Polisi Bongkar Bisnis Prostitusi Phone Sex di Tangerang
A
A
A
TANGERANG - Petugas Polrestro Tangerang Kota membongkar praktik prostitusi online melalui layanan telepon atau phone sex. Pelaku mengajak kencan pria hidung belang melalui saluran telepon.
Bisnis mesum online ini dijalankan oleh jaringan profesional, dengan operatornya bernama Sandra (20). Mereka, mengunakan modus menyebar nomor telepon dengan kepala 0809 secara acak. Selain mengajak phone sex, para pelaku juga melayani kencan secara langsung dengan tarif yang sangat tinggi, mencapai Rp1 juta lebih, kepada pria hidung belang.
Kapolrestro Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, pelaku menyebar pesan singkat berisi ajakan untuk phone sex, ke nomor telepon secara acak, dengan sandi 0809 di depan nomornya. "Jadi, mereka menyebar nomor itu secara acak. Salah satunya pesan yang disebar itu, diterima anggota Satreskrim Polrestro Tangerang Kota," kata Harry kepada wartawan di Polrestro Tangerang Kota, Selasa (9/10/2018).
Harry menuturkan, pesan yang masuk pada 28 September 2018, langsung ditindaklanjuti petugas dengan melakukan penyamaran sebagai pria hidung belang yang mengajak pelaku untuk phone sex, untuk kemudian berhubungan badan. "Saat nomor ditelpon, seorang wanita yang mengaku bernama Sandra, mengangkat telepon. Lalu, petugas mengajak ketemuan di Hotel Narita, Cipondoh," sambungnya.
Untuk bertemu dengan pelaku, petugas yang menyamar harus melakukan transfer uang terlebih dahulu sebesar Rp300.000. Setelah itu, membayar lagi Rp1 juta untuk melakukan hubungan badan langsung.
Dari keterangan pelaku, petugas akhirnya berhasil membongkar sarang bisnis lendir online ini di Ruko Mutiara Karawaci, Blok D26, Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Di sana, petugas mengamankan lima orang karyawan yang sedang melayani para hidung belang dalam melakukan phone sex. Mereka semuanya wanita yakni, Tati, Siska, Siti, dan Atin.
"Kami masih memburu pelaku lain yakni, LIM yang bertugas sebagai pengawas bisnis tersebut," ujarnya. Dilanjutkan Harry, bisnis esek-esek melalui telepon ini dijalankan dengan rapi, dan diduga dilakukan oleh jaringan internasional dari Korea Selatan, dan telah berjalan lama.
Bisnis mesum online ini dijalankan oleh jaringan profesional, dengan operatornya bernama Sandra (20). Mereka, mengunakan modus menyebar nomor telepon dengan kepala 0809 secara acak. Selain mengajak phone sex, para pelaku juga melayani kencan secara langsung dengan tarif yang sangat tinggi, mencapai Rp1 juta lebih, kepada pria hidung belang.
Kapolrestro Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, pelaku menyebar pesan singkat berisi ajakan untuk phone sex, ke nomor telepon secara acak, dengan sandi 0809 di depan nomornya. "Jadi, mereka menyebar nomor itu secara acak. Salah satunya pesan yang disebar itu, diterima anggota Satreskrim Polrestro Tangerang Kota," kata Harry kepada wartawan di Polrestro Tangerang Kota, Selasa (9/10/2018).
Harry menuturkan, pesan yang masuk pada 28 September 2018, langsung ditindaklanjuti petugas dengan melakukan penyamaran sebagai pria hidung belang yang mengajak pelaku untuk phone sex, untuk kemudian berhubungan badan. "Saat nomor ditelpon, seorang wanita yang mengaku bernama Sandra, mengangkat telepon. Lalu, petugas mengajak ketemuan di Hotel Narita, Cipondoh," sambungnya.
Untuk bertemu dengan pelaku, petugas yang menyamar harus melakukan transfer uang terlebih dahulu sebesar Rp300.000. Setelah itu, membayar lagi Rp1 juta untuk melakukan hubungan badan langsung.
Dari keterangan pelaku, petugas akhirnya berhasil membongkar sarang bisnis lendir online ini di Ruko Mutiara Karawaci, Blok D26, Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Di sana, petugas mengamankan lima orang karyawan yang sedang melayani para hidung belang dalam melakukan phone sex. Mereka semuanya wanita yakni, Tati, Siska, Siti, dan Atin.
"Kami masih memburu pelaku lain yakni, LIM yang bertugas sebagai pengawas bisnis tersebut," ujarnya. Dilanjutkan Harry, bisnis esek-esek melalui telepon ini dijalankan dengan rapi, dan diduga dilakukan oleh jaringan internasional dari Korea Selatan, dan telah berjalan lama.
(whb)