Terinspirasi Tom & Jerry, Fauzal Sukses Buat Kaki Palsu
A
A
A
Kisah Fauzal Pahri ini sangat menginspirasi. Berulang kali percobaan hasilnya kurang maksimal, pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya sukses membuat kaki palsu yang kini pasarnya menembus mancanegara.
Kecelakaan motor hebat di tahun 2005 membuat kaki kirinya terpaksa harus diamputasi hingga di atas paha. Namun tidak butuh lama baginya untuk bangkit. Kerinduan memiliki kaki yang utuh, membuatnya jadi seorang inovator. Fauzal lalu membuat kaki kiri palsu untuk dirinya sendiri.
"Karena susah mendapatkan kaki palsu, lalu saya berpikir untuk membuat kaki palsu sendiri," ujar Fauzal kepada KORAN SINDO saat ditemui di arena pameran Puspitek Innovation Festival (PIF) 2018, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (27/9/2018).
Inspirasi membuat kaki palsu itu muncul saat dirinya menonton film kartun Tom & Jerry pada 2016 lalu. Saat itu, ada adegan bajak laut yang membuat Jerry kehilangan kaki dan menyambungnya dengan pipa. "Pada 2006 saya menonton film Tom and Jerry. Dari situ saya berpikir untuk membuat kaki palsu. Ada adegan bajak laut, si Jerry kehilangan kaki dan menyambung kakinya dengan pipa. Lalu saya coba," ungkapnya.
Percobaan pertama Fauzal memang berhasil. Namun kaki pipa itu dirasakan sangat kaku dan membuatnya sudah bergerak. Ia lalu berinovasi menggunakan resin dan katalis. "Sehabis kecelakaan itu saya sempat cuti kuliah di Universitas Terbuka (UT) dan akhirnya masuk lagi. Lalu saya bekerja di bengkel mobil membuat bemper. Dari situ saya tertarik pakai bahan fiber," jelasnya.
Inovasi dengan bahan fiber itu ternyata tidak membuat kaki palsu Fauzal menjadi lebih baik. Sebaliknya, kaki palsu yang dibuat menjadi mudah retak dan tidak bertahan lama. "Kalau pakai paralon jadinya agak kaku. Sedangkan kalau fiber agak lentur, karena resin dan katalis itu bisa dibentuk sesuai kaki. Tetapi ada kendala, sering retak. Akhirnya saya pakai batang pisang," ucapnya.
Batang pisang itu diambil seratnya karena dianggap tidak mudah pecah dan retak. Namun bahan yang sulit didapat membuat Fauzal kembali membuat inovasi lain untuk menyempurnakan kaki palsu miliknya itu. "Lalu saya berinovasi lagi memakai serat bambu, tetapi keras dan saya melihat sapu ijuk ibu saya. Kemudian saya coba buat pakai sapu ijuk yang bahannya dibuat dari serabut kelapa," katanya.
Kaki palsu dari bahan serabut kelapa inilah yang akhirnya dibuat permanen oleh Fauzan. Kekuatan kaki palsu itu mencapai 10 tahun, membuat kaki palsu Fauzan dilirik. Hingga kini sudah lebih 500 kaki palsu yang ia buat. "Kebanyakan yang pemesanan dari dalam negeri, seperti Jawa, Sumatera, dan beberapa dari luar negeri, seperti Malaysia, dan Vietnam. Kaki palsu itu dijual mulai Rp4 juta," paparnya.
Bagi yang berminat pesan kaki palsu Fauzal bisa langsung menghubungi dan datang ke rumahnya. Karena pembuatannya tidak secara massal, tetapi sesuai pemesanan. "Kaki itu beda-beda, ada yang di bawah lutut dan di atas lutut. Harganya Rp4 juta sampai Rp9 juta. Kalau pabrikan itu kan pakai cetakan dan hasilnya sama semua. Proses pembuatannya bisa 3-4 hari," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Puspiptek Sri Setiawati, menyebutkan, banyak inovasi yang telah dibuat oleh masyarakat. Apalagi, inovasi kaki palsu yang dibuat Fauzan sudah dikenal luas. "Ini menjadi bukti bahwa masyarakat juga bisa berinovasi. Dalam pameran ini, ada sebanyak 12 negara yang hadir, dan yang dari masyarakat ada 11 peserta. Siswa sekolah juga ada yang ikut," jelasnya.
Menurut dia, ajang PIF 2018 ini bisa menjadi momentum bagi masyarakat untuk menunjukkan inovasinya. Terutama ke sejumlah negara-negara Asian dan India. "Telah banyak produk-produk hasil riset yang dihasilkan, bahkan masuk ke tahap komersialisasi. Diharapkan PIF dapat mempertemukan berbagai pihak dengan para stakeholder," pungkas Sri Setiawati.
