Urai Kemacetan, Dishub Depok Uji Coba Shelter Ojek Online
A
A
A
DEPOK - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok melakukan uji coba shelter untuk driver ojek online di Jalan Kartini, Depok, Jawa Barat. Lokasi yang berdekatan dengan Stasiun Depok itu guna mengurai kemacetan di sekitar lokasi.
Selain tiu, penyediaan shelter di lahan kosong itu agar driver ojek online tidak memarkir kendaraannya secara sembarangan di pinggir jalan yang kerap menimbulkan kemacetan.
Kepala Dinas Perhubungan Depok Dadang Wihana mengatakan, untuk halte ojek online baru dilakukan uji coba. Pihaknya juga melakukan rekayasa lalu lintas di sekitaran Stasiun Depok.
"Kita sedang tata Stasiun Depok lama, ada manajemen rekayasa lalu lintas dan baru uji coba memasukkan ojol (ojek online) ke shelter atau halte ojek online," katanya di Depok, Selasa (19/3/2019).
Dengan adanya shelter tersebut diharapkan tidak ada lagi ojek online yang menunggu penumpang di pinggir trotoar Jalan Kartini. Kemudian, sambungnya, diharapkan tidak menimbulkan kemacetan di ruas jalan tersebut.
"Kurang lebih 600 ojek online setiap harinya di Stasiun Depok Lama yang kerap menunggu penumpang sehingga timbulkan kemacetan. Belum lagi di Stasiun Depok Baru, itu sudah kami sediakan bekerja sama sama dengan pihak kereta dan swasta," katanya.
Saat ini, kata Dadang masih dalam uji coba penggunaan halte ojol selama satu minggu ke depan. Lalu ia minta kepada aplikator untuk relokasi sinyal Grab dan Gojek ke dalam halte yang sudah disiapkan agar tidak ada lagi ojek online yang nunggu penumpang di pinggir jalan.
"Kalau uji coba selesai kami akan menertibkan para ojek online yang masih menunggu penumpang di trotoar Jalan Kartini sehingga menimbulkan kemacetan," tukasnya.
Adanya shelter ini dirasa membawa manfaat bagi driver maupun penumpang. Selain tidak menimbulkan macet, lalu lintas menjadi lebih teratur. Sehingga kendaraan bisa melaju tanpa kemacetan.
"Dulu sebelum ada shelter, orang-orang itu butuh waktu lebih dari satu menit untuk bertemu belum nanya warna baju apalag. Dengan adanya selter ini, enggak sampai satu menit penumpang bisa ketemu pengemudinya," kata Ardi, salah seorang penumpang.
Kristi, penumpang lain menambahkan tidak perlu panas-panasan menunggu ojek online. Sebab, bisa menunggu di bawah tenda dan seng sebagai tempat berteduh. Terlebih kalau shelter tersebut dapat ditambahi dengan fasilitas musala, toilet, wifi, dan warung.
"Ini kan masih uji coba katanya ya semoga ditambahinlah ya fasilitasnya sehingga nyaman juga penumpang kalau lagi nunggu," katanya.
Manfaat shelter ini juga dirasakan oleh driver. Salah satunya adalah Yudi yang mengaku lebih tenang saat menunggu penumpang. Sebelumnya dia sering kuatir terkena razia saat menunggu penumpang.
"Kayak begini enak mau nunggu juga enak tempatnya lega ada colokan (listrik) juga. Kalau di tempat lain kan biasanya nunggu di pinggir jalan, bikin macet, jadi enggak enak juga kalau diklakson-klakson," katanya.
Dia mengaku tidak khawatir lagi bersingguhan dengan petugas lantaran sering ditertibkan. "Oh enggak khawatir lagi dong kan sekarang sudah ada tempatnya yang disediakan," pungkasnya.
Selain tiu, penyediaan shelter di lahan kosong itu agar driver ojek online tidak memarkir kendaraannya secara sembarangan di pinggir jalan yang kerap menimbulkan kemacetan.
Kepala Dinas Perhubungan Depok Dadang Wihana mengatakan, untuk halte ojek online baru dilakukan uji coba. Pihaknya juga melakukan rekayasa lalu lintas di sekitaran Stasiun Depok.
"Kita sedang tata Stasiun Depok lama, ada manajemen rekayasa lalu lintas dan baru uji coba memasukkan ojol (ojek online) ke shelter atau halte ojek online," katanya di Depok, Selasa (19/3/2019).
Dengan adanya shelter tersebut diharapkan tidak ada lagi ojek online yang menunggu penumpang di pinggir trotoar Jalan Kartini. Kemudian, sambungnya, diharapkan tidak menimbulkan kemacetan di ruas jalan tersebut.
"Kurang lebih 600 ojek online setiap harinya di Stasiun Depok Lama yang kerap menunggu penumpang sehingga timbulkan kemacetan. Belum lagi di Stasiun Depok Baru, itu sudah kami sediakan bekerja sama sama dengan pihak kereta dan swasta," katanya.
Saat ini, kata Dadang masih dalam uji coba penggunaan halte ojol selama satu minggu ke depan. Lalu ia minta kepada aplikator untuk relokasi sinyal Grab dan Gojek ke dalam halte yang sudah disiapkan agar tidak ada lagi ojek online yang nunggu penumpang di pinggir jalan.
"Kalau uji coba selesai kami akan menertibkan para ojek online yang masih menunggu penumpang di trotoar Jalan Kartini sehingga menimbulkan kemacetan," tukasnya.
Adanya shelter ini dirasa membawa manfaat bagi driver maupun penumpang. Selain tidak menimbulkan macet, lalu lintas menjadi lebih teratur. Sehingga kendaraan bisa melaju tanpa kemacetan.
"Dulu sebelum ada shelter, orang-orang itu butuh waktu lebih dari satu menit untuk bertemu belum nanya warna baju apalag. Dengan adanya selter ini, enggak sampai satu menit penumpang bisa ketemu pengemudinya," kata Ardi, salah seorang penumpang.
Kristi, penumpang lain menambahkan tidak perlu panas-panasan menunggu ojek online. Sebab, bisa menunggu di bawah tenda dan seng sebagai tempat berteduh. Terlebih kalau shelter tersebut dapat ditambahi dengan fasilitas musala, toilet, wifi, dan warung.
"Ini kan masih uji coba katanya ya semoga ditambahinlah ya fasilitasnya sehingga nyaman juga penumpang kalau lagi nunggu," katanya.
Manfaat shelter ini juga dirasakan oleh driver. Salah satunya adalah Yudi yang mengaku lebih tenang saat menunggu penumpang. Sebelumnya dia sering kuatir terkena razia saat menunggu penumpang.
"Kayak begini enak mau nunggu juga enak tempatnya lega ada colokan (listrik) juga. Kalau di tempat lain kan biasanya nunggu di pinggir jalan, bikin macet, jadi enggak enak juga kalau diklakson-klakson," katanya.
Dia mengaku tidak khawatir lagi bersingguhan dengan petugas lantaran sering ditertibkan. "Oh enggak khawatir lagi dong kan sekarang sudah ada tempatnya yang disediakan," pungkasnya.
(mhd)