Ganjil Genap Dinilai Solusi Atasi Macet Jalur Puncak

Rabu, 03 Oktober 2018 - 18:12 WIB
Ganjil Genap Dinilai Solusi Atasi Macet Jalur Puncak
Ganjil Genap Dinilai Solusi Atasi Macet Jalur Puncak
A A A
BOGOR - Wacana penerapan ganjil genap di jalur Puncak pada akhir pekan mendapat dukungan sejumlah pihak. Sistem satu arah atau one way yang selama ini diterapkan di jalur Puncak saat akhir pekan dinilai tak relevan.

Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna mengatakan, jika mengacu pada pertumbuhan kendaraan dengan jaringan jalan saat ini, kebijakan kepolisian menerapkan one way di jalur Puncak memang sudah tak relevan dan kurang efektif mengatasi kemacetan di Puncak, karena mayoritas kendaraan yang melintas berpelat B (Jakarta). "Saya mendukung jika memang wacana ganjil genap diterapkan. Selain itu diharapkan dengan berlakunya ganjil genap juga bisa menggantikan sistem one way. Setidaknya dapat mengurangi sepertiga atau setengahnya jumlah kendaraan yang melaju di jalur Puncak," kata Yayat pada wartawan, Rabu (3/10/2018).

Yayat mengungkapkan dengan berkurangnya volume kendaraan, pengaturan lalu lintas oleh petugas lebih mudah. Angka kecelakaan bisa ditekan, dan yang terpenting aktivitas sekitar Puncak, mulai dari giat pariwisata dan masyarakat tidak terganggu.

"Di benak orang saat ini kan, yah ke Puncak macet. Apalagi bila ada kecelakaan atau bencana. Lambat laun kan ini bisa mengganggu perekonomian sekitar Puncak," ujar Yayat. Agar pengurangan jumlah kendaraan dapat maksimal, sistem ganjil genap juga harus terintegrasi dengan moda transportasi lain.( Baca: Atasi Macet Jalur Puncak, Polres Bogor Wacanakan Ganjil Genap )

Manajer Taman Wisata Matahari (TWM) Ilham Fadjriansyah, mengatakan, wacana ganjil genap yang diberlakukan merupakan salah satu sarana bagi Pemda untuk mencari solusi yang terbaik dalam mengatasi kemacetan.
Perihal pengadaan feeder, pihaknya tentu akan senang, sehingga wacana tersebut juga tidak bisa dibilang akan merugikan bagi pelaku usaha khususnya di bidang pariwisata.

"Transportasi daerah untuk wisatawan di bawah untuk naik ke area-area wisata tentunya kami bersyukur," katanya. Ilham mengaku tidak khawatir akan jumlah pengunjung yang berkurang. Kendati demikian, dirinya yakin bahwa program yang dibentuk, bukan untuk menurunkan jumlah pengunjung di area wisata.

"Jumlah wisatawan menurun, itu juga akan merugikan pemerintah itu sendiri. Diharapkan justru menarik lebih banyak pelancong," urainya. Sementara itu, HOD Marcomm Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor Yulius Suprihardo mengaku lebih sepakat jika pemerintah mempertimbangkan segala aspek terkait wacana kebijakan sistem ganjil genap diterapkan di jalur Puncak.

"Saya kira harus dilihat dari aspek ekonomi, apakah kebijakan tersebut nantinya akan menguntungkan para pelaku usaha/ pelaku wisata di kawasan puncak?," jelasnya.

Menurutnya, kemacetan saat ini yang terjadi di Puncak saja sudah menjadi keluhan rutin bagi pengguna jalan, khususnya para pengunjung obyek wisata di Puncak. "Belum lagi terjadinya longsor di kawasan Puncak beberapa waktu lalu yang menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan juga belum pulih seutuhnya. Tentunya ini juga harus dibicarakan bersama dengan lemen masyarakat, PHRI, stekholder, perwakilan pedagang dan lain lain," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4970 seconds (0.1#10.140)