Kecelakaan motor hebat di tahun 2005 membuat kaki kirinya terpaksa harus diamputasi hingga di atas paha. Namun tidak butuh lama baginya untuk bangkit. Kerinduan memiliki kaki yang utuh, membuatnya jadi seorang inovator. Fauzal lalu membuat kaki kiri palsu untuk dirinya sendiri.
"Karena susah mendapatkan kaki palsu, lalu saya berpikir untuk membuat kaki palsu sendiri," ujar Fauzal kepada KORAN SINDO saat ditemui di arena pameran Puspitek Innovation Festival (PIF) 2018, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (27/9/2018).
Inspirasi membuat kaki palsu itu muncul saat dirinya menonton film kartun Tom & Jerry pada 2016 lalu. Saat itu, ada adegan bajak laut yang membuat Jerry kehilangan kaki dan menyambungnya dengan pipa. "Pada 2006 saya menonton film Tom and Jerry. Dari situ saya berpikir untuk membuat kaki palsu. Ada adegan bajak laut, si Jerry kehilangan kaki dan menyambung kakinya dengan pipa. Lalu saya coba," ungkapnya.
Percobaan pertama Fauzal memang berhasil. Namun kaki pipa itu dirasakan sangat kaku dan membuatnya sudah bergerak. Ia lalu berinovasi menggunakan resin dan katalis. "Sehabis kecelakaan itu saya sempat cuti kuliah di Universitas Terbuka (UT) dan akhirnya masuk lagi. Lalu saya bekerja di bengkel mobil membuat bemper. Dari situ saya tertarik pakai bahan fiber," jelasnya.
Inovasi dengan bahan fiber itu ternyata tidak membuat kaki palsu Fauzal menjadi lebih baik. Sebaliknya, kaki palsu yang dibuat menjadi mudah retak dan tidak bertahan lama. "Kalau pakai paralon jadinya agak kaku. Sedangkan kalau fiber agak lentur, karena resin dan katalis itu bisa dibentuk sesuai kaki. Tetapi ada kendala, sering retak. Akhirnya saya pakai batang pisang," ucapnya.
Batang pisang itu diambil seratnya karena dianggap tidak mudah pecah dan retak. Namun bahan yang sulit didapat membuat Fauzal kembali membuat inovasi lain untuk menyempurnakan kaki palsu miliknya itu. "Lalu saya berinovasi lagi memakai serat bambu, tetapi keras dan saya melihat sapu ijuk ibu saya. Kemudian saya coba buat pakai sapu ijuk yang bahannya dibuat dari serabut kelapa," katanya.
Kaki palsu dari bahan serabut kelapa inilah yang akhirnya dibuat permanen oleh Fauzan. Kekuatan kaki palsu itu mencapai 10 tahun, membuat kaki palsu Fauzan dilirik. Hingga kini sudah lebih 500 kaki palsu yang ia buat. "Kebanyakan yang pemesanan dari dalam negeri, seperti Jawa, Sumatera, dan beberapa dari luar negeri, seperti Malaysia, dan Vietnam. Kaki palsu itu dijual mulai Rp4 juta," paparnya.
Bagi yang berminat pesan kaki palsu Fauzal bisa langsung menghubungi dan datang ke rumahnya. Karena pembuatannya tidak secara massal, tetapi sesuai pemesanan. "Kaki itu beda-beda, ada yang di bawah lutut dan di atas lutut. Harganya Rp4 juta sampai Rp9 juta. Kalau pabrikan itu kan pakai cetakan dan hasilnya sama semua. Proses pembuatannya bisa 3-4 hari," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Puspiptek Sri Setiawati, menyebutkan, banyak inovasi yang telah dibuat oleh masyarakat. Apalagi, inovasi kaki palsu yang dibuat Fauzan sudah dikenal luas. "Ini menjadi bukti bahwa masyarakat juga bisa berinovasi. Dalam pameran ini, ada sebanyak 12 negara yang hadir, dan yang dari masyarakat ada 11 peserta. Siswa sekolah juga ada yang ikut," jelasnya.
Menurut dia, ajang PIF 2018 ini bisa menjadi momentum bagi masyarakat untuk menunjukkan inovasinya. Terutama ke sejumlah negara-negara Asian dan India. "Telah banyak produk-produk hasil riset yang dihasilkan, bahkan masuk ke tahap komersialisasi. Diharapkan PIF dapat mempertemukan berbagai pihak dengan para stakeholder," pungkas Sri Setiawati.
(thm)