Musim Hujan, Tiga Pilar Antisipasi Ancaman Banjir di Jakarta Barat
A
A
A
JAKARTA - Memasuki usim penghujan, tiga pilar di Jakarta Barat mewaspadai ancaman banjir. Antisipasi dilakukan dengan mendirikan beberapa posko di lokasi-lokasi rawan banjir.
Sebanyak 415 petugas gabungan disiagakan di beberapa titik itu. Bantuan seperti perahu karet, dapur umum, hingga prasarana lain, sudah disiapkan demi memaksimalkan penanganan banjir.
"Penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama. Karenanya, kita adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam menghadapi bencana,” ujar Wakapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Hanny Hidayat, saat menggelar apel pasukan di Museum Fatahilla, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (13/11/2018).
Hanny mengimbau kepada para petugas yang akan terjun di lapangan agar selalu menjaga kesehatan. Dengan kondisi petugas fit, Hanny yakin penanganan banjir kian maksimal.
Dalam kesempatan itu, pengecekan sarana juga dilakukan, mulai dari kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan dalam menunjang prasarana kesiapsiagaan bencana banjir.
“Jadi nantinya akan disiagakan di beberapa lokasi. Termasuk pola evakuasi bencana, hingga melakukan patroli ketika genangan air terjadi di kawasan itu,” tandas Hanny.
Sementara itu, guna mengantisipasi genangan air di kawasan Grogol, Jakarta Barat, tiga pompa stasioner sudah disiapkan untuk membantu pompa regular yang ada saat ini.
Pompa stasioner sengaja disiagakan di Grogol lantaran saat banjir menggenangi Jakarta pada Februari 2017 lalu, akses jalan di sana sempat terputus. Perkuliahan beberapa kampus di kawasan itu terpaksa diliburkan lantaran genangan mencapai se pinggang orang dewasa.
Operator Stasiun Pompa Kyai Tapa, Yuli Sunarto, mengatakan, ketiga unit pompa stasioner tersebut masing-masing berukuran 2.000 liter per detik. Ketiganya beroperasi normal tanpa kedapatan kendala. "Tiga pompa itu sudah dipasang setahun lalu," kata Yuli di Stasiun Pompa Kyai Tapa.
Guna menambah daya sedot, tiga pompa stasioner milik Sudin SDA Jakarta Barat yang sebelumnya telah dipasang sudah kembali beroperasi normal. Pompa itu berukuran 1.000 liter per detik dan dua unit pompa berukuran 750 liter per detik.
Guna memaksimalkan aliran air, tiga unit pompa mobile juga disiagakan di depan Mall Citraland, tak jauh dari perempatan Grogol. Tiga pompa itu, yakni dua pompa berkekuatan 300 liter per detik dan satu unit pompa mobile berukuran 100 liter per detik.
"Pompa mobile ini standby di sini. Semuanya siap digunakan jika ada genangan di pemukiman atau ruas jalan," jelasnya.
Fungsi pompa nantinya akan mengaliri sejumlah saluran air berasal dari arah Tomang ke aliran Kali Grogol. Pompa dihidupkan jika ketinggian air di Stasiun Pompa Kyai Tapa melebihi ambang batas normal, yaitu pada ukuran 40 sentimeter.
"Jadi kalau sudah melebihi ukuran itu kita hidupkan pompa sebagian. Kalau ukuran melebih jauh diambang batas normal kita hidupkan semuanya. Jadi sifatnya situasional," tutupnya.
Sebanyak 415 petugas gabungan disiagakan di beberapa titik itu. Bantuan seperti perahu karet, dapur umum, hingga prasarana lain, sudah disiapkan demi memaksimalkan penanganan banjir.
"Penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama. Karenanya, kita adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam menghadapi bencana,” ujar Wakapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Hanny Hidayat, saat menggelar apel pasukan di Museum Fatahilla, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (13/11/2018).
Hanny mengimbau kepada para petugas yang akan terjun di lapangan agar selalu menjaga kesehatan. Dengan kondisi petugas fit, Hanny yakin penanganan banjir kian maksimal.
Dalam kesempatan itu, pengecekan sarana juga dilakukan, mulai dari kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan dalam menunjang prasarana kesiapsiagaan bencana banjir.
“Jadi nantinya akan disiagakan di beberapa lokasi. Termasuk pola evakuasi bencana, hingga melakukan patroli ketika genangan air terjadi di kawasan itu,” tandas Hanny.
Sementara itu, guna mengantisipasi genangan air di kawasan Grogol, Jakarta Barat, tiga pompa stasioner sudah disiapkan untuk membantu pompa regular yang ada saat ini.
Pompa stasioner sengaja disiagakan di Grogol lantaran saat banjir menggenangi Jakarta pada Februari 2017 lalu, akses jalan di sana sempat terputus. Perkuliahan beberapa kampus di kawasan itu terpaksa diliburkan lantaran genangan mencapai se pinggang orang dewasa.
Operator Stasiun Pompa Kyai Tapa, Yuli Sunarto, mengatakan, ketiga unit pompa stasioner tersebut masing-masing berukuran 2.000 liter per detik. Ketiganya beroperasi normal tanpa kedapatan kendala. "Tiga pompa itu sudah dipasang setahun lalu," kata Yuli di Stasiun Pompa Kyai Tapa.
Guna menambah daya sedot, tiga pompa stasioner milik Sudin SDA Jakarta Barat yang sebelumnya telah dipasang sudah kembali beroperasi normal. Pompa itu berukuran 1.000 liter per detik dan dua unit pompa berukuran 750 liter per detik.
Guna memaksimalkan aliran air, tiga unit pompa mobile juga disiagakan di depan Mall Citraland, tak jauh dari perempatan Grogol. Tiga pompa itu, yakni dua pompa berkekuatan 300 liter per detik dan satu unit pompa mobile berukuran 100 liter per detik.
"Pompa mobile ini standby di sini. Semuanya siap digunakan jika ada genangan di pemukiman atau ruas jalan," jelasnya.
Fungsi pompa nantinya akan mengaliri sejumlah saluran air berasal dari arah Tomang ke aliran Kali Grogol. Pompa dihidupkan jika ketinggian air di Stasiun Pompa Kyai Tapa melebihi ambang batas normal, yaitu pada ukuran 40 sentimeter.
"Jadi kalau sudah melebihi ukuran itu kita hidupkan pompa sebagian. Kalau ukuran melebih jauh diambang batas normal kita hidupkan semuanya. Jadi sifatnya situasional," tutupnya.
(thm)