Diduga Bernuansa Politik, FSTM Sayangkan Aksi Munajat 212
A
A
A
JAKARTA - Forum Silaturahim Takmir Mesjid (FSTM) Jakarta menyayangkan kegiatan malam Munajat 212 di Monas bernuansa politik.
Wasekjen FSTM DKI Jakarta, Fajar Agung Saputra menuturkan, seharusnya kegiatan yang diprakasai oleh MUI DKI Jakarta itu seharusnya terbebas dari kegiatan-kegiatan yang bermuatan politis. "Kami sangat menyayangkan acara Munajat 212, sebab sangat berbeda antara apa yang ada di undangan atau imbauan dengan acara yang terlaksana," kata Fajar di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 26 Februari 2019.
Oleh sebab itu, MUI DKI yang merupakan sebagai panitia acara harus bertanggung jawab atas kejadian yang tidak seharusnya dalam acara tersebut.
"Semestinya MUI sebagai lembaga keagamaan yang pengurusnya merupakan repsentasi dan perwakilan dari berbagai macam ormas, harus netral tidak memberikan dukungan secara terang-terangan kepada salah satu paslon," tegasnya.
Dari kejadian tersebut. Fajar meminta kepada MUI pusat untuk mencopot Ketua MUI DKI Jakarta, Munahar Muchtar dari jabatannya, sebab dianggap orang yang bertanggung jawab adanya kegiaatan dukungan terhadap salah satu paslon di malam Munajat 212. "Ketua MUI DKI telah mencederai marwah lembaga, secara terang benderang berarti ia telah melakukan konsolidasi politik. Dan ini terbukti dengan orasi-orasi politik dan pembacaan puisi," tuturnya.
Pihaknya meminta kepada pimpinan MUI Pusat untuk segera mengambil langkah tegas atas kejadian tersebut. "Kami meminta dewan pimpinan atau pengurus MUI pusat untuk mengambil tindakan tegas berupa teguran atau pemberhentian kepada Ketua MUI Jakarta dan seluruh pengurus MUI yang terlibat pada acara tersebut," ucapnya.
Wasekjen FSTM DKI Jakarta, Fajar Agung Saputra menuturkan, seharusnya kegiatan yang diprakasai oleh MUI DKI Jakarta itu seharusnya terbebas dari kegiatan-kegiatan yang bermuatan politis. "Kami sangat menyayangkan acara Munajat 212, sebab sangat berbeda antara apa yang ada di undangan atau imbauan dengan acara yang terlaksana," kata Fajar di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 26 Februari 2019.
Oleh sebab itu, MUI DKI yang merupakan sebagai panitia acara harus bertanggung jawab atas kejadian yang tidak seharusnya dalam acara tersebut.
"Semestinya MUI sebagai lembaga keagamaan yang pengurusnya merupakan repsentasi dan perwakilan dari berbagai macam ormas, harus netral tidak memberikan dukungan secara terang-terangan kepada salah satu paslon," tegasnya.
Dari kejadian tersebut. Fajar meminta kepada MUI pusat untuk mencopot Ketua MUI DKI Jakarta, Munahar Muchtar dari jabatannya, sebab dianggap orang yang bertanggung jawab adanya kegiaatan dukungan terhadap salah satu paslon di malam Munajat 212. "Ketua MUI DKI telah mencederai marwah lembaga, secara terang benderang berarti ia telah melakukan konsolidasi politik. Dan ini terbukti dengan orasi-orasi politik dan pembacaan puisi," tuturnya.
Pihaknya meminta kepada pimpinan MUI Pusat untuk segera mengambil langkah tegas atas kejadian tersebut. "Kami meminta dewan pimpinan atau pengurus MUI pusat untuk mengambil tindakan tegas berupa teguran atau pemberhentian kepada Ketua MUI Jakarta dan seluruh pengurus MUI yang terlibat pada acara tersebut," ucapnya.
(whb)