Intrusi Air Laut, Air Tanah di Jakarta Barat dan Utara Jadi Asin
A
A
A
JAKARTA - Kurangnya suplai air bersih membuat kualitas air terganggu. Imbasnya beberapa lokasi pun air menjadi terasa asin. Kondisi ini hampir ditemukan dibeberapa titik.
Seperti di Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara di kawasan itu air asin dirasa di sejumlah rumah warga. Padahal air yang digunakan untuk mandi dan mencuci. Nur (38), warga RT 02/07, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara mengatakan, sudah puluhan tahun tinggal Tugu Selatan dna sejak tiga tahun terakhir kondisi air di rumahnya terasa asin, panas, dan lengket.
“Airnya sudah tidak enak dipakai mandi. Lengket, kalau sudah berkeringat jadi gatal-gatal," ujar Nur yang sehari-harinya berdagang pakaian di sekitar rumahnya, Minggu (9/9/2018). Imbas dari air yang berasin, Nur harus menambah pengeluarannya membeli air bersih dari penjual air jeriken keliling kampung. Kondisi ini dimanfaatkan penjual air yang menaikan harga dengan harga tinggi.
"Dulu awalnya sekitar Rp200.000 per bulan sekarang menjadi Rp300.000per bulan. Tidak sanggup," keluh Nur di lokasi. Kondisi terburuk dirasakan Nur. Sejumlah alat masaknya mengalami rusak dan berkarat, lantaran air pompa asin. Belum lagi dengan pakaiannya yang menguning karena sering dicuci menggunakan air asin.
Warga lainnya, Toto (39), mengakui kondisi ini sudah disampaikan ke Lurah dan Camat. Namun hingga kini upaya itu tak mendapatkan respon, Toto masih masih menggunakan air asin. Beruntung, penjual air gerobak melintasi rumahnya.
Dia pun dapat memanfaatkan air bersih dengan rumah. Bahkan diwaktu tertentu, Toto menyetok air untuk kebutuhan masak, minum, dan mandi. "Pakainya juga harus irit. Yang biasanya mandi sehari dua kali jadi sehari sekali," ujarnya.
Kondisi tak jauh berbeda ketika hujan datang, meskipun rasa asin berkurang. Namun Toto mengakui, pasokan air menjadi keruh lantaran tercampur lumpur. Kondisi ini membuat dirinya tak bisa mendapatkan air.
Kondisi tak jauh beda tercatat di Kampung Kunir, Taman Sari, Jakarta Barat. Berjarak kurang dari satu kilometer dari laut, warga disini mengeluhkan dengan air yang asin.
Salah satu warga, Fahmi (39), mengakui sudah beberapa tahun tidak menggunakan pompa air. Sekalipun di rumahnya terdapat dua mesin pompa, namun karena air yang dihasilkan asin, dia tak dapat menggunakan.
Manager Hubungan Masyarakat PAM Jaya Linda Nur Handayani menjelaskan kondisi air asin disebabkan dampak intrusi air laut akibat eksploitasi air tanah. Cadangan air tanah yang semakin menipis membuat permukaan tanah semakin menurun dan air laut merembes, serta mengisi kekosongan air tanah tersebut.
Linda mengakui kini suplai air bersih masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan warga wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, yang air tanahnya asin akibat dampak intrusi air laut. Terlebih di beberapa wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara belum terdapat suplai air perpipaan.
"Saat ini beberapa wilayah Barat dan Utara memang belum ada suplai air perpipaan. Beberapa wilayah disana juga masih permukiman ilegal," ujar Linda.
Karena itu, Linda mengakui suplai air bersih warga bersal dari air tanah dan penjual keliling kampung. Sesekali membantu kebutuhan pasokan air, suplai air diberikan pam jaya ke beberapa wilayah kekeringan.
Terkait intrusi air laut, Linda menjelaskan penyebabnya karena eksploitasi air tanah oleh karena pertumbuhan tinggi penduduk Jakarta, yang membuat kebutuhan akan air meningkat. Di sisi lain, cadangan air tanah yang semakin menipis membuat permukaan tanah menurun serta air laut merembes.
Akibatnya, air laut mengisi kekosongan air tanah yang menjadikan air tanah asin. Untuk sementara waktu demi memenuhi kebutuhan warga Jakarta akan air bersih, Linda mengatakan pihak PAM Jaya telah memasang beberapa tandon air di wilayah yang kesulitan air bersih, khususnya wilayah Pegadungan, Kamal Muara, Kamal, Muara Angke dan Muara Baru.
"Sementara ini PALYJA sebagai operator PAM JAYA juga memasang beberapa tandon air di wilayah warga yang kesulitan air bersih," ujarnya. Selain itu, Melinda mengungkapkan soal proyek jaringan pipa hutan kota PAM Jaya yang ditujukan yang akan ditujukan untuk mengalirkan air di wilayah tersebut.
"Jaringan pipa hutan kota itu akan mengambil air dari isntalasi pengolahan air hutan kota yang saat ini sedang dibangun oleh Jakarta Propertindo. Kapasitas IPA Hutan Kota tersebut sebesar 500 liter per detik," terangnya.
