DKI Genjot Air Bersih Melalui Sumber Air Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan suplai air bersih di wilayahnya. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Jakarta menjadi solusi.
Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengatakan, Jakarta masih ketergantungan suplai air baku dari wilayah luar Kota Jakarta dimana 81% air baku berasal dari Waduk Juanda Jatiluhur, 16% berasal dari pembelian air curah PDAM Kabupaten Tangerang dan 3% berasal dari sungai-sungai yang berada di Jakarta.
Cakupan layanan air bersih PAM Jaya saat ini mencapai angka 60,99% dengan total pelanggan sebanyak 851.155 pelanggan dan total air terdistribusi sebanyak 20.232,5 liter perdetik.
"Untuk mencapai angka 80 persen pemenuhan air bersih bagi populasi di Jakarta itu sedikitnya butuh 28.000 liter perdetik," kata Priyatno Bambang Hernowo dalam diskusi 'ketahanan Air Jakarta' di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (6/9/2018) malam.
Bambang menjelaskan, untuk meningkatkan sumber air bersih, pihaknya membangun sistem penyediaan air minum (SPAM). Saat ini, pembangunan SPAM telah dilakukan di Hutan Kota, Jakarta sejak 2017 lalu dengan anggaran Rp450 Miliar dari Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) anggaran perubahan 2017 dan anggaran 2018. SPAM Hutan Kota diyakini akan mampu menambah jumlah pelanggan PAM Jaya sebesar 2% atau sebanyak 30.000 pelanggan Wilayah Jakarta Utara dengan memasok air 500 liter per detik.
Untuk mengaliri air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dari SPAM Hutan Kota ke kawasan Jakarta Utara seperti di Kamal Muara, Kamal, Pegadungan, Tegal Alur, Muara Angke dan Muara Baru, pihaknya akan membangun jaringan pipa sepanjang 120 Km.
"Kami masih menunggu surat perizinan yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) DKI untuk memulai proses pembangunan jaringan pipa," ungkapnya.
Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2018 yang dibahas saat ini, lanjut Bambang, pihaknya mengusulkan dana PMP Rp 1,2 triliun untuk membangun SPAM Pesanggrahan, Jakarta Selatan dan SPAM Ciliwung, Jakarta Timur dengan total kapasitas 950 liter perdetik. Menurutnya, dengan dibangunya dua SPAM ini jumlah pelanggan akan bertambah sebanyak 64.000.
"Bisa saja pakai kas kita. Tapi kita minta PMD untuk percepatan layanan,” tandasnya.
Research and Development Divisi Bina Program PAM Jaya Nunung Nurhayati menjabarkan, SPAM Pesanggrahan akan mampu gelontorkan air ke Lebak Bulus, Kelurahan Bintaro, Grogol Utara, Pesanggrahan dan Kelurahan Sukabumi.
"Sementara, SPAM Ciliwung akan mengaliri air ke Pejaten, Pasar Minggu, Kalibata, Rawajati dan Tanjung Barat," bebernya.
SPAM Hutan Kota ditargetkan rampung pada September 2019. Sementara, SPAM Ciliwung dan Pesanggrahan ditargetkan selesai satu setengah tahun lalu dari sekarang.
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya sebelumnya yang hadir dalam diskusi, Erlan Hidayat menilai pelayanan air bersih di Jakarta terkendala bisnis dan politik yang tercampur didalam manajemen PAM Jaya.
"Objeknya itu PAM Jaya. Siapapun pimpinanya, pelayanan air sulit kalau didalamnya ada bisnis dan politik. Ini yang harus dicermati," tegasnya.
Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengatakan, Jakarta masih ketergantungan suplai air baku dari wilayah luar Kota Jakarta dimana 81% air baku berasal dari Waduk Juanda Jatiluhur, 16% berasal dari pembelian air curah PDAM Kabupaten Tangerang dan 3% berasal dari sungai-sungai yang berada di Jakarta.
Cakupan layanan air bersih PAM Jaya saat ini mencapai angka 60,99% dengan total pelanggan sebanyak 851.155 pelanggan dan total air terdistribusi sebanyak 20.232,5 liter perdetik.
"Untuk mencapai angka 80 persen pemenuhan air bersih bagi populasi di Jakarta itu sedikitnya butuh 28.000 liter perdetik," kata Priyatno Bambang Hernowo dalam diskusi 'ketahanan Air Jakarta' di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (6/9/2018) malam.
Bambang menjelaskan, untuk meningkatkan sumber air bersih, pihaknya membangun sistem penyediaan air minum (SPAM). Saat ini, pembangunan SPAM telah dilakukan di Hutan Kota, Jakarta sejak 2017 lalu dengan anggaran Rp450 Miliar dari Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) anggaran perubahan 2017 dan anggaran 2018. SPAM Hutan Kota diyakini akan mampu menambah jumlah pelanggan PAM Jaya sebesar 2% atau sebanyak 30.000 pelanggan Wilayah Jakarta Utara dengan memasok air 500 liter per detik.
Untuk mengaliri air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dari SPAM Hutan Kota ke kawasan Jakarta Utara seperti di Kamal Muara, Kamal, Pegadungan, Tegal Alur, Muara Angke dan Muara Baru, pihaknya akan membangun jaringan pipa sepanjang 120 Km.
"Kami masih menunggu surat perizinan yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) DKI untuk memulai proses pembangunan jaringan pipa," ungkapnya.
Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2018 yang dibahas saat ini, lanjut Bambang, pihaknya mengusulkan dana PMP Rp 1,2 triliun untuk membangun SPAM Pesanggrahan, Jakarta Selatan dan SPAM Ciliwung, Jakarta Timur dengan total kapasitas 950 liter perdetik. Menurutnya, dengan dibangunya dua SPAM ini jumlah pelanggan akan bertambah sebanyak 64.000.
"Bisa saja pakai kas kita. Tapi kita minta PMD untuk percepatan layanan,” tandasnya.
Research and Development Divisi Bina Program PAM Jaya Nunung Nurhayati menjabarkan, SPAM Pesanggrahan akan mampu gelontorkan air ke Lebak Bulus, Kelurahan Bintaro, Grogol Utara, Pesanggrahan dan Kelurahan Sukabumi.
"Sementara, SPAM Ciliwung akan mengaliri air ke Pejaten, Pasar Minggu, Kalibata, Rawajati dan Tanjung Barat," bebernya.
SPAM Hutan Kota ditargetkan rampung pada September 2019. Sementara, SPAM Ciliwung dan Pesanggrahan ditargetkan selesai satu setengah tahun lalu dari sekarang.
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya sebelumnya yang hadir dalam diskusi, Erlan Hidayat menilai pelayanan air bersih di Jakarta terkendala bisnis dan politik yang tercampur didalam manajemen PAM Jaya.
"Objeknya itu PAM Jaya. Siapapun pimpinanya, pelayanan air sulit kalau didalamnya ada bisnis dan politik. Ini yang harus dicermati," tegasnya.
(rhs)