DKI Resmikan Pompa Tekan PAM, Pasokan Air di Jakarta Utara Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Peningkatan fasilitas dan memanjakan atlet terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Selain mengurangi bau di Kali Item dan menyediakan layanan bus Transjakarta, kini suplai air bersih kembali ditingkatkan.
Kebutuhan air meningkat seiring pembangunan pompa tekan dan reservoir di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pembangunan ini membuat suplai air meningkat dari setengah liter per detik menjadi 80 liter per detik. Sementara kebutuhan di Wisma Atlet 40 liter per detik.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah mengatakan, penambahan fasilitas ini tak hanya fokus ke Wisma Atlet, namun ke beberapa permukiman warga dan instansi lain di kawasan Martadinata, Gunung Sahari, Pademangan, Ancol, hingga Kemayoran.
“Kalau sudah ada tekanan begini, maka setiap atlet bisa mandi tiga kali sehari,” kata Saefullah usai memberikan sambutan peresmian Pompa Tekan dan Reservoir Sunter di depan Taman BMW, Papango, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/8/2018).
Sekda melihat kebutuhan air akan terus digencarkan oleh Pemprov DKI. Beberapa lokasi akan terus dilakukan memenuhi kebutuhan air, terlebih hal ini merupakan salah satu program Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Karena itu kedepannya, Penyertaan Modal Daerah (PMD) akan diberikan ke PAM Jaya. Bahkan Gubernur DKI menginginkkan semua wilayah DKI terpenuhi Air bersih. “Kemarin Marunda saja dikerjakan sama Pam Jaya. Karena kita tahu ada teriakan anggota dewan, ya kita kerjakan,” ujar Saefullah.
Direktur PAM Jaya, Erlan Hidayat menyambut baik pembangunan yang dilakukan PT Aetra ini. Meskipun pembangunan ini tak membantu kebutuhan air Jakarta sepenuhnya. Namun adanya pompa akan memenuhi sedikit kuantitas air. Kini pengelolaan air di Jakarta telah mencapai 19.000 liter per detik, sedangkan kebutuhannya mencapai 23.000 liter per detik. Artinya ada 4.000 liter yang dibutuhkan.
Erlan menyampaikan prioritas air menjadi fokus DKI. Bahkan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno sempat menginkan investasi air sebesar Rp30 triliiun. Karena itu pada APBD P DKI akan menginvestasikan kembali Rp1,2 triliun untuk air.
“Salah satunya untuk memenuhi kekurangan 4.000 liter yang kurang itu,” ujarnya. Kedepannya sumber air pun di perlebar tak hanya mengandalkan waduk Jatiluhur melainkan beberapa kali di jakarta, salah satunya ciliwung dan pesanggrahan. Mempercepat itu, PAM Jaya masih menunggu pencairan dana.
“Setelah itu baru kita urus izinnya,” tuturnya. Sementara mengenai investasi Rp30 triliun, Erlan mengungkapkan, dana sebesar itu akan dilakukan untuk perbaikan jaringan air. Sebab jaringan dan pipa pipa air yang ada telah dibangun sejak 1996.
Presiden Direktur Aetra, Muhammad Selim mengatakan, untuk pembangunan ini, pihaknya telah mengucurkan Rp20 miliar. Nilai ini meliputi bak penampungan, pompa, hingga gardu pln. “Kalau melihat kerugian, jelas ini rugi, kontrak kami sisa empat tahun. Tapi kami tak melihat itu, yang terpenting adalah pelayanan masyarakat,” kata Selim.
Pembangunan ini dilakukan sejak Oktober 2017 lalu. Setelah ini terbangun dan jadi, Aetra, lanjut Selim, melakukan ujicoba selama tiga bulan. Dalam uji coba ini, Selim mengakui hasilnya sangat memuaskan, kenaikan tekanan air meningkat menjadi 50%.
Kebutuhan air meningkat seiring pembangunan pompa tekan dan reservoir di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pembangunan ini membuat suplai air meningkat dari setengah liter per detik menjadi 80 liter per detik. Sementara kebutuhan di Wisma Atlet 40 liter per detik.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah mengatakan, penambahan fasilitas ini tak hanya fokus ke Wisma Atlet, namun ke beberapa permukiman warga dan instansi lain di kawasan Martadinata, Gunung Sahari, Pademangan, Ancol, hingga Kemayoran.
“Kalau sudah ada tekanan begini, maka setiap atlet bisa mandi tiga kali sehari,” kata Saefullah usai memberikan sambutan peresmian Pompa Tekan dan Reservoir Sunter di depan Taman BMW, Papango, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/8/2018).
Sekda melihat kebutuhan air akan terus digencarkan oleh Pemprov DKI. Beberapa lokasi akan terus dilakukan memenuhi kebutuhan air, terlebih hal ini merupakan salah satu program Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Karena itu kedepannya, Penyertaan Modal Daerah (PMD) akan diberikan ke PAM Jaya. Bahkan Gubernur DKI menginginkkan semua wilayah DKI terpenuhi Air bersih. “Kemarin Marunda saja dikerjakan sama Pam Jaya. Karena kita tahu ada teriakan anggota dewan, ya kita kerjakan,” ujar Saefullah.
Direktur PAM Jaya, Erlan Hidayat menyambut baik pembangunan yang dilakukan PT Aetra ini. Meskipun pembangunan ini tak membantu kebutuhan air Jakarta sepenuhnya. Namun adanya pompa akan memenuhi sedikit kuantitas air. Kini pengelolaan air di Jakarta telah mencapai 19.000 liter per detik, sedangkan kebutuhannya mencapai 23.000 liter per detik. Artinya ada 4.000 liter yang dibutuhkan.
Erlan menyampaikan prioritas air menjadi fokus DKI. Bahkan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno sempat menginkan investasi air sebesar Rp30 triliiun. Karena itu pada APBD P DKI akan menginvestasikan kembali Rp1,2 triliun untuk air.
“Salah satunya untuk memenuhi kekurangan 4.000 liter yang kurang itu,” ujarnya. Kedepannya sumber air pun di perlebar tak hanya mengandalkan waduk Jatiluhur melainkan beberapa kali di jakarta, salah satunya ciliwung dan pesanggrahan. Mempercepat itu, PAM Jaya masih menunggu pencairan dana.
“Setelah itu baru kita urus izinnya,” tuturnya. Sementara mengenai investasi Rp30 triliun, Erlan mengungkapkan, dana sebesar itu akan dilakukan untuk perbaikan jaringan air. Sebab jaringan dan pipa pipa air yang ada telah dibangun sejak 1996.
Presiden Direktur Aetra, Muhammad Selim mengatakan, untuk pembangunan ini, pihaknya telah mengucurkan Rp20 miliar. Nilai ini meliputi bak penampungan, pompa, hingga gardu pln. “Kalau melihat kerugian, jelas ini rugi, kontrak kami sisa empat tahun. Tapi kami tak melihat itu, yang terpenting adalah pelayanan masyarakat,” kata Selim.
Pembangunan ini dilakukan sejak Oktober 2017 lalu. Setelah ini terbangun dan jadi, Aetra, lanjut Selim, melakukan ujicoba selama tiga bulan. Dalam uji coba ini, Selim mengakui hasilnya sangat memuaskan, kenaikan tekanan air meningkat menjadi 50%.
(whb)