Dua Sayembara Mandek, Legislator Sebut Pemkot Bekasi Kerap Pencitraan

Rabu, 28 November 2018 - 15:01 WIB
Dua Sayembara Mandek,...
Dua Sayembara Mandek, Legislator Sebut Pemkot Bekasi Kerap Pencitraan
A A A
BEKASI - Kebijakan pemerintah terkait sayembara penataan lapangan Multiguna, Jalan Lapangan Serbaguna, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur menuai kritik pedas dari legislator. Sebab, sayembara yang dilakukan pemerintah justru dianggap pencitraan, karena penataan fasilitas umum dari dua sayembara sebelumnya mandek di tengah jalan.

Dua sayembara yang mandeg tersebut adalah penataan landmark jembatan penyebrangan orang (JPO) di Jalan Ahmad Yani dan Pasar Proyek Bekasi Timur. Bahkan, Dua hasil sayembara ini tidak kunjung dilakukan hingga kini, padahal pemerintah daerah sudah memberikan hadiahnya dengan total Rp500 juta kepada para pemenang.

"Dua sayembara ini kan sudah dimulai sejak tahun 2015 dan 2016 lalu, harusnya pemerintah mendahulukan penataan dua fasilitas umum itu, ketimbang membuka sayembara kembali. Kami (dewan) lihat hanya pecitraan saja," kata Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo di Bekasi, Rabu (28/11/2018).

Seharusnya, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi fokus pada hasil dua sayembara sebelumnya, yakni penataan landmark JPO di Jalan Ahmad Yani dan Pasar Proyek Bekasi Timur. Dua hasil sayembara ini tidak kunjung dilakukan.

"Harusnya pemerintah mendahulukan penataan dua fasilitas umum itu, ketimbang membuka sayembara kembali," ujarnya.

Menurut dia, penataan landmark dan revitalisasi Pasar Proyek bisa dianggap skala prioritas karena bisa mencerminkan jati diri atau identitas Kota Bekasi kepada masyarakat umum. Selama ini warga luar Kota Bekasi mengenal daerah berjuluk 'Kota Patriot' tersebut lewat ikon Patung Lele yang kini telah tiada karena dirusak tokoh masyarakat.

Alasan dirusak karena binatang lele melambangkan simbol ketamakan dan keserakahan. "Sekarang enggak ada tuh simbol atau ikon khas Kota Bekasi. Paling hanya bambu runcing yang di Jalan Mayor Hasibuan dan Jalan Joyomartono saja, tapi tidak terawat. Tapi perlu diingat, ikon ini memang sudah ada sejak dulu," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, sebetulnya legislator tidak pernah mempersoalkan bila pemerintah daerah ingin membuka sayembara. Sayembara ini, kata dia, merupakan hak pemerintah dan bisa menjadi stimulus bagi masyarakat dalam membantu menata fasilitas umum. Dengan adanya sayembara ini, justru masyarakat merasa terlibat dalam pembangunan.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono lewat media sosial Instagram menyatakan, Pemkot Bekasi membuka sayembara Desain Keren dalam menata Lapangan Multiguna, Bekasi Timur. Sayembara dibuka mulai 27 November sampai 15 Februari 2019 dengan total hadiah sebesar Rp15 juta.

"Setelah kemarin melihat banyaknya antusias netizen Bekasi mengenai ide-ide revitalisasi Lapangan Multiguna ke sosmed, kini kami mencari kamu yang punya ide kreatif untuk bisa berkontribusi dalam pembangunan Kota Bekasi," katanya.

Dalam kolom itu, Tri juga menyampaikan bocoran sejumlah ide yang diinginkan Kota Bekasi. Di antaranya jogging track, pusat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kuliner, lapangan olahraga serbaguna, taman bermain anak dan keluarga, panggung dan sebagainya.

"Diharapkan Bekasi mempunyai sebuah kawasan yang mampu merepresentasikan karakteristik filosofis keistimewaan dan meneguhkan entitas Kota Bekasi sebagai kota kreatif dan berbudaya," imbuhnya.

Sementara itu, Suria Wiyadi (29), pemenang sayembara desain landmark Kota Bekasi berharap, pemerintah daerah bisa melanjutkan pembangunannya karena bisa memberikan kebanggaan tersendiri.

"Saya membuat desain sebaik mungkin dengan harapan menjadi kebanggan tersendiri dan masyarakat Kota Bekasi," ujar Suria beberapa waktu lalu.

Suria mengatakan, awal 2018 dia sempat mendatangi Kota Bekasi untuk melihat sejauhmana pembangunan landmark hasil desainnya. Namun dia terkejut, pembangunannya belum rampung padahal proyek tersebut telah dimulai sejak triwulan pertama tahun 2015 lalu.

"Awal tahun saya datang ke Bekasi dari Bandung ingin melihat, tapi nyatanya belum selesai," katanya.

Dia mengaku, sempat dipanggil pemerintah daerah untuk menyesuaikan desainnya kembali dengan kondisi di lapangan. Lantaran keterbatasan lahan dan mempertimbangkan swasta yang ada di sana, maka desain jembatan tidak lagi melengkung seperti halnya bentuk kujang. Adapun kujang adalah senjata khas wilayah Jawa Barat.

Kata dia, jembatan yang ada di landmark dibuat terkoneksi dengan tiga titik yaitu Metropolitan Mal, Mega Bekasi City dan showroom mobil Ford (tiga titik strategis).

"Pak Wali Kota saat itu (Rahmat Effendi) menginginkan agar bentuk jembatan didesain ulang, tapi inti landmark dan fasad (sisi luar bangunan) harus tetap sesuai desain karena mengandung filosofi," tukasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5376 seconds (0.1#10.140)