Pipa yang akan dibangun PAM JAYA sekitar 120 kilometer tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2019. "Jaringan itu nantinya akan memenuhi pasokan air di wilayah Pegadungan, Kamal Muara, Kamal, Muara Baru dan Muara Angke," ucapnya.
Seperti di Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara di kawasan itu air asin dirasa di sejumlah rumah warga. Padahal air yang digunakan untuk mandi dan mencuci. Nur (38), warga RT 02/07, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara mengatakan, sudah puluhan tahun tinggal Tugu Selatan dna sejak tiga tahun terakhir kondisi air di rumahnya terasa asin, panas, dan lengket.
“Airnya sudah tidak enak dipakai mandi. Lengket, kalau sudah berkeringat jadi gatal-gatal," ujar Nur yang sehari-harinya berdagang pakaian di sekitar rumahnya, Minggu (9/9/2018). Imbas dari air yang berasin, Nur harus menambah pengeluarannya membeli air bersih dari penjual air jeriken keliling kampung. Kondisi ini dimanfaatkan penjual air yang menaikan harga dengan harga tinggi.
"Dulu awalnya sekitar Rp200.000 per bulan sekarang menjadi Rp300.000per bulan. Tidak sanggup," keluh Nur di lokasi. Kondisi terburuk dirasakan Nur. Sejumlah alat masaknya mengalami rusak dan berkarat, lantaran air pompa asin. Belum lagi dengan pakaiannya yang menguning karena sering dicuci menggunakan air asin.
Warga lainnya, Toto (39), mengakui kondisi ini sudah disampaikan ke Lurah dan Camat. Namun hingga kini upaya itu tak mendapatkan respon, Toto masih masih menggunakan air asin. Beruntung, penjual air gerobak melintasi rumahnya.
Dia pun dapat memanfaatkan air bersih dengan rumah. Bahkan diwaktu tertentu, Toto menyetok air untuk kebutuhan masak, minum, dan mandi. "Pakainya juga harus irit. Yang biasanya mandi sehari dua kali jadi sehari sekali," ujarnya.
Kondisi tak jauh berbeda ketika hujan datang, meskipun rasa asin berkurang. Namun Toto mengakui, pasokan air menjadi keruh lantaran tercampur lumpur. Kondisi ini membuat dirinya tak bisa mendapatkan air.
Kondisi tak jauh beda tercatat di Kampung Kunir, Taman Sari, Jakarta Barat. Berjarak kurang dari satu kilometer dari laut, warga disini mengeluhkan dengan air yang asin.
Salah satu warga, Fahmi (39), mengakui sudah beberapa tahun tidak menggunakan pompa air. Sekalipun di rumahnya terdapat dua mesin pompa, namun karena air yang dihasilkan asin, dia tak dapat menggunakan.
Manager Hubungan Masyarakat PAM Jaya Linda Nur Handayani menjelaskan kondisi air asin disebabkan dampak intrusi air laut akibat eksploitasi air tanah. Cadangan air tanah yang semakin menipis membuat permukaan tanah semakin menurun dan air laut merembes, serta mengisi kekosongan air tanah tersebut.
Linda mengakui kini suplai air bersih masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan warga wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, yang air tanahnya asin akibat dampak intrusi air laut. Terlebih di beberapa wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara belum terdapat suplai air perpipaan.
"Saat ini beberapa wilayah Barat dan Utara memang belum ada suplai air perpipaan. Beberapa wilayah disana juga masih permukiman ilegal," ujar Linda.
Karena itu, Linda mengakui suplai air bersih warga bersal dari air tanah dan penjual keliling kampung. Sesekali membantu kebutuhan pasokan air, suplai air diberikan pam jaya ke beberapa wilayah kekeringan.
Terkait intrusi air laut, Linda menjelaskan penyebabnya karena eksploitasi air tanah oleh karena pertumbuhan tinggi penduduk Jakarta, yang membuat kebutuhan akan air meningkat. Di sisi lain, cadangan air tanah yang semakin menipis membuat permukaan tanah menurun serta air laut merembes.
Akibatnya, air laut mengisi kekosongan air tanah yang menjadikan air tanah asin. Untuk sementara waktu demi memenuhi kebutuhan warga Jakarta akan air bersih, Linda mengatakan pihak PAM Jaya telah memasang beberapa tandon air di wilayah yang kesulitan air bersih, khususnya wilayah Pegadungan, Kamal Muara, Kamal, Muara Angke dan Muara Baru.
"Sementara ini PALYJA sebagai operator PAM JAYA juga memasang beberapa tandon air di wilayah warga yang kesulitan air bersih," ujarnya. Selain itu, Melinda mengungkapkan soal proyek jaringan pipa hutan kota PAM Jaya yang ditujukan yang akan ditujukan untuk mengalirkan air di wilayah tersebut.
"Jaringan pipa hutan kota itu akan mengambil air dari isntalasi pengolahan air hutan kota yang saat ini sedang dibangun oleh Jakarta Propertindo. Kapasitas IPA Hutan Kota tersebut sebesar 500 liter per detik," terangnya.
Pipa yang akan dibangun PAM JAYA sekitar 120 kilometer tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2019. "Jaringan itu nantinya akan memenuhi pasokan air di wilayah Pegadungan, Kamal Muara, Kamal, Muara Baru dan Muara Angke," ucapnya.
(whb)