Pemain Lama, Ini Peran Ketiga Pelaku Perampokan Driver Taksi Online
A
A
A
JAKARTA - Tiga perampok driver taksi online Go Car, di Bintaro Jaya Xchange Mall, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), ditangkap polisi. Ketiganya adalah Abdullah, Kamaludin Nopiansyah, dan Imamudin.
Kanit Reskrim Polsek Cisauk Ipda Warsito menyebutkan, ketiga pelaku berbagi peran dalam melancarkan aksinya. Pelaku Imamudin dan Kamaludin berperan mengikat korban dengan tambang, sedangkan Abdullah sebagai eksekutor.
"Totalnya ada tiga pelaku. Pelaku pertama Imam, ditangkap di Parakan, Sukabumi, tidak jauh dari lokasi mobil ditemukan, ada sekitar 10 km. Begitu mobil ditemukan, pelaku langsung berpencar," ujarnya, Senin (3/12/2018).
Pelaku kedua yang tertangkap adalah Abdullah alias Dewo. Dia ditangkap di Parung Kuda, di sebuah peternakan ayam. Abdullah ini merupakan pemain lama. Namun baru pertama ini tertangkap petugas kepolisian.
"Abdullah ini yang melakukan penodongan. Korban lalu ditengkurepin, dan Kamaludin yang mengambil alih setir. Setelah berputar satu jam, korban dibuang ke Setu. Korban dibawa jam 3 pagi ke RS," paparnya.
Pelaku terakhir yang ditangkap adalah Kamal. Dia ditangkap di Jalan Raya Parung Kuda, di sebuah showroom motor, saat sedang nongkrong. Dia berperan mengikat korban di dalam mobil bersama rekannya Abdullah.
"Tidak ada yang melawan. Pelaku pertama memang sempat mengelak. Tapi setelah ditunjukan barang bukti, pelaku baru memlngaku. Yang susah itu waktu mencari barang buktinya. Katanya dibuang," jelasnya.
Namun, saat dicari di kandang ayam oleh petugas, didapati sebilah pisau panjang dan tas yang digunakan pelaku. Selain sulit mencari celurit yang digunakan, polisi juga kesulitan mancari HP korban yang dibuang.
"Di dalam mobilnya darah semua. Saat korban hendak digorok, ditahan pakai tangan kanan, sehingga tangannya terluka terkena sayatan. Korban ditengkurepin di tengah-tengah persneling," jelasnya.
Para pelaku merupakan pemain lama. Mereka biasanya beraksi membegal motor. Tersangka Imam bahkan sempat tertangkap kasus curanmor di Polsek Sukabumi. Mereka ingin mengambil dan menguasai mobil korban.
Tersangka Abdullah mengaku nekat melukai korban karena melakukan perlawanan. "Saya terpaksa pak, korban melawan dan saya bacok. Korban lalu kami ikat pada tangan dan kakinya, mulutnya kita lakban. Semua sudah kami persiapkan," pungkasnya.
Sementara itu, Yulianto, korban perampokan, mengatakan, dia awalnya tidak mau berhenti di terowongan Bintaro Jaya Xchange Mall, karena sudah memiliki firasat buruk. Dia bahkan sempat ingin menabrakan mobil ke tiang.
"Mereka minta berhenti di tempat gelap. Yang pertama mengeluarkan seperti botol. Karena di depan ada sekuriti, niat saya mau menabrak mobil. Tapi mereka sudah tahu, mereka membawa celurit," ungkapnya.
Para pelaku memesan taksi online dengan akun milik orang lain bernama Andika Pratama. Mereka juga sempat mengancam agar dirinya tidak melawan. Ancaman itu dilakukan dengan celurit terhunus di leher.
Kanit Reskrim Polsek Cisauk Ipda Warsito menyebutkan, ketiga pelaku berbagi peran dalam melancarkan aksinya. Pelaku Imamudin dan Kamaludin berperan mengikat korban dengan tambang, sedangkan Abdullah sebagai eksekutor.
"Totalnya ada tiga pelaku. Pelaku pertama Imam, ditangkap di Parakan, Sukabumi, tidak jauh dari lokasi mobil ditemukan, ada sekitar 10 km. Begitu mobil ditemukan, pelaku langsung berpencar," ujarnya, Senin (3/12/2018).
Pelaku kedua yang tertangkap adalah Abdullah alias Dewo. Dia ditangkap di Parung Kuda, di sebuah peternakan ayam. Abdullah ini merupakan pemain lama. Namun baru pertama ini tertangkap petugas kepolisian.
"Abdullah ini yang melakukan penodongan. Korban lalu ditengkurepin, dan Kamaludin yang mengambil alih setir. Setelah berputar satu jam, korban dibuang ke Setu. Korban dibawa jam 3 pagi ke RS," paparnya.
Pelaku terakhir yang ditangkap adalah Kamal. Dia ditangkap di Jalan Raya Parung Kuda, di sebuah showroom motor, saat sedang nongkrong. Dia berperan mengikat korban di dalam mobil bersama rekannya Abdullah.
"Tidak ada yang melawan. Pelaku pertama memang sempat mengelak. Tapi setelah ditunjukan barang bukti, pelaku baru memlngaku. Yang susah itu waktu mencari barang buktinya. Katanya dibuang," jelasnya.
Namun, saat dicari di kandang ayam oleh petugas, didapati sebilah pisau panjang dan tas yang digunakan pelaku. Selain sulit mencari celurit yang digunakan, polisi juga kesulitan mancari HP korban yang dibuang.
"Di dalam mobilnya darah semua. Saat korban hendak digorok, ditahan pakai tangan kanan, sehingga tangannya terluka terkena sayatan. Korban ditengkurepin di tengah-tengah persneling," jelasnya.
Para pelaku merupakan pemain lama. Mereka biasanya beraksi membegal motor. Tersangka Imam bahkan sempat tertangkap kasus curanmor di Polsek Sukabumi. Mereka ingin mengambil dan menguasai mobil korban.
Tersangka Abdullah mengaku nekat melukai korban karena melakukan perlawanan. "Saya terpaksa pak, korban melawan dan saya bacok. Korban lalu kami ikat pada tangan dan kakinya, mulutnya kita lakban. Semua sudah kami persiapkan," pungkasnya.
Sementara itu, Yulianto, korban perampokan, mengatakan, dia awalnya tidak mau berhenti di terowongan Bintaro Jaya Xchange Mall, karena sudah memiliki firasat buruk. Dia bahkan sempat ingin menabrakan mobil ke tiang.
"Mereka minta berhenti di tempat gelap. Yang pertama mengeluarkan seperti botol. Karena di depan ada sekuriti, niat saya mau menabrak mobil. Tapi mereka sudah tahu, mereka membawa celurit," ungkapnya.
Para pelaku memesan taksi online dengan akun milik orang lain bernama Andika Pratama. Mereka juga sempat mengancam agar dirinya tidak melawan. Ancaman itu dilakukan dengan celurit terhunus di leher.
(thm)