Nobar Debat Capres, Perindo Tangsel Undang Kalangan Milenial
A
A
A
TANGERANG SELATAN - DPD Partai Perindo Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bersiap menggelar Nonton bareng (Nobar) debat Calon Presiden (Capres) kedua Minggu 17 Februari 2019. Nantinya, tak hanya para Tim Kampanye Daerah (TKD) dan partai politik (parpol) pengusung yang hadir, tapi juga kalangan milenial dari berbagai profesi.
Ketua DPD Partai Perindo Kota Tangsel, Julia Mihardja menuturkan, pada nobar debat capres kedua nanti sengaja mengundang lebih banyak kalangan milenial. Langkah itu guna menambah keyakinan mereka mengenai keberhasilan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini.
"Salah satu isu yang akan dibahas dalam debat kedua ini adalah isu seputar infrastruktur. Kami sengaja lebih banyak melibatkan kalangan milenial untuk hadir, karena mereka ini usia-usia produktif sehingga bisa menilai objektif berbagai perubahan infrastruktur yang dialami sejak kepemimpinan Pak Jokowi," terangnya kepada di DPD Partai Perindo Kota Tangsel, Ciputat, Jumat (15/2/2019).
Menurut Julia, perubahan itu bisa dilihat dengan mudah antara sebelum dan ketika Jokowi memimpin. Perubahan yang paling nyata, kata dia, selama menjabat Jokowi sukses meletakkan paradigma pembangunan Indonesia sentris.
"Bisa dikatakan, infrastruktur Jokowi menyatukan Indonesia. Jadi pembangunan tak hanya berlangsung di Pulau Jawa saja, tapi merata di seluruh Indonesia, di perbatasan, kawasan pinggiran, di pulau terdepan, maupun di kawasan terisolir," imbuhnya.
Dengan begitu, lanjut Julia, pembangunan infrastruktur bukan hanya memperlancar konektivitas antara satu wilayah dengan wilayah lain, tapi juga menurunkan biaya logistik, serta mempersatukan Indonesia.
"Baru saat ini, rakyat di perbatasan bangga menjadi warga negara Indonesia karena kawasan perbatasan ditempatkan sebagai beranda terdepan Indonesia," tambahnya.
Julia menjelaskan, selama memimpin Presiden Jokowi telah membangun sekira 3.432 kilometer jalan, 947 kilometer tol, 10 bandara baru, 19 pelabuhan, palapa ring yang menjangkau 457 kabupaten, 17 bendungan, ribuan embung dan saluran irigasi, serta listrik yang rasio elektrifikasinya mencapai 98,3%.
Bahkan, ucap dia, Jokowi juga membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan rakyat, seperti penyediaan air bersih (SPAM), pembangunan jalan desa, Mandi Cuci Kakus (MCK) dan juga infrastruktur dasar yang lain.
"Pak Jokowi juga membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan rakyat," tegasnya.
Diungkapkannya, pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia secara otomatis membuka banyak lapangan pekerjaan. Terlebih, infrastruktur yang dibangun bukan hanya berskala besar, tapi juga pembangunan skala kecil yang menggunakan dana desa dan disalurkan melalui sistem padat karya tunai.
"Beliau meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastruktur. yaitu dengan mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi kawasan serta sentra-sentra ekonomi. Itupun tidak selalu mengandalkan APBN, tapi juga mengembangkan pembiayaan kreatif dan inovatif lainnya," tukasnya.
Ketua DPD Partai Perindo Kota Tangsel, Julia Mihardja menuturkan, pada nobar debat capres kedua nanti sengaja mengundang lebih banyak kalangan milenial. Langkah itu guna menambah keyakinan mereka mengenai keberhasilan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini.
"Salah satu isu yang akan dibahas dalam debat kedua ini adalah isu seputar infrastruktur. Kami sengaja lebih banyak melibatkan kalangan milenial untuk hadir, karena mereka ini usia-usia produktif sehingga bisa menilai objektif berbagai perubahan infrastruktur yang dialami sejak kepemimpinan Pak Jokowi," terangnya kepada di DPD Partai Perindo Kota Tangsel, Ciputat, Jumat (15/2/2019).
Menurut Julia, perubahan itu bisa dilihat dengan mudah antara sebelum dan ketika Jokowi memimpin. Perubahan yang paling nyata, kata dia, selama menjabat Jokowi sukses meletakkan paradigma pembangunan Indonesia sentris.
"Bisa dikatakan, infrastruktur Jokowi menyatukan Indonesia. Jadi pembangunan tak hanya berlangsung di Pulau Jawa saja, tapi merata di seluruh Indonesia, di perbatasan, kawasan pinggiran, di pulau terdepan, maupun di kawasan terisolir," imbuhnya.
Dengan begitu, lanjut Julia, pembangunan infrastruktur bukan hanya memperlancar konektivitas antara satu wilayah dengan wilayah lain, tapi juga menurunkan biaya logistik, serta mempersatukan Indonesia.
"Baru saat ini, rakyat di perbatasan bangga menjadi warga negara Indonesia karena kawasan perbatasan ditempatkan sebagai beranda terdepan Indonesia," tambahnya.
Julia menjelaskan, selama memimpin Presiden Jokowi telah membangun sekira 3.432 kilometer jalan, 947 kilometer tol, 10 bandara baru, 19 pelabuhan, palapa ring yang menjangkau 457 kabupaten, 17 bendungan, ribuan embung dan saluran irigasi, serta listrik yang rasio elektrifikasinya mencapai 98,3%.
Bahkan, ucap dia, Jokowi juga membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan rakyat, seperti penyediaan air bersih (SPAM), pembangunan jalan desa, Mandi Cuci Kakus (MCK) dan juga infrastruktur dasar yang lain.
"Pak Jokowi juga membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan rakyat," tegasnya.
Diungkapkannya, pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia secara otomatis membuka banyak lapangan pekerjaan. Terlebih, infrastruktur yang dibangun bukan hanya berskala besar, tapi juga pembangunan skala kecil yang menggunakan dana desa dan disalurkan melalui sistem padat karya tunai.
"Beliau meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastruktur. yaitu dengan mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi kawasan serta sentra-sentra ekonomi. Itupun tidak selalu mengandalkan APBN, tapi juga mengembangkan pembiayaan kreatif dan inovatif lainnya," tukasnya.
(mhd)