Bangun Kesetaraan, Anies Ingin Jakarta Ramah Difabel

Senin, 24 September 2018 - 06:21 WIB
Bangun Kesetaraan, Anies...
Bangun Kesetaraan, Anies Ingin Jakarta Ramah Difabel
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengharapkan perhelatan Asian Paralympic Games (Asian Para Games) menjadi momentum untuk membangun kesetaraan. Berbagai pembangunan di Jakarta wajib ramah difabel.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, perhelatan Asian para Games pada 6-13 Oktober mendatang harus menjadi momentum untuk membangun kesetaraan di Jakarta. Menurutnya, semua warga berhak untuk mendapatkan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, baik kesempatan maupun fasilitas.

"Warga berhak mendapatkan hak yang sama," kata Anies saat menghadiri Parade Momo yang merupakan maskot Asian Para Games III, di kawasan silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu 23 September 2018.

Anies menjelaskan, sebagai tuan rumah, Pemprov DKI Jakarta bertekat menyukseskan Asian Para Games. Berbagai persiapan dengan menghadirkan fasilitas-fasilitas ramah difabel, mulai dari venue hingga sarana transportasi sudah dilakukan.

Untuk sarana transportasi atlet saja, kata Anies, pihaknya sudah menyiapkan 250 bus Transjakarta dengan dek rendah yang ramah bagi penyandang disabilitas.

"Kami akan terus memperbaiki fasilitas-fasilitas umum lainnya agar mudah diakses oleh penyandang disabilitas," ujarnya. (Baca Juga: Lepas Parade Momo, Anies: Kesetaraan Harus Ada di Semua Aspek
Saat ini, kata Anies, Pemprov DKI Jakarta tengah membangun kota yang ramah difabel melalui langkah awal pelebaran trotoar serta pakses menyebrang dan menggunakan kendaraan pribadi. Dia menginigkan, pengelola gedung ikut menyediakan menyediakan fasilitas yang mendukung mobilitas penyandang disabilitas. "Kami juga memberikan hak untuk bekerja, sama seperti para pekerja lainnya," pungkasnya.

Sementara itu, Koalisi Pejalan Kaki, Ahmad Safrudin mengatakan, trotoar di Jakarta saat ini belum ramah disablitas. Menurutnya, dari sekitar 400 kilometer, hanya 1 persen trotoar yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Banyak, kata Ahmad, guiding blocks atau pemandu bagi penyandang tunanetra yang tidak berfungsi dan membahayakan, mulai dari terkelupas hingga terhalang oleh tiang listrik.

"Trotoar yang sudah lebar ini harusnya sangat ramah difabel, tidak ada lagi yang guing bloks tidak tersambung apalagi terhalang atau diokupasi PKL dan parkir liar," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2532 seconds (0.1#10.140)