Depo MRT Fase II Dialikan, MRT Tunggu Keputusan Pemda DKI
A
A
A
JAKARTA - Depo Mass Rapid Transit (MRT) fase II batal dilaksanakan di Kampung Bandan, Jakarta Utara. PT MRT siap melakukan fisibility study (FS) kembali di depo yang rencananya berada di lahan BMW, Sunter, Jakarta Utara.
Direktur Utama PT MRT, William Syahbandar mengatakan, sesuai dengan hasil rapat pimpinan terbatas (Rapimtas) yang dilaksanakan pada 9 oktober lalu, Gubernur DKI Anies Baswedan menyetujui penetapan lokasi (penlok) MRT Jakarta fase II yakni koridor Bundaran HI-Kota.
Menindaklanjuti rapimtas tersebut, Penlok MRT fase II telah diterbitkan melalui keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang penetapan lokasi untuk pembangunan jalur MRT koridor bundaran HI-Kota tanggal 21 November lalu.
Perubahan rute itu diterbitkan melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT Koridor Bundaran HI-Kota tanggal 21 November 2018.
Kendati demikian, kata William, perubahan rute MRT fase dua tidak akan merubah target penyelesaian pembangunan, yakni pada 2024. Menurutnya, perubahan rute tersebut hanyalah sebagai tahapan pembangunan.
"Tahap pertama dimulai dari Bundaran HI sampai Kota. Kota itu bukan depo. Depo belum diputuskan, tetapi kami sudah diskusikan. Apakah tetap di Kampung Bandan atau Stadion BMW itu tinggal tunggu keputusan pemerintah," kata William di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis 29 November 2018.
Koridor MRT fase II itu direncanakan dari Bundaran HI-Kampung Bandan dan loan agreement atau pinjaman dana Rp25 triliun dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sudah ditandatangani. Penandatanganan tersebut, kata William menjadi bagian penting dalam tahap pembangunan.
Apabila nantinya depo kampung Bandan dialihkan ke BMW, lanjut William, pihaknya berharap pemerintah segera memutuskan dimana lokasi Depo ke 2 itu berada. Sebab, pihaknya membutuhkan waktu untuk mengerjakan FS. Dirinya berharap keputusan depo ke 2 itu paling tidak harus selesai sebelum memulai fase satu berjalan pada Maret 2019.
"Sistem stability butuh waktu. Mumpung konsultan kita desain kita lagi bekerja ya sekarang aja kita siapkan. Maret lah paling tidak sudah diputuskan lokasi depo. Supaya kita bisa membelokkan kalau memang harus. Karena keputusannya apakah memamg di kampung bandan atau BMW," tegasnya.
Adapun progres pembangunan MRT fase I (Lebak bulus-bundaran HI) saat ini mencapai 97,52 persen. Ditergetkan pengoperasian MRT Maret 2019. Untuk 2,5 persennya hanya tinggal pelengkapan fasilitas seperti eskalator dan entrance.
Sejalan dengan progres kontruksi, William menyatakan terus memacu pekerjaan pengetesan dan pemeriksaan sistem. Pengetasan sendiri sudah dilakukan sejak 9 Agustus 2018 lalu hingga hari ini. Sebab kereta akan dioparasikan secara otomatis atau yang disebut automatic train operation.
"Pengoperasian dilakukan secara otomatis. Yang sedang kami lakukan ketepatan, kereta berangkat, berhenti disetiap stasiun. Ini membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi," ujarnya.
Asisten Pembanguan Sekertaris Daerah DKI Jakarta, Yusmada Faisal meminta PT MRT yang memutuskan lokasi Depo fase II. Menurutnya, sejauh ini dia tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan tersebut. "Silahkan tanya PT MRT untuk Depo fase II," ujarnya singkat.
Sementara itu, Anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bidang perkeretaapian, Aditya Dwilaksana meminta Pemprov DKI mempertahankan depo Kampung Bandan yang jelas sudah ada kajian studinya. Menurutnya, hal itu hanya perlu musyawarah yang saling menguntungkan mengingat PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang jelas mempunya prioritas bisnis.
