Tarif MRT Rp1.000 per Km Dianggap Mahal, Anies: Itu Baru Ancar-Ancar
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan tarif Moda Raya Terpadu (MRT) bisa segera diumumkan sebelum diresmikan pada tanggal 24 Maret 2019 mendatang. Besaran tarip Rp1.000 per kilometer (km) belum keputusan final.
"Kemarin saya juga sudah bicara dengan pak ketua DPRD, Insya Allah sebelum tanggal 24 akan bisa ditetapkan dan memang tarif MRT ini berbeda dengan tarif moda transportasi lain," ujar Anies di Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Anies menambahkan, tarif MRT akan menyesuaikan jarak tempuh. Jadi, tiap titik keberangkatan dan kedatangan nanti akan menentukan berapa besaran ongkosnya. "Tapi secara umum rata rata kira-kira sekitar kurang lebih Rp1.000 per kilometer," jelas Anies. (Baca juga: MRT, LRT, KCI, dan Kereta Bandara Akan Dikelola Satu Badan)
Meskipun begitu, Anies enggan berbicara jauh mengenai tarif MRT. Karena masih menunggu keputusan para anggota Dewan. "Ya nanti setelah diterapkan, ini kan saya bicara ancar-ancar dulu. Nanti kalau sudah selesai pembahasan akan ada tabelnya dari tiap titik itu berapa harganya sampai titik berikutnya," terangnya.
Ada pihak-pihak yang menilai jika tarif MRT Rp1.000 per km terlalu mahal. Anies pun menjawab bahwa ia dan DPRD memiliki pertimbangan sendiri. (Baca juga: DKI Fokus Integrasi Angkutan Umum Dukung Operasional MRT)
"Maka itu nanti lihat informasi lengkapnya. Jadi bukan hanya harganya tapi juga itu sedang memperhitungkan namanya ATP (Ability to pay) dan Wilingness to pay (WTP). Itu semu sudah dimasukkan. Termasuk apabila harus menggunakan kendaraan pribadi, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Jadi sudah dimasukkan semua faktor itu," papar Anies.
Mengenai wacana MRT akan digratiskan, menurut Anies hal tersebut tidak mungkin dilakukan. "Rasanya enggak mungkin (digratiskan)," tutupnya. (Baca juga: Tahun Pertama Beroperasi, Tarif MRT dan LRT Diwacanakan Gratis)
"Kemarin saya juga sudah bicara dengan pak ketua DPRD, Insya Allah sebelum tanggal 24 akan bisa ditetapkan dan memang tarif MRT ini berbeda dengan tarif moda transportasi lain," ujar Anies di Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Anies menambahkan, tarif MRT akan menyesuaikan jarak tempuh. Jadi, tiap titik keberangkatan dan kedatangan nanti akan menentukan berapa besaran ongkosnya. "Tapi secara umum rata rata kira-kira sekitar kurang lebih Rp1.000 per kilometer," jelas Anies. (Baca juga: MRT, LRT, KCI, dan Kereta Bandara Akan Dikelola Satu Badan)
Meskipun begitu, Anies enggan berbicara jauh mengenai tarif MRT. Karena masih menunggu keputusan para anggota Dewan. "Ya nanti setelah diterapkan, ini kan saya bicara ancar-ancar dulu. Nanti kalau sudah selesai pembahasan akan ada tabelnya dari tiap titik itu berapa harganya sampai titik berikutnya," terangnya.
Ada pihak-pihak yang menilai jika tarif MRT Rp1.000 per km terlalu mahal. Anies pun menjawab bahwa ia dan DPRD memiliki pertimbangan sendiri. (Baca juga: DKI Fokus Integrasi Angkutan Umum Dukung Operasional MRT)
"Maka itu nanti lihat informasi lengkapnya. Jadi bukan hanya harganya tapi juga itu sedang memperhitungkan namanya ATP (Ability to pay) dan Wilingness to pay (WTP). Itu semu sudah dimasukkan. Termasuk apabila harus menggunakan kendaraan pribadi, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Jadi sudah dimasukkan semua faktor itu," papar Anies.
Mengenai wacana MRT akan digratiskan, menurut Anies hal tersebut tidak mungkin dilakukan. "Rasanya enggak mungkin (digratiskan)," tutupnya. (Baca juga: Tahun Pertama Beroperasi, Tarif MRT dan LRT Diwacanakan Gratis)
(thm)