Dua Pekan Ruas Jalan R3 Bogor Timur Ditutup, Warga Ancam Unjuk Rasa
A
A
A
BOGOR - Sudah hampir dua pekan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menutup ruas Jalan Ring Road Regional (R3) di Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor. Hal ini sebagai tindak lanjut dari gugatan ahli waris Siti Khadijah atas sebidang tanahnya yang tak kunjung dibayar sejak 2014 silam.
Hingga hari ini atau sejak 22 Desember 2018 lalu, Pemkot Bogor terus berupaya mematuhi putusan Pengadilan Negeri (PN) Bogor yang memerintahkan menutup ruas jalan sepanjang 1.987 meter persegi yang lahannya milik Siti Khadijah yang belum dibayarkan.
Selain memasang water barrier atau pembatas jalan plastik, sejak hari ini Pemkot Bogor mulai menurunkan puluhan kubik bongkahan batu besar dan kecil. Sebab sejak ditutup masih saja banyak pengguna jalan yang nekat menerobosnya. Penutupan ruas jalan ini mendapat reaksi dari pengguna jalan.
"Saya juga bingung, sampai sekarang sudah hampir dua minggu belum dibuka juga. Jelas saya sebagai warga Perumahan Mutiara Bogor Raya, yang setiap hari beraktivitas menggunakan jalan ini, sangat kecewa dengan pemda yang menghambat jalan," ujar Herdian, pengendara sepeda motor saat ditemui di titik putaran lokasi blokade jalan, Kamis (3/1/2019).
Hal senada diungkapkan Erwin, warga Kampung Bantarkemang Atas, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor. Sejak ruas jalan tersebut ditutup banyak pengendara motor yang tersesat saat melintasi jalan 'tikus' atau alternatif di pemukiman warga.
"Tentu ini mengganggu, pemukiman kami menjadi bising. Bahkan seringkali terjadi kemacetan. Bahkan saya juga jadi sulit beraktivitas, biasanya 15 menit ke Cimahpar-Sukaraja, sekarang sejak ditutup jadi 30 menit karena harus berputar ke Parung Banteng atau Tanah Baru," keluhnya.
Atas kondisi tersebut, banyak pengguna jalan yang notabone warga sekitar mengancam berunjuk rasa, jika Pemkot tak kunjung menyelesaikan permasalahannya dengan pemilik lahan.
"Saya juga kesal dan mendukung masyarakat untuk demo. Karena masalah ini kita sudah mendengar sejak lama, tapi enggak selesai juga," ujar Saepudin, warga Taman Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor.
Berdasarkan pantauan, lantaran minimnya rambu penutupan jalan, tidak sedikit pengendara roda dua maupun empat yang berbalik arah di lokasi. "Saya sendiri enggak tahu, pas sudah dekat aja baru tahu kalau jalannya lagi ditutup pakai batu-batu," tegas Sopiyan, warga Ciawi.
Hingga hari ini atau sejak 22 Desember 2018 lalu, Pemkot Bogor terus berupaya mematuhi putusan Pengadilan Negeri (PN) Bogor yang memerintahkan menutup ruas jalan sepanjang 1.987 meter persegi yang lahannya milik Siti Khadijah yang belum dibayarkan.
Selain memasang water barrier atau pembatas jalan plastik, sejak hari ini Pemkot Bogor mulai menurunkan puluhan kubik bongkahan batu besar dan kecil. Sebab sejak ditutup masih saja banyak pengguna jalan yang nekat menerobosnya. Penutupan ruas jalan ini mendapat reaksi dari pengguna jalan.
"Saya juga bingung, sampai sekarang sudah hampir dua minggu belum dibuka juga. Jelas saya sebagai warga Perumahan Mutiara Bogor Raya, yang setiap hari beraktivitas menggunakan jalan ini, sangat kecewa dengan pemda yang menghambat jalan," ujar Herdian, pengendara sepeda motor saat ditemui di titik putaran lokasi blokade jalan, Kamis (3/1/2019).
Hal senada diungkapkan Erwin, warga Kampung Bantarkemang Atas, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor. Sejak ruas jalan tersebut ditutup banyak pengendara motor yang tersesat saat melintasi jalan 'tikus' atau alternatif di pemukiman warga.
"Tentu ini mengganggu, pemukiman kami menjadi bising. Bahkan seringkali terjadi kemacetan. Bahkan saya juga jadi sulit beraktivitas, biasanya 15 menit ke Cimahpar-Sukaraja, sekarang sejak ditutup jadi 30 menit karena harus berputar ke Parung Banteng atau Tanah Baru," keluhnya.
Atas kondisi tersebut, banyak pengguna jalan yang notabone warga sekitar mengancam berunjuk rasa, jika Pemkot tak kunjung menyelesaikan permasalahannya dengan pemilik lahan.
"Saya juga kesal dan mendukung masyarakat untuk demo. Karena masalah ini kita sudah mendengar sejak lama, tapi enggak selesai juga," ujar Saepudin, warga Taman Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor.
Berdasarkan pantauan, lantaran minimnya rambu penutupan jalan, tidak sedikit pengendara roda dua maupun empat yang berbalik arah di lokasi. "Saya sendiri enggak tahu, pas sudah dekat aja baru tahu kalau jalannya lagi ditutup pakai batu-batu," tegas Sopiyan, warga Ciawi.
(thm)