Kasus DBD di Jakarta Timur Tinggi, Pemkot Gencarkan PSN
A
A
A
JAKARTA - Pemkot Jakarta Timur terus berupaya menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk memberangus populasi nyamuk Aedes Aegypti. Ini dilakukan karena Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah dengan jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) terbanyak atau 844 kasus hingga pertengahan Maret 2019.
Tak itui saja, dua korban jiwa DBD di DKI Jakarta merupakan warga Jakarta Timur. Merujuk data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta hingga pertengahan Maret, di Jakarta Timur ada 844 kasus, Jakarta Barat 828 kasus, Jakarta Selatan 797 kasus, Jakarta Utara 224 kasus, Jakarta Pusat 168 kasus, dan Kepulauan Seribu 2 kasus.
Wakil Wali Kota Jakarta Timur Uus Kuswanto mengatakan, jumlah kasus dan dua warganya yang meninggal akibat DBD sebagai pukulan bagi Pemkot Jakarta Timur. "Dari dua kasus yang sampai meninggal, itu pukulan yang sangat membuat kita untuk lebih keras lagi melakukan gerakan PSN sehingga warga jangan sampai menjadi korban kasus DBD," katanya.
Uus menuturkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menginstruksikan setiap Pemkot menggalakkan PSN guna memberangus populasi nyamuk aedes aegypti. Pasalnya PSN dan 3M plus merupakan cara paling ampuh mencegah DBD karena membunuh jentik nyamuk aedes aegypti, bukan hanya nyamuk dewasanya saja.
Dia berharap upaya menggalakkan PSN tiga kali dalam sepekan yang dilakukan Pemkot Jakarta Timur mampu menghentikan kasus penyebaran nyamuk tersebut. Dia meminta seluruh kader Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap RT tak menyerah mengimbau masyarakat pentingnya PSN. "Jangan sampai kasus DBD terus meningkat. Kita tekadkan bahwa tidak ada lagi DBD di DKI Jakarta," tuturnya.
Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar menuturkan, satu sebab warganya banyak terjangkit DBD karena Jakarta Timur berbatasan dengan berbagai wilayah, di antaranya Kota Depok dan Bekasi. "Kami tinggal di daerah perbatasan. Depok itu kan berbatasan dengan wilayah timur, Bekasi dengan Cakung, boleh liat grafiknya. Itu yang diperbatasan tinggi grafiknya. Tentunya ini semua berpengaruh," ucapnya beberapa waktu lalu.
Tak itui saja, dua korban jiwa DBD di DKI Jakarta merupakan warga Jakarta Timur. Merujuk data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta hingga pertengahan Maret, di Jakarta Timur ada 844 kasus, Jakarta Barat 828 kasus, Jakarta Selatan 797 kasus, Jakarta Utara 224 kasus, Jakarta Pusat 168 kasus, dan Kepulauan Seribu 2 kasus.
Wakil Wali Kota Jakarta Timur Uus Kuswanto mengatakan, jumlah kasus dan dua warganya yang meninggal akibat DBD sebagai pukulan bagi Pemkot Jakarta Timur. "Dari dua kasus yang sampai meninggal, itu pukulan yang sangat membuat kita untuk lebih keras lagi melakukan gerakan PSN sehingga warga jangan sampai menjadi korban kasus DBD," katanya.
Uus menuturkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menginstruksikan setiap Pemkot menggalakkan PSN guna memberangus populasi nyamuk aedes aegypti. Pasalnya PSN dan 3M plus merupakan cara paling ampuh mencegah DBD karena membunuh jentik nyamuk aedes aegypti, bukan hanya nyamuk dewasanya saja.
Dia berharap upaya menggalakkan PSN tiga kali dalam sepekan yang dilakukan Pemkot Jakarta Timur mampu menghentikan kasus penyebaran nyamuk tersebut. Dia meminta seluruh kader Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap RT tak menyerah mengimbau masyarakat pentingnya PSN. "Jangan sampai kasus DBD terus meningkat. Kita tekadkan bahwa tidak ada lagi DBD di DKI Jakarta," tuturnya.
Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar menuturkan, satu sebab warganya banyak terjangkit DBD karena Jakarta Timur berbatasan dengan berbagai wilayah, di antaranya Kota Depok dan Bekasi. "Kami tinggal di daerah perbatasan. Depok itu kan berbatasan dengan wilayah timur, Bekasi dengan Cakung, boleh liat grafiknya. Itu yang diperbatasan tinggi grafiknya. Tentunya ini semua berpengaruh," ucapnya beberapa waktu lalu.
(whb)