Kerja Sama dengan Bekraf, MRT Dukung Produk Ekonomi Kreatif
A
A
A
JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta bersinergi dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam mengembangkan pasar dan jasa ekonomi kreatif. Kerja sama ini juga akan memberikan ruang pelaku ekraf berjualan di area MRT Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, nota kesepahaman ini bertujuan untuk mengoordinasikan dan menyinergikan pelaksanaan tugas dan kewenangan dalam rangka pengembangan potensi ekonomi kreatif.
"PT MRT Jakarta sangat mendukung pelibatan masyarakat yang lebih luas terhadap MRT Jakarta, termasuk dengan penyediaan produk atau jasa kreatif dari usaha kecil menengah dari masyarakat di area MRT Jakarta," ucap William dalamketerangan tertulisnya kepada wartawan, Minggu 7 Oktober 2018.
MRT juga, kata dia, mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, terutama di Jakarta. "MRT Jakarta mendukung pengembangan produk dan jasa kreatif di Indonesia, khususnya di Ibu Kota," sambungnya.
Sementara itu, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Joshua Puji Mulia Simanjuntak mengatakan, penandatanganan ini merupakan pintu untuk kerja sama lebih lanjut dengan MRT Jakarta. Melalui MRT Jakarta, dapat menjawab tantangan bagaimana mempertemukan produk dan jasa kreatif dengan konsumennya, dalam hal ini pengguna MRT Jakarta.
"Ini kesempatan untuk menghadirkan karya pilihan buatan Indonesia baik dari kuliner, seni, mode, hingga musik yang akan mendukung mobilitas gaya hidup masyarakat Jakarta,” ujar Joshua.
Dalam Nota Kesepahaman ini, PT MRT Jakarta akan menyiapkan ruang atau lahan di dalam wilayah PT MRT Jakarta, termasuk menyiapkan ruang atau lahan di dalam area komersial di tiga stasiun MRT Jakarta sebagai tempat menyimpan/display produk dan/atau jasa kreatif dari Badan
Ekonomi Kreatif.
Rencananya, Nota Kesepahaman ini akan berlaku untuk tiga tahun ke depan. Hadirnya MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, nota kesepahaman ini bertujuan untuk mengoordinasikan dan menyinergikan pelaksanaan tugas dan kewenangan dalam rangka pengembangan potensi ekonomi kreatif.
"PT MRT Jakarta sangat mendukung pelibatan masyarakat yang lebih luas terhadap MRT Jakarta, termasuk dengan penyediaan produk atau jasa kreatif dari usaha kecil menengah dari masyarakat di area MRT Jakarta," ucap William dalamketerangan tertulisnya kepada wartawan, Minggu 7 Oktober 2018.
MRT juga, kata dia, mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, terutama di Jakarta. "MRT Jakarta mendukung pengembangan produk dan jasa kreatif di Indonesia, khususnya di Ibu Kota," sambungnya.
Sementara itu, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Joshua Puji Mulia Simanjuntak mengatakan, penandatanganan ini merupakan pintu untuk kerja sama lebih lanjut dengan MRT Jakarta. Melalui MRT Jakarta, dapat menjawab tantangan bagaimana mempertemukan produk dan jasa kreatif dengan konsumennya, dalam hal ini pengguna MRT Jakarta.
"Ini kesempatan untuk menghadirkan karya pilihan buatan Indonesia baik dari kuliner, seni, mode, hingga musik yang akan mendukung mobilitas gaya hidup masyarakat Jakarta,” ujar Joshua.
Dalam Nota Kesepahaman ini, PT MRT Jakarta akan menyiapkan ruang atau lahan di dalam wilayah PT MRT Jakarta, termasuk menyiapkan ruang atau lahan di dalam area komersial di tiga stasiun MRT Jakarta sebagai tempat menyimpan/display produk dan/atau jasa kreatif dari Badan
Ekonomi Kreatif.
Rencananya, Nota Kesepahaman ini akan berlaku untuk tiga tahun ke depan. Hadirnya MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
(mhd)