan budaya yang tentu berbeda," tukas Anies.
Dalam kunjungannya ke Negeri Paman Sam, Anies juga menghadiri pertemuan US-ASEAN Business Council. Dalam pertemuan itu dibahas berbagai potensi kerja sama. Salah satunya mengeksplorasi bagaimana Jakarta bisa mengundang dan memfasilitasi lebih banyak lagi kegiatan perekonomian di Ibu Kota.
"Jakarta harus bisa berkompetisi dengan kota-kota lain, minimal di kawasan Asia Tenggara," tegas Anies.
Anies menilai kunjungan ini agak unik, karena dulu saat kuliah pasca sarjana di Amerika Serikat, ia adalah penerima bea siswa dari US-ASEAN Business Council. Sebagai mahasiswa, saat itu Anies hanya bisa berkomunikasi jarak jauh melalui e-mail dan telepon, dengan lembaga pemberi beasiswanya.
"Kini kami bertemu. Kali ini membicarakan masa depan hubungan usaha antara Amerika dan kawasan Asia Tenggara. Alex Feldman adalah pemimpin yang matang dan amat mengusai tentang kawasan Asia Tenggara. Di tangannya, lembaga ini makin berkembang," tukasnya.
Jakarta menyatakan siap menyambut kedatangan delegasi para pengusaha yang dirancang oleh mereka. Rencananya sebelum ganti tahun ini delegasi perdagangan itu akan datang ke Jakarta.
"Semoga makin banyak kegiatan yg bisa dilakukan di Jakarta agar manfaat bagi lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonomi lain bisa meningkat," pungkasnya.
IFPRI adalah sebuah pusat penelitian agrikultural internasional yang didirikan pada awal dekade 1970-an untuk meningkatkan pemahaman tentang kebijakan pangan dan agrikultural nasional. Menurut Anies, dalam pertemuannya dengan pihak IFPRI, mereka mengeksplorasi berbagai model kebijakan pangan yang sehat untuk daerah perkotaan.
"Alhamdulilah, terobosan kebijakan di Jakarta terkait dengan ketersediaan pangan dan terkendalinya harga pangan di Jakarta telah menjadi perhatian mereka. Bahkan mereka berminat untuk mempelajari lebih jauh terobosan-terobosan kita di Jakarta," ujar Anies dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (19/7/2019) malam WIB.
Anies menyebutkan, IFPRI sudah memiliki kerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas. Saat berdiskusi mereka mengeksplorasi hasil kajian IFPRI di Asia dan Afrika yang bisa dimanfaatkan untuk program pengentasan kemiskinan di Jakarta, serta program makanan sehat bagi warga yang secara ekonomi belum bisa mandiri.
"Praktik-praktik yang sukses dalam pengentasan kemiskinan di berbagai kota di dunia itu menarik untuk kita pertimbangkan. Itu semua sebagai referensi, bukan sekadar untuk diterapkan. Tidak pernah bisa meng-copy-paste-kan karena konteks sosial, ekonomi dan budaya yang tentu berbeda," tukas Anies.
Dalam kunjungannya ke Negeri Paman Sam, Anies juga menghadiri pertemuan US-ASEAN Business Council. Dalam pertemuan itu dibahas berbagai potensi kerja sama. Salah satunya mengeksplorasi bagaimana Jakarta bisa mengundang dan memfasilitasi lebih banyak lagi kegiatan perekonomian di Ibu Kota.
"Jakarta harus bisa berkompetisi dengan kota-kota lain, minimal di kawasan Asia Tenggara," tegas Anies.
Anies menilai kunjungan ini agak unik, karena dulu saat kuliah pasca sarjana di Amerika Serikat, ia adalah penerima bea siswa dari US-ASEAN Business Council. Sebagai mahasiswa, saat itu Anies hanya bisa berkomunikasi jarak jauh melalui e-mail dan telepon, dengan lembaga pemberi beasiswanya.
"Kini kami bertemu. Kali ini membicarakan masa depan hubungan usaha antara Amerika dan kawasan Asia Tenggara. Alex Feldman adalah pemimpin yang matang dan amat mengusai tentang kawasan Asia Tenggara. Di tangannya, lembaga ini makin berkembang," tukasnya.
Jakarta menyatakan siap menyambut kedatangan delegasi para pengusaha yang dirancang oleh mereka. Rencananya sebelum ganti tahun ini delegasi perdagangan itu akan datang ke Jakarta.
"Semoga makin banyak kegiatan yg bisa dilakukan di Jakarta agar manfaat bagi lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonomi lain bisa meningkat," pungkasnya.
(thm)