Tol Macet Parah, Polri Siapkan Opsi One Way

Kamis, 20 Desember 2018 - 11:13 WIB
Tol Macet Parah, Polri Siapkan Opsi One Way
Tol Macet Parah, Polri Siapkan Opsi One Way
A A A
JAKARTA - Polri akan menerapkan sistem satu arah (one way) di ruas jalan Tol Cikampek dan Cipali jika kemacetan parah terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru 2019. Opsi lainnya yang akan diterapkan yakni penerapan contra flow (lawan arah) yang dilakukan secara bergantian.

“One way dan contra flow bagian dari diskresi yang akan diterapkan jika situasi lalu lintas padat sekali. Prinsip utamanya adalah kenyamanan publik menjadi prioritas dibanding profit,” ujar Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian usai menggelar rapat koordinasi persiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru 2019 di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin.

Rapat koordinasi juga dihadiri Sekretaris Kemenko Polhukam Letjen TNI Agus Surya Bakti, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto. Hadir pula Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri, Komandan Korps Brimob Irjen Pol Rudy Sufahriadi dan lainnya.

Selain kemacetan, ancaman kerawanan saat Natal dan Tahun Baru yang menjadi perhatian serius adalah aksi teror. Meski sejauh ini kata Tito belum ada indikasi adanya serangan terorisme. Namun begitu, sejumlah antisipasi dan peningkatan pengamanan di objek-objek vital telah dilakukan. "Khusus menjelang Natal dan Tahun Baru, satu bulan terakhir ini sudah dilakukan penangkapan sebanyak 21 orang di tujuh wilayah,” ungkapnya.

Tito mengatakan, dalam mengamankan Natal dan Tahun Baru, Polri melibatkan unsur-unsur terkait, mulai dari TNI, pemuda gereja, serta ormas keagamaan. “Seperti Banser mereka juga bersedia, Anshor bersedia untuk mengamankan. Sudah dilakukan koordinasi,” kata Tito.
Ancaman lain yang perlu diwaspadai adalah kasus-kasus konvensional yang ringan, tetapi mengganggu keamanan dan ketertiban. Misalnya, copet, calo, premanisme, jambret, hipnotis di pelabuhan, stasiun kereta api, terminal-terminal.

Kepolisian RI akan menggelar Operasi Lilin pada 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019 dalam rangka pengamanan libur Natal dan Tahun Baru 2019. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Polri mengerahkan 94.946 untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru.

Dedi menyebutkan, ada 13 Polda prioritas dalam Operasi Lilin yang memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Sebanyak 13 Polda itu adalah Polda Sumatera Utara, Lampung, Banten, Metro Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. “Kita memiliki titik Polda prioritas, yang memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi. Dari berbagai aspek baik kejahatan konvensional maupun kejahatan transnasional menjadi fokus polisi,” kata Dedi.

Dedi mengatakan, objek yang menjadi sasaran dalam pengamanan Operasi Lilin sebanyak 57.946. Terdiri dari 856 terminal bus, 260 stasiun kereta api, 530 pelabuhan laut, 2.684 pusat-pusat perbelanjaan, 207 bandar udara, 2.705 tempat atau obyek wisata dengan sasaran pengamanan juga yang diantisipasi pihak Kepolisian.

Dedi mengatakan, dalam perayaan Natal, kepolisian juga dibantu oleh elemen masyarakat untuk mengamankan 48.796 gereja. “Dibantu oleh masyarakat, seperti tahun-tahun sebelumnya dari masyarakat Muslim dibantu pengamanan Kepolisian di gereja-gereja atau tempat-tempat ibadah umat Kristiani,” tandas jenderal bintang satu ini.

Sekretaris Kemenko Polhukam Letjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan, pemerintah siap untuk mengamankan jalannya perayaan Natal dan Tahun Baru. “Dengan mengintegrasikan dan sinergikan semua kekuatan yang ada. Tentunya peran serta masyarakat semua untuk sama-sama secara aktif melakukan upaya pencegahan dan melaporkan hal yang menimbulkan kerawanan,” ujar Agus.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek meminta pemerintah daerah membuka puskesmas dan rumah sakit selama 24 jam pada masa libur Natal dan Tahun Baru mendukung kelancaran libur akhir tahun. “Kami meminta kepada gubernur untuk puskesmas dibuka 24 jam, termasuk RS," kata Nila.

Nila menjelaskan, Kemenkes juga memiliki layanan panggilan darurat yang bisa dihubungi dengan nomor 199. Layanan tersebut bergerak lebih cepat karena dapat menjemput orang sakit dengan ambulans roda dua. Kemenkes juga menyediakan tempat istirahat yang dilengkapi tenaga medis serta fasilitas kesehatan di lokasi-lokasi yang menjadi jalur mudik."Kami punya yang namanya 119, jadi ini bergerak lebih cepat dalam keadaan darurat dengan memakai ambulans roda dua," ucapnya. (M Yamin/Ichsan Amin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6273 seconds (0.1#10.140)