"Tidak mungkin PT KAI menyerahkan begitu saja. PT MRT juga BUMD yang prioritasnya bisnis. Tinggal kerjasamanya saja dibuat saling menguntungkan," ungkapnyaā€ˇ.
Direktur Utama PT MRT, William Syahbandar mengatakan, sesuai dengan hasil rapat pimpinan terbatas (Rapimtas) yang dilaksanakan pada 9 oktober lalu, Gubernur DKI Anies Baswedan menyetujui penetapan lokasi (penlok) MRT Jakarta fase II yakni koridor Bundaran HI-Kota.
Menindaklanjuti rapimtas tersebut, Penlok MRT fase II telah diterbitkan melalui keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang penetapan lokasi untuk pembangunan jalur MRT koridor bundaran HI-Kota tanggal 21 November lalu.
Perubahan rute itu diterbitkan melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT Koridor Bundaran HI-Kota tanggal 21 November 2018.
Kendati demikian, kata William, perubahan rute MRT fase dua tidak akan merubah target penyelesaian pembangunan, yakni pada 2024. Menurutnya, perubahan rute tersebut hanyalah sebagai tahapan pembangunan.
"Tahap pertama dimulai dari Bundaran HI sampai Kota. Kota itu bukan depo. Depo belum diputuskan, tetapi kami sudah diskusikan. Apakah tetap di Kampung Bandan atau Stadion BMW itu tinggal tunggu keputusan pemerintah," kata William di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis 29 November 2018.
Koridor MRT fase II itu direncanakan dari Bundaran HI-Kampung Bandan dan loan agreement atau pinjaman dana Rp25 triliun dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sudah ditandatangani. Penandatanganan tersebut, kata William menjadi bagian penting dalam tahap pembangunan.
Apabila nantinya depo kampung Bandan dialihkan ke BMW, lanjut William, pihaknya berharap pemerintah segera memutuskan dimana lokasi Depo ke 2 itu berada. Sebab, pihaknya membutuhkan waktu untuk mengerjakan FS. Dirinya berharap keputusan depo ke 2 itu paling tidak harus selesai sebelum memulai fase satu berjalan pada Maret 2019.
"Sistem stability butuh waktu. Mumpung konsultan kita desain kita lagi bekerja ya sekarang aja kita siapkan. Maret lah paling tidak sudah diputuskan lokasi depo. Supaya kita bisa membelokkan kalau memang harus. Karena keputusannya apakah memamg di kampung bandan atau BMW," tegasnya.
Adapun progres pembangunan MRT fase I (Lebak bulus-bundaran HI) saat ini mencapai 97,52 persen. Ditergetkan pengoperasian MRT Maret 2019. Untuk 2,5 persennya hanya tinggal pelengkapan fasilitas seperti eskalator dan entrance.
Sejalan dengan progres kontruksi, William menyatakan terus memacu pekerjaan pengetesan dan pemeriksaan sistem. Pengetasan sendiri sudah dilakukan sejak 9 Agustus 2018 lalu hingga hari ini. Sebab kereta akan dioparasikan secara otomatis atau yang disebut automatic train operation.
"Pengoperasian dilakukan secara otomatis. Yang sedang kami lakukan ketepatan, kereta berangkat, berhenti disetiap stasiun. Ini membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi," ujarnya.
Asisten Pembanguan Sekertaris Daerah DKI Jakarta, Yusmada Faisal meminta PT MRT yang memutuskan lokasi Depo fase II. Menurutnya, sejauh ini dia tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan tersebut. "Silahkan tanya PT MRT untuk Depo fase II," ujarnya singkat.
Sementara itu, Anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bidang perkeretaapian, Aditya Dwilaksana meminta Pemprov DKI mempertahankan depo Kampung Bandan yang jelas sudah ada kajian studinya. Menurutnya, hal itu hanya perlu musyawarah yang saling menguntungkan mengingat PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang jelas mempunya prioritas bisnis.
"Tidak mungkin PT KAI menyerahkan begitu saja. PT MRT juga BUMD yang prioritasnya bisnis. Tinggal kerjasamanya saja dibuat saling menguntungkan," ungkapnyaā€ˇ.
(mhd)