Digeruduk Ratusan Pendemo, Bawaslu Dijaga Water Cannon
A
A
A
JAKARTA - Ratusan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Demonstrasi itu bertajuk 'Aksi Lawan Pemilu Curang'.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa menuntut Bawaslu RI dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menyatakan secara nasional Pemilu 2019 dipenuhi tindakan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
Koordinator Aksi, Zumhur Hidayat mengatakan, pengunjuk rasa meminta kepada Bawaslu RI untuk menyatakan secara nasional pemilu ini curang. Dia menegaskan, tuduhan itu disertai bukti-bukti.
Menurut dia, kecurangan sudah dimulai dari tingkat perencanaan, pelaksanaan, sampai pasca penyelenggaraan pemilu. Melihat hal tersebut, dia menyatakan, Pemilu 2019 sebagai pemilu curang.
"Ini bukan soal Prabowo dan Jokowi, tetapi ini soal demokrasi yang sedang dibajak oleh tirani yang ingin menguasai Indonesia," kata dia di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019) siang.
Sejauh ini, dia menilai, kecurangan sudah berlangsung secara brutal dan fulgar. Dia meyakini, hal tersebut akan meninggalkan jejak bagi generasi penerus bangsa Indonesia.
"Kalau ada orang-orang yang berusaha bermain dengan kecurangan dan mendesain pemilu curang rakyat akan melawan," kata dia.
Dia menambahkan, gerakan itu murni gerakan rakyat tidak ada afiliasi dengan partai politik ataupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Berdasarkan pemantauan, dalam aksi itu ada sebuah keranda mayat bertuliskan "Innalillahi Matinya Suara rakyat Pemilu 2019". Selain itu, tampak pula poster-poster warna hitam dengan huruf kuning bertuliskan "Aksi Lawan Pemilu Curang".
KPU dianggap sudah disusupi banyak oknum yang menjadikan aksi kecurangan terjadi dimana-mana. Mereka menyinggung persoalan C1 yang banyak salah diinput ke Situng KPU. KPU juga dianggap sudah gagal mendorong demokrasi yang jujur dan adil.
Oleh karenanya, Bawaslu diminta tegas bersikap atas hal yang terjadi di depan mata mereka.
Meskipun di tengah-tengah aksi cuaca berubah hujan deras dan angin kencang berhembus di wilayah Thamrin, mereka tetap tidak membubarkan diri. Salah seorang orator tetap melantangkan orasinya di atas mobil komando.
Sementara soal keamanan, aparat kepolisian dan Brimob bersenjata laras panjang sudah dari awal bersiaga di sekitar Gedung Bawaslu RI.
Tak hanya itu, kendaraan taktis (rantis) juga tampak terparkir di sisi kiri Gedung Bawaslu RI. Di antaranya mobil water cannon, serta Rantis Pengurai Massa.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa menuntut Bawaslu RI dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menyatakan secara nasional Pemilu 2019 dipenuhi tindakan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
Koordinator Aksi, Zumhur Hidayat mengatakan, pengunjuk rasa meminta kepada Bawaslu RI untuk menyatakan secara nasional pemilu ini curang. Dia menegaskan, tuduhan itu disertai bukti-bukti.
Menurut dia, kecurangan sudah dimulai dari tingkat perencanaan, pelaksanaan, sampai pasca penyelenggaraan pemilu. Melihat hal tersebut, dia menyatakan, Pemilu 2019 sebagai pemilu curang.
"Ini bukan soal Prabowo dan Jokowi, tetapi ini soal demokrasi yang sedang dibajak oleh tirani yang ingin menguasai Indonesia," kata dia di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019) siang.
Sejauh ini, dia menilai, kecurangan sudah berlangsung secara brutal dan fulgar. Dia meyakini, hal tersebut akan meninggalkan jejak bagi generasi penerus bangsa Indonesia.
"Kalau ada orang-orang yang berusaha bermain dengan kecurangan dan mendesain pemilu curang rakyat akan melawan," kata dia.
Dia menambahkan, gerakan itu murni gerakan rakyat tidak ada afiliasi dengan partai politik ataupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Berdasarkan pemantauan, dalam aksi itu ada sebuah keranda mayat bertuliskan "Innalillahi Matinya Suara rakyat Pemilu 2019". Selain itu, tampak pula poster-poster warna hitam dengan huruf kuning bertuliskan "Aksi Lawan Pemilu Curang".
KPU dianggap sudah disusupi banyak oknum yang menjadikan aksi kecurangan terjadi dimana-mana. Mereka menyinggung persoalan C1 yang banyak salah diinput ke Situng KPU. KPU juga dianggap sudah gagal mendorong demokrasi yang jujur dan adil.
Oleh karenanya, Bawaslu diminta tegas bersikap atas hal yang terjadi di depan mata mereka.
Meskipun di tengah-tengah aksi cuaca berubah hujan deras dan angin kencang berhembus di wilayah Thamrin, mereka tetap tidak membubarkan diri. Salah seorang orator tetap melantangkan orasinya di atas mobil komando.
Sementara soal keamanan, aparat kepolisian dan Brimob bersenjata laras panjang sudah dari awal bersiaga di sekitar Gedung Bawaslu RI.
Tak hanya itu, kendaraan taktis (rantis) juga tampak terparkir di sisi kiri Gedung Bawaslu RI. Di antaranya mobil water cannon, serta Rantis Pengurai Massa.
(mhd)