Polemik Bantargebang, Bekasi Minta Tambahan Uang Sampah
A
A
A
JAKARTA - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi melakukan rapat dengan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang untuk membahas masalah sampah DKI Jakarta.
"Saya sedang berada bersama tokoh dan dengan tim Monev TPA Bantargebang yang dibentuk Pemkot Bekasi dan DKI. Ini belum berjalan karena belum ada sekretariat, belum punya juknis tentang kinerja," kata pria yang akrab disapa Pepen dalam akun instagramnya @rahmat.effendi.33671 yang dikutip SINDOnews, Minggu (21/10/2018).
Ia juga memaparkan, bahwa warga sekitar TPST Bantargebang yang mendapatkan uang bantuan dari Pemprov DKI atas kompensasi 'bau sampah' merasa kurang.
"Saya baru saja mendengar uang bau Rp200.000 sekarang tidak cukup. Karena untuk minum saja beli air minum. Warga ini sekarang harus beli memang sudah diberikan Rp25 miliar dua tahun lalu. Karena proses kaku baru berjalan akhir-akhir ini mudah-mudahan bisa mengurangi beban masyarakat," jelasnya.
Karena untuk dapat air minum warga garus membeli, Pepen pu menyebutkan uang Rp200.000 per bulan saat ini sudah tidak cukup.
"Ternyata dari air saja beli bagaimana mungkin uang Rp200.000 itu cukup untuk satu bulan," tutupnya. (Baca Juga: Pengamat: Penanganan Sampah Bantargebang Hanya Berorientasi Proyek(mhd)
"Saya sedang berada bersama tokoh dan dengan tim Monev TPA Bantargebang yang dibentuk Pemkot Bekasi dan DKI. Ini belum berjalan karena belum ada sekretariat, belum punya juknis tentang kinerja," kata pria yang akrab disapa Pepen dalam akun instagramnya @rahmat.effendi.33671 yang dikutip SINDOnews, Minggu (21/10/2018).
Ia juga memaparkan, bahwa warga sekitar TPST Bantargebang yang mendapatkan uang bantuan dari Pemprov DKI atas kompensasi 'bau sampah' merasa kurang.
"Saya baru saja mendengar uang bau Rp200.000 sekarang tidak cukup. Karena untuk minum saja beli air minum. Warga ini sekarang harus beli memang sudah diberikan Rp25 miliar dua tahun lalu. Karena proses kaku baru berjalan akhir-akhir ini mudah-mudahan bisa mengurangi beban masyarakat," jelasnya.
Karena untuk dapat air minum warga garus membeli, Pepen pu menyebutkan uang Rp200.000 per bulan saat ini sudah tidak cukup.
"Ternyata dari air saja beli bagaimana mungkin uang Rp200.000 itu cukup untuk satu bulan," tutupnya. (Baca Juga: Pengamat: Penanganan Sampah Bantargebang Hanya Berorientasi Proyek(mhd)