DKI Akan Relokasi Penghuni Rusun Penjaringan ke Rusunawa Rawa Buaya
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menegaskan akan memanfaatkan Rusunawa Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat untuk merelokasi penghuni Rusunawa Penjaringan, yang akan diperbaiki. Mempercepat itu, proses relokasi bakal dilakukan bertahap pada Juli 2019 mendatang.
“UPRS (Unit Pengelolah Rumas Susun) Tambora telah melakukan pengundian terhadap 402 pemohon untuk pindah dari Rusun Penjaringan,” kata Kadis Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, Kelik Indriyanto, Minggu (23/6/2019).
Sebelumnya masalah muncul saat Rusun Rawa Buaya tak kunjung ditempati meski sudah terbangun setahun lalu. Kondisi ini membuat rusun tampak berdebu, bak gedung kosong tak berpenghuni. (Baca Juga: Redam Keresahan Penghuni, DPRD DKI Minta Pergub Rusun Ditunda)
Bahkan dari 778 unit rusun yang tersedia di sana hanya dua yang baru di tempati, yakni di lantai 6 dan 9 tower A. Keduanya merupakan relokasi dari lokasi kebakaran di Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat.
Tak hanya unit yang terbengkalai dan kosong. Dua lantai yang digunakan untuk pasar kondisinya tak jauh berbeda. Lantai sepi dan tak satupun pedagang yang menempati. Kondisi itu membuat pasar tampak berdebu, keramik putih tak lagi kinclong karena debu melekat.
Sejumlah petugas keamanan yang melakukan penjagaan tak membiarkan awak media melihat maupun meliput rusun itu. Bahkan petugas langsung mengusir awak media ketika ketahuan akan meliput.
Kelik melanjutkan selain akan digunakan untuk relokasi warga rusunawa penjaringan. Pihaknya juga membebaskan masyarakat umum untuk menyewa rusun itu. Hal itu tertuang dalam Pergub No 55 tahun 2018 jo Pergub No 29 tahun 2019.
Dalam aturan itu, masyarakat umum berpenghasilan Rp 2,5 - 4,5 juta perbulan nantinya akan dibebankan tarif Rp 765 ribu diluar tagihan listrik dan air. Sedangkan untuk masyarakat terprogram (relokasi) akan dibebankan tarif Rp 505 ribu diluar tagihan listrik dan air.
“Artinya kalo masyarakat Rusun Penjaringan akan dibebankan Rp 505 ribu. Karena dia masuk dalam upaya revitalisasi rusunawa,” ucapnya.
Saat ini, kata Kelik dari lima tower dengan 16 lantai ada 778 unit yang terbangun. 779 pemohon telah mengajukan dan berhasil lolos. Selain itu 49 pemohon sedang memasuki peoses verifikasi.
“Dengan demikian sudah tidak tersedia unit kosong, kecuali bila pemohon yang telah lolos verifikasi batal mengambil unit huniannya,” tutup Kelik.
“UPRS (Unit Pengelolah Rumas Susun) Tambora telah melakukan pengundian terhadap 402 pemohon untuk pindah dari Rusun Penjaringan,” kata Kadis Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, Kelik Indriyanto, Minggu (23/6/2019).
Sebelumnya masalah muncul saat Rusun Rawa Buaya tak kunjung ditempati meski sudah terbangun setahun lalu. Kondisi ini membuat rusun tampak berdebu, bak gedung kosong tak berpenghuni. (Baca Juga: Redam Keresahan Penghuni, DPRD DKI Minta Pergub Rusun Ditunda)
Bahkan dari 778 unit rusun yang tersedia di sana hanya dua yang baru di tempati, yakni di lantai 6 dan 9 tower A. Keduanya merupakan relokasi dari lokasi kebakaran di Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat.
Tak hanya unit yang terbengkalai dan kosong. Dua lantai yang digunakan untuk pasar kondisinya tak jauh berbeda. Lantai sepi dan tak satupun pedagang yang menempati. Kondisi itu membuat pasar tampak berdebu, keramik putih tak lagi kinclong karena debu melekat.
Sejumlah petugas keamanan yang melakukan penjagaan tak membiarkan awak media melihat maupun meliput rusun itu. Bahkan petugas langsung mengusir awak media ketika ketahuan akan meliput.
Kelik melanjutkan selain akan digunakan untuk relokasi warga rusunawa penjaringan. Pihaknya juga membebaskan masyarakat umum untuk menyewa rusun itu. Hal itu tertuang dalam Pergub No 55 tahun 2018 jo Pergub No 29 tahun 2019.
Dalam aturan itu, masyarakat umum berpenghasilan Rp 2,5 - 4,5 juta perbulan nantinya akan dibebankan tarif Rp 765 ribu diluar tagihan listrik dan air. Sedangkan untuk masyarakat terprogram (relokasi) akan dibebankan tarif Rp 505 ribu diluar tagihan listrik dan air.
“Artinya kalo masyarakat Rusun Penjaringan akan dibebankan Rp 505 ribu. Karena dia masuk dalam upaya revitalisasi rusunawa,” ucapnya.
Saat ini, kata Kelik dari lima tower dengan 16 lantai ada 778 unit yang terbangun. 779 pemohon telah mengajukan dan berhasil lolos. Selain itu 49 pemohon sedang memasuki peoses verifikasi.
“Dengan demikian sudah tidak tersedia unit kosong, kecuali bila pemohon yang telah lolos verifikasi batal mengambil unit huniannya,” tutup Kelik.
(ysw)