Terminal Tipe A Pondok Cabe Diresmikan, Dilengkapi Sistem E-Payment
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Terminal Pondok Cabe yang terletak di Jalan Kemiri Raya, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), resmi beroperasi mulai Senin (31/12/2018). Di sela peresmian itu turut dilakukan Pre Launching System Electronic Payment bagi para penumpang.
Terminal bertipe A ini memiliki luas keseluruhan mencapai sekitar 25.995 meter persegi, terdiri atas bangunan utama seluas 2.550 meter persegi, terminal angkutan dalam kota seluas 1.125 meter persegi, terminal bus antarkota dengan luas 2.500 meter persegi+ 2.870 meter persegi, serta 1.800 meter persegi untuk terminal angkot.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan Terminal Pondok Cabe ada di tangan Kementerian Perhubungan, dalam hal ini pengelolaannya dialihkan kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), karena menaungi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, mengatakan, Terminal Pondok Cabe dilengkapi sistem tiket elektronik yang merupakan salah satu bentuk inovasi layanan Single E-Ticketing. Sistem itu disebutkan mampu memudahkan masyarakat dalam menggunakan angkutan umum secara praktis.
"Hari ini kita mengoperasikan Terminal Pondok Cabe, di bawah koordinasi dengan pemerintah Kota Tangerang Selatan. Istimewanya, tadi sudah dijelaskan bahwa PPD sudah membangun sistem tiketing, jadi semua kartu bisa dibaca. Karena kalau bicara transportasi terintegrasi, tidak hanya fisik, tapi juga sistem pembayarannya," paparnya.
Menurut Bambang, diresmikannya terminal Pondok Cabe merupakan suatu upaya untuk meningkatkan layanan angkutan umum massal. Sehingga dengan begitu, masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi menjadi menggunakan angkutan umum. "Kendaraan pribadi volumenya sudah meningkat signifikan. Oleh karena itu pemerintah perlu hadir dengan program-program angkutan massalnya," jelasnya.
Saat ini, berbagai moda transportasi massal telah dioperasikan. Sehingga peresmian Terminal Pondok Cabe secara otomatis dapat menekan pengguna kendaraan pribadi. Terlebih trayek, daya tampung dan fasilitas terminal sangat memadai. "Kalau semua angkutan umum sudah terbangun, kami (BPTJ) bisa melayani sekitar 7-8 juta penumpang per hari. Tapi masih kurang, karena pergerakan kita 50 juta per hari. Oleh karena itu kita masih perlu membangun angkutan massal lain," imbuhnya.
Dengan diresmikannya Terminal Pondok Cabe, maka saat ini BPTJ telah mengelola 4 terminal tipe A yang tersebar di Jabodetabek, yakni Pondok Cabe di Tangsel, Terminal Jatijajar Kota Depok, Terminal Baranangsiang Kota Bogor, dan Poris Plawad Kota Tangerang. "Jadi sudah ada empat terminal tipe A, yang baru itu Pondok Cabe dan Jatijajar," pungkas Bambang.
Sementara itu, Perum PPD setidaknya telah menyiapkan 20 unit bus yang beroperasi di Terminal Pondok Cabe. Bus-bus itu berkategori premium, dengan fasilitas utama bagi pengguna tiketing. "Ada 20 bus, 10 bus tujuan Terminal Senen dan 10 bus tujuan Tanah Abang. Jumlah itu akan kami tambah, tergantung permintaan di lapangan, akan kami pantau dulu," kata Dirut Perum PPD Pande Putu Yasa.
Terminal bertipe A ini memiliki luas keseluruhan mencapai sekitar 25.995 meter persegi, terdiri atas bangunan utama seluas 2.550 meter persegi, terminal angkutan dalam kota seluas 1.125 meter persegi, terminal bus antarkota dengan luas 2.500 meter persegi+ 2.870 meter persegi, serta 1.800 meter persegi untuk terminal angkot.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan Terminal Pondok Cabe ada di tangan Kementerian Perhubungan, dalam hal ini pengelolaannya dialihkan kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), karena menaungi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, mengatakan, Terminal Pondok Cabe dilengkapi sistem tiket elektronik yang merupakan salah satu bentuk inovasi layanan Single E-Ticketing. Sistem itu disebutkan mampu memudahkan masyarakat dalam menggunakan angkutan umum secara praktis.
"Hari ini kita mengoperasikan Terminal Pondok Cabe, di bawah koordinasi dengan pemerintah Kota Tangerang Selatan. Istimewanya, tadi sudah dijelaskan bahwa PPD sudah membangun sistem tiketing, jadi semua kartu bisa dibaca. Karena kalau bicara transportasi terintegrasi, tidak hanya fisik, tapi juga sistem pembayarannya," paparnya.
Menurut Bambang, diresmikannya terminal Pondok Cabe merupakan suatu upaya untuk meningkatkan layanan angkutan umum massal. Sehingga dengan begitu, masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi menjadi menggunakan angkutan umum. "Kendaraan pribadi volumenya sudah meningkat signifikan. Oleh karena itu pemerintah perlu hadir dengan program-program angkutan massalnya," jelasnya.
Saat ini, berbagai moda transportasi massal telah dioperasikan. Sehingga peresmian Terminal Pondok Cabe secara otomatis dapat menekan pengguna kendaraan pribadi. Terlebih trayek, daya tampung dan fasilitas terminal sangat memadai. "Kalau semua angkutan umum sudah terbangun, kami (BPTJ) bisa melayani sekitar 7-8 juta penumpang per hari. Tapi masih kurang, karena pergerakan kita 50 juta per hari. Oleh karena itu kita masih perlu membangun angkutan massal lain," imbuhnya.
Dengan diresmikannya Terminal Pondok Cabe, maka saat ini BPTJ telah mengelola 4 terminal tipe A yang tersebar di Jabodetabek, yakni Pondok Cabe di Tangsel, Terminal Jatijajar Kota Depok, Terminal Baranangsiang Kota Bogor, dan Poris Plawad Kota Tangerang. "Jadi sudah ada empat terminal tipe A, yang baru itu Pondok Cabe dan Jatijajar," pungkas Bambang.
Sementara itu, Perum PPD setidaknya telah menyiapkan 20 unit bus yang beroperasi di Terminal Pondok Cabe. Bus-bus itu berkategori premium, dengan fasilitas utama bagi pengguna tiketing. "Ada 20 bus, 10 bus tujuan Terminal Senen dan 10 bus tujuan Tanah Abang. Jumlah itu akan kami tambah, tergantung permintaan di lapangan, akan kami pantau dulu," kata Dirut Perum PPD Pande Putu Yasa.
(thm)