RSUD Cengkareng Diserbu Warga, Jumlah Pasien DBD Meningkat

Jum'at, 22 Februari 2019 - 22:04 WIB
RSUD Cengkareng Diserbu Warga, Jumlah Pasien DBD Meningkat
RSUD Cengkareng Diserbu Warga, Jumlah Pasien DBD Meningkat
A A A
JAKARTA - Ketakutan akan terkena demam berdarah dengue (DBD) membuat RSUD Cengkareng dipenuhi sejumlah warga. Hingga 22 Februari 2019 ini, RSUD Cengkareng mencatat ada 259 pasien DBD yang dirawat.

Pantauan SINDOnews di RSUD Cengkareng, Jumat (22/2/2019) siang, puluhan warga memenuhi sejumlah lorong di kawasan RSUD Cengkareng. Poliklinik, UGD hingga ruang perawatan dipenuhi oleh pasien dan keluarga. Mereka ketakutan karena demam tinggi yang kunjung reda.

Titi (39) salah satu warga Kalideres, Jakarta Barat mengungkapkan. Bahwa sudah empat hari anaknya keduanya mengalami demam tinggi. Ia kemudian mencoba melakukan pengecekan ke RSUD Cengkareng.

Hingga menjelang sore, Titi baru selesai mengecek anaknya. Indikasi bukan DBD diungkapkan oleh dokter. Meski demikian Titi tak percaya, cek darah si anak belum dikantongi olehnya. “Katanya nunggu tiga lagi,” kata Titi yang kala itu keluar dari ruang pelayanan. (Baca Juga: Antisipasi Kejadian Luar Biasa DBD, Ini Imbauan Kadinkes DKI)

Humas RSUD Cengkareng, Agung Rusyana tak menampik dengan ucapan Titi. Ia mengakui pasien DBD alami peningkatan. Sepanjang tahun 2018, Agung mencatat ada 423 pasien DBD. Sementara hingga 22 Februari 2019 pihaknya mencatat 259 pasien. Artinya ada 50 persen lebih pasien bila membandingkan tahun 2018.

Meski demikian, Agung mengakui pernyataan Gubernur DKI, Anies Baswedan yang menyarankan untuk dicek DBD dan perawatan gratis bagi pasien DBD mendorong masyarakat terus berdatangan.

Karenanya, pihak Cengkareng terpaksa menambah sejumlah kasur perawatan. Termasuk menambah jam kerja bagi perawat dan petugas keamanan. “Jadinya makin banyak,” ucap Agung. (Baca Juga: Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Dunia karena DBD)

Meski demikian, banyaknya masyarakat yang datang, diakui tidak serta merta terkena DBD. Ada beberapa pengecekan justru terungkap bahwa demam tinggi bukan disebabkan oleh DBD. “Tapi tetap kita tangani. Memang saat ini prioritas kami DBD,” ucapnya.

Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Weningtyas Purnomo mengatakan mencegah DBD meningkat pihaknya telah mengutkan metode surveilans terhadap rumah sakit. Laporan kasus DBD dilakukan 1x24 jam melalui sistem surveilans.

“Setelah diagnosa ditegakkan agar dapat segera dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh puskesmas,” kata Weningtyas.

Selain itu, sudin juga memberikan beberapa surat edaran kepada sejumlah Rumah Sakit dan Puskesmas. Ketersedian sarana, alat dan obat obat tetap ada dalam menunjang tatalaksana penderita DBD.

Sementara untuk lingkungan, Weningtyas mengatakan penguatan advokasi dan koordinasi lintas sektor untuk mendukung optimalisasi Gerakan PSN di 7 tatanan seperti Sudin Pendidikan, Kemenag, Sudin Parbud, Sudin UMKM, Sudin Perindustrian, Sudin PPAPP, Sudin Tenaga kerja, Sudin Kehutanan.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5130 seconds (0.1#10.140)