Atasi Banjir Rob Jakarta, Giant Sea Wall Dikembangkan Jadi NCICD

Senin, 10 Desember 2018 - 15:16 WIB
Atasi Banjir Rob Jakarta, Giant Sea Wall Dikembangkan Jadi NCICD
Atasi Banjir Rob Jakarta, Giant Sea Wall Dikembangkan Jadi NCICD
A A A
JAKARTA - DKI Jakarta membutuhkan tanggul laut raksasa (giant sea wall) untuk mencegah terjadinya banjir rob. Hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Air dan Sumber Daya Air, Firdaus Ali.

Firdaus mengatakan, sekarang giant sea wall dikembangkan menjadi national capital integrated coastal development (NCICD). Menurutnya, proyek tanggul pantai tetap berjalan tapi sekarang kendali dibawah pemerintah pusat yakni Kementerian PUPR.

“Sekarang namanya NCICD dan itu tetap jalan. Sekarang dibawah Kementerian PUPR,” kata Firdaus di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Tidak hanya Pemprov DKI Jakarta, proyek NCICD ini juga melibatkan Pemprov Banten dan Pemprov Jawa Barat. Saat ini perencanaannya sedang dimatangkan pemerintah pusat.

“Itu sedang dimatangkan perencanaannya di Kementerian PUPR dengan melibatkan tenaga ahli Belanda, Korea, Jepang, dan Indonesia,” ujarnya.

Firdaus menjelaskan NCICD pengembangan lebih terpadu dari giant sea wall. Jika giant sea wall hanya membangun tanggul saja, nantinya NCICD akan mengkaitkan dengan pengembangan kawasan dan wilayah.

“Aspek macam-macam lingkungan, keterpaduan, finansial ekonomi, pengembangan kawasan pantai, tanggul juga akan dijadikan jalur untuk kereta api dan tol sehingga orang tidak perlu lagi masuk ke dalam kota,” jelasnya.

Misalkan, dari Cikarang, Bekasi nanti bisa melalui pinggir pantai yang dibangun tanggul itu sampai ke daerah Banten. Dengan demikian beban transportasi, terutama kendaraan berat itu tidak lagi masuk ke dalam kota, termasuk Priok.

“Intinya sama tapi lebih dikembangkan. Kalau cuma giant sea wall itu gunanya bikin tanggul saja. Tapi kalau ini (NCICD) kan tidak. Di atas tanggul itu akan ada macam-macam nanti. Ada tanggul baru, ada jalur kereta api, ada jalan tol, ada perumahan nelayan, penampungan nelayan,” tuturnya.

Ia berharap studi kelayakan dan desain NCICD rampung akhir 2018. Jika tidak, diperpanjang hingga akhir 2019. “Kalau semuanya smooth, tahun 2020 harusnya sudah groundbreaking. Karena ini untuk menahan rob dan kedua juga Jakarta tidak tenggelam,” tandasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan menilai proyek pembangunan giant sea wall harus dipertimbangkan ulang. Menurutnya, Jakarta butuh pembangunan tanggul pantai. Tanggul pantai dibutuhkan mengingat tanah di Jakarta mengalami penurunan, sedangkan permukaan air laut mengalami naik turun.

Sementara, Capres Prabowo Subianto menyebut air di laut utara Jakarta akan mencapai Bundaran Hotel Indonesia pada 2025. Menurut dia, hal itu sesuai prediksi United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4618 seconds (0.1#10.140)