BPBD Tangsel Sebut Kecamatan Setu Paling Rawan Longsor
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyatakan, Kecamatan Setu sangat rawan terjadi bencana longsor. Penyebab longsor berasal dari curah hujan yang tinggi dan adanya pergerakan tanah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangsel Muhammad Hasyim mengatakan, berdasarkan peta longsor di Tangsel kawasan yang paling dominan rawan terjadi longsor berada di Setu."Pamulang, Ciputat, Pondok Aren, hampir semua kecamatan masuk peta zona rawan longsor. Tetapi yang dominan di Setu," kata Hasyim kepada SINDOnews pada Senin (29/4/2019).
Menurut Hasyim, penyebab longsor berasal dari curah hujan yang tinggi dan adanya pergerakan tanah. Masyarakat yang berada di titik rawan longsor pun, diminta untuk lebih waspada, terutama di wilayah Setu.
Namun, warga yang ada di kecamatan lain rawan longsor juga harus berhati-hati. Seperti di Ciputat kemarin misalnya, tanpa diduga, longsor menelan korban jiwa."Mitigasinya seperti apa, mulai struktural dan non-struktural. Secara metologi seperti itu. Mulai penguatan kapasitas masyarakat, jadi bentuknya sosialisasi, pembinaan bintek, respons terhadap bencana," jelasnya.
Sementara penanganan nonstrukturalnya, seperti pengelolaan tata ruang, pengawasan zonasi seperti aturan, dan lainnya. "Semua harus dilakukan dengan cara yang seksama," ucapnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangsel Muhammad Hasyim mengatakan, berdasarkan peta longsor di Tangsel kawasan yang paling dominan rawan terjadi longsor berada di Setu."Pamulang, Ciputat, Pondok Aren, hampir semua kecamatan masuk peta zona rawan longsor. Tetapi yang dominan di Setu," kata Hasyim kepada SINDOnews pada Senin (29/4/2019).
Menurut Hasyim, penyebab longsor berasal dari curah hujan yang tinggi dan adanya pergerakan tanah. Masyarakat yang berada di titik rawan longsor pun, diminta untuk lebih waspada, terutama di wilayah Setu.
Namun, warga yang ada di kecamatan lain rawan longsor juga harus berhati-hati. Seperti di Ciputat kemarin misalnya, tanpa diduga, longsor menelan korban jiwa."Mitigasinya seperti apa, mulai struktural dan non-struktural. Secara metologi seperti itu. Mulai penguatan kapasitas masyarakat, jadi bentuknya sosialisasi, pembinaan bintek, respons terhadap bencana," jelasnya.
Sementara penanganan nonstrukturalnya, seperti pengelolaan tata ruang, pengawasan zonasi seperti aturan, dan lainnya. "Semua harus dilakukan dengan cara yang seksama," ucapnya.
(whb)