Duel ala Gladiator Tewaskan ABG, Psikolog: Anak Sekarang Gampang Emosi

Senin, 18 Maret 2019 - 21:36 WIB
Duel ala Gladiator Tewaskan ABG, Psikolog: Anak Sekarang Gampang Emosi
Duel ala Gladiator Tewaskan ABG, Psikolog: Anak Sekarang Gampang Emosi
A A A
JAKARTA - Perkelahian duel ala gladiator kembali terjadi di Bogor. Duel kali ini juga melibatkan dua anak di bawah umur yakni AH (17), dan MR alias B (14). Dalam duel ini, AH tewas akibat luka bacokan senjata tajam di bagian kepala.

Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta menilai duel maut yang terjadi di Bogor ini sudah termasuk sebagai kenakalan remaja yang sifatnya kriminal. Mereka secara berintesi ingin ‘menyakiti’ lawannya, bahkan sampai meninggal dunia. Ini terjadi karena pada dasarnya remaja secara emosional memang belum cukup matang.

"Pengendalian emosinya belum terasah dengan baik sehingga mudah terpancing baik dengan emosi positif maupun negatif. Hal ini menyebabkan penyelesaian masalahnya juga lebih banyak dipengaruhi oleh dorongan emosi yang muncul dari dalam dirinya. Apalagi jika ada faktor eksternal seperti teman-teman sebaya (peer group) yang memberikan dukungan dalam proses pengambilan keputusan," ujarnya, Senin (18/3/2019).

Menurut Aully, seringkali remaja tidak dibekali dengan cara yang tepat untuk mengendalikan emosinya. Misalnya, jika marah apa yang harus dilakukan, jika sedih harus apa, dan bagaimana mengatasi perasaan marah di dalam dirinya. Akhirnya pengambilan keputusannya juga menjadi kurang baik. (Baca juga: Janjian di Facebook, Duel ala Gladiator Tewaskan ABG di Bogor)

Ditambah lingkungan yang pro pada kekerasan maka penyelesaian masalah berdasar kekerasan menjadi penyelesaian yang utama bagi mereka. "Hanya kekerasan yang dianggap paling bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Karenanya ia mempersenjatai diri dengan peralatan yang ia tahu akan menyakiti (bahkan membunuh) lawannya," tukasnya.

Remaja juga tidak mempertimbangkan soal risiko hukum dan sosial akibat perbuatannya. Hal ini disebabkan mereka sudah dikuasai oleh emosi ketika pengambilan keputusan dan ini sudah terjadi sejak lama. Hanya saja, saat ini menjadi lebih cepat (impulsive) karena mendapatkan apa-apa juga denga cara yang lebih cepat (instan). ( Baca: Siswa SMP Bogor Tewas saat Tawuran Ternyata Korban Duel ala Gladiator )

"Proses bersabar, merenung dan berpikir lebih lama agaknya sudah tidak lagi diajarkan baik oleh lingkungan terdekat (keluarga) dan orang tua. Begitu juga denga lingkungan sekolah. Anak-anak sekarang relatif menuntut segalanya lebih cepat, ya karena dengan perkembangan teknologi semua juga didapatkan dengan cepat," tutupnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3740 seconds (0.1#10.140)