Hadang Eksekusi Lahan, Warga Tutup Akses Masuk Kampus UIN Jakarta
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Puluhan warga yang tinggal di Kampung Utan, Cempaka Putih, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), berunjuk rasa menentang rencana eksekusi lahan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam aksinya, massa menutup akses masuk di depan gerbang kampus tersebut, Selasa (28/8/2018) pagi.
Sesuai rencana, eksekusi lahan seluas 1,1 hektare itu akan dilakukan hari ini. Sejumlah eksavator terlihat telah disiapkan di halaman kampus UIN Jakarta. Untuk mencegah terjadinya benturan, ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP telah bersiaga di lokasi.
Namun rupanya, para ahli waris yang menempati lahan itu menolak eksekusi yang dinilai sepihak. Mereka memasang spanduk-spanduk penolakan dan menggelar orasi disisi jalan. Bahkan para demonstran juga sempat menutup gerbang masuk kampus tersebut.
"Kami akan mempertahankan apa yang menjadi hak warga di sini. Pihak UIN tidak pernah mengajak kami untuk berdialog dan menyelesaikan persoalan ini dengan mediasi. Sehingga kalau sampai tetap dilakukan eksekusi maka kami akan mempertahankan sampai tetes darah penghabisan," tegas Daeng Feri, koordinator massa aksi warga. (Baca juga: Lahan Diserobot Warga, UIN Jakarta Bingung Tampung Mahasiswa Baru)
Di antara para demonstran, terdapat pula ibu-ibu berusia lanjut yang terus meneriakkan salawat serta doa agar eksekusi dibatalkan. Upaya perlawanan warga, sempat membuat suasana sedikit memanas. Beruntung hal itu dapat ditenangkan oleh aparat yang berjaga di lokasi.
"Kami akan mempertahankan hak warga yang sudah menempati lahan ini sejak tahun 1970-an. Mereka mendapatkan hibah dari yayasan atas lahan ini, semua dokumen kita lengkap. Jadi kami harap, eksekusi ini dibatalkan hingga gugatan kami bernomor 245/Pdt.G/2018/PN.TGR selesai dan Inkraht," kata Mahyuni Harahap, kuasa hukum warga.
Dalam aksi, massa juga sempat menutup jalan raya di depan kampus UIN jakarta. Lagi-lagi, aparat gabungan berhasil mendesak mundur para demonstran. Meski begitu, para pengunjuk rasa tetap bertahan berada di lokasi yang akan dieksekusi.
Sesuai rencana, eksekusi lahan seluas 1,1 hektare itu akan dilakukan hari ini. Sejumlah eksavator terlihat telah disiapkan di halaman kampus UIN Jakarta. Untuk mencegah terjadinya benturan, ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP telah bersiaga di lokasi.
Namun rupanya, para ahli waris yang menempati lahan itu menolak eksekusi yang dinilai sepihak. Mereka memasang spanduk-spanduk penolakan dan menggelar orasi disisi jalan. Bahkan para demonstran juga sempat menutup gerbang masuk kampus tersebut.
"Kami akan mempertahankan apa yang menjadi hak warga di sini. Pihak UIN tidak pernah mengajak kami untuk berdialog dan menyelesaikan persoalan ini dengan mediasi. Sehingga kalau sampai tetap dilakukan eksekusi maka kami akan mempertahankan sampai tetes darah penghabisan," tegas Daeng Feri, koordinator massa aksi warga. (Baca juga: Lahan Diserobot Warga, UIN Jakarta Bingung Tampung Mahasiswa Baru)
Di antara para demonstran, terdapat pula ibu-ibu berusia lanjut yang terus meneriakkan salawat serta doa agar eksekusi dibatalkan. Upaya perlawanan warga, sempat membuat suasana sedikit memanas. Beruntung hal itu dapat ditenangkan oleh aparat yang berjaga di lokasi.
"Kami akan mempertahankan hak warga yang sudah menempati lahan ini sejak tahun 1970-an. Mereka mendapatkan hibah dari yayasan atas lahan ini, semua dokumen kita lengkap. Jadi kami harap, eksekusi ini dibatalkan hingga gugatan kami bernomor 245/Pdt.G/2018/PN.TGR selesai dan Inkraht," kata Mahyuni Harahap, kuasa hukum warga.
Dalam aksi, massa juga sempat menutup jalan raya di depan kampus UIN jakarta. Lagi-lagi, aparat gabungan berhasil mendesak mundur para demonstran. Meski begitu, para pengunjuk rasa tetap bertahan berada di lokasi yang akan dieksekusi.
(thm)