Integrasi Transjakarta, MRT, LRT, dan Commuter Line Mencakup Tiket

Senin, 18 Februari 2019 - 19:49 WIB
Integrasi Transjakarta,...
Integrasi Transjakarta, MRT, LRT, dan Commuter Line Mencakup Tiket
A A A
JAKARTA - Tak lama lagi, pilihan masyarakat akan moda transportasi massal di DKI Jakarta akan bertambah dengan beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dan Light Rail Transit (LRT). PT Transjakarta pun memastikan integrasi antarangkutan massal itu.

Direktur Pelayanan dan Pengembangan Bisnis PT Transjakarta , Izzul Waro, membeberkan, integrasi antarmoda itu, baik dengan MRT, LRT, maupun Commuter Line, akan mencakup tiga hal, yaitu integrasi fisik (sarana), tiket, dan rute perjalanan. Sejauh ini integrasi tersebut memang baru mencakup integrasi fisik, khususnya dengan MRT yang kerja samanya sudah berjalan intens selama dua bulan ini.

"Integrasi fisik bagian kami, itu melengkapi infrastruktur di halte. Kalau stasiun ke halte itu bagian PT MRT. Misalnya di CSW, kami bagian menyiapkan lift di halte, serta pendukung lainnya," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Senin (18/2/2019). (Baca juga: Transjakarta Pastikan Integrasi dengan MRT, Commuter Line, dan LRT)

Untuk integrasi tiket, lanjut Izul, PT Transjakarta dengan MRT tengah menyusun pembentukan satu unit pengelola yang nantinya bertugas membentuk satu kartu pembayaran dan bisa digunakan di berbagai moda. Unit tersebut juga yang akan mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, termasuk ke Bank Indonesia (BI).

Idealnya, kata Izzul, integrasi tiket sudah rampung sebelum MRT beroperasi. Namun melihat perkembangannya, kemungkinan integrasi tiket baru bisa digunakan setelah MRT beroperasi. Untuk itu, MRT telah menyiapkan kartu khusus bernama Kartu Jelajah. "Kalau integrasi rute, MRT memiliki grafik perjalanan kereta api yang akan disinergikan dengan jadwal operasional Transjakarta dan moda transportasi lainnya. Semua masih berproses," ungkapnya. (Baca juga: MRT dan LRT Segera Hadir, Transjakarta Matangkan Persiapan Integrasi)

Direktur Utama PT MRT, William Syahbandar, menuturkan, dalam tampilan kartu MRT yang dinamai Kartu Jelajah itu terdapat logo Jak Lingko. Artinya, ke depan kartu MRT akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. William menegaskan, saat ini kartu MRT sistemnya masih sendiri. Sebab, untuk integrasi dengan sistem moda transportasi lain butuh waktu dan proses. Adapun MRT akan beroperasi pada Maret mendatang.

Dengan sisa waktu yang ada, tidak mungkin kartu MRT langsung terintegrasi dengan lainnya, lantaran MRT sudah memiliki kartu sejak tahun lalu. “Nantinya akan terintegrasi. Tapi pada saat MRT beroperasi, masih kartunya MRT,” ucapnya. (Baca juga: Transjakarta dan LRT Terintegrasi, Mirip Bandara Internasional)

William mengaku telah melakukan proof of concept (POC) di Bank Indonesia untuk melibatkan tujuh perbankan yang lain dalam kartu tiket, sehingga dari kartu bank bisa dipakai di MRT. “Tujuh kartu bank lain yang kita seleksi ini harus cepat waktu tapping-nya. Waktunya harus satu detik satu detik. Kalau kartunya lama, kan kasihan penumpang," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, menegaskan, tidak akan ada tumpang tindih pengelolaan meski integrasi MRT dan Transjakarta dikelola oleh Gubernur Anies melalui BUMD. Karenanya, BPTJ juga akan mengitegrsikan moda Transportasi milik DKI dengan moda transportasi milik pemerintah pusat, seperti kereta api ringan atau LRT Jabodetabek.

Sehingga, pada 2029 tercipta moda share angkutan umum maksimal 80 persen, meski targetnya 60 persen. Apalagi saat ini pihaknya sudah menyelesaikan satu sistem tiket pembayaran antarmoda. “Ya, kami sudah menyelesaikan sistem satu tiket pembayaran. Jadi kartu commuter bisa digunakan untuk MRT, LRT, dan Transjakarta, begitu juga sebaliknya. Tidak masalah MRT keluarkan kartu sendiri asal bisa digunakan untuk lainnya. Tahun ini kami akan implementsikan,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1777 seconds (0.1#10.140)