Warga Kesulitan Air Bersih, Wali Kota Tangerang Sidak PDAM
A
A
A
TANGERANG - Musim kemarau yang melanda Tangerang membuat suplai air bersih dari PDAM mulai terganggu. Banyak pelanggan PDAM mulai mengeluh karena pasokan air bersih susah didapat pada siang hari.
Untuk mendapatkan air bersih, pelanggan harus menunggu hingga malam. Seperti dialami Minah, warga Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Dia mengatakan pasokan air saat ini mulai sulit didapat.
"Air kalau ngucur cuma malam aja. Jadinya harus ngumpulin dulu. Jadi susah buat nyuci, mandi, dan lain-lain," ujarnya.
Mendengar kondisi yang dialami warga Tanah Tinggi, Wali Kota Tangerang Arief R Wismanyah mengaku prihatin. Karenanya dia langsung melakukan sidak ke PDAM Tirta Benteng untuk melihat langsung kesiapan perusahaan air minum itu.
Arief meminta PDAM Tirta Benteng mengantisipasi musim kemarau ini. "Untuk antisipasi kekeringan, buat hotline, jadi kita siapin armadanya, koordinasi dengan MAT, lalu dipetakan, kalau kurang distribusikan. Ke depan, semua Zona 1 harus dicover semua," ungkap Arief, Selasa (14/8/2018).
Arief menegaskan, dalam persoalan ini PDAM Tirta Benteng harus siap dan berani. Sehingga ke depan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang dapat mencontoh PDAM Tirta Benteng.
Asisten Manager Humas dan Pengaduan PDAM Tirta Benteng Ichsan Sodikin menuturkan, kekeringan memang telah melanda Kota Tangerang sejak dua pekan belakangan.
"Ini berakibat pada air baku PDAM Tirta Benteng di Sungai Cisadane. Alhasil, sisi pengolahan kapasitas produksi jadi agak tinggi," ujar Ichsan.
Meski demikian, kata dia, distribusi air ke pelanggan PDAM Tirta Benteng masih berjalan normal dan pengaduan dari pelanggan hingga kini belum ada. Ketinggian air Cisadane juga masih berada di atas 3,1 meter.
"Masih level normal. Dari sisi pengolahan air, ini belum ada masalah. Hanya saja, dari segi kualitas dan kuantitas agak berubah. Air jadi agak keruh dan terlihat lebih pucat," katanya.
Walaupun kondisi air terlihat agak keruh, namun tidak serta merta membuat air menjadi bau. "Untuk bau hilang semua. Karena kita pakai pompa udara untuk membuang gas, sehingga air jadi tidak bau. Kalau kenaikan biaya operasionalnya, itu ada di operator, yakni PT Moya," sebut Ichsan.
Terkait adanya sejumlah pelanggan PDAM di wilayah Kota Tangerang yang mulai mengeluhkan pasokan air bersih, Ichsan menyebutkan mereka bukan pelanggan PDAM Tirta Benteng.
Selama ini, kata dia, selain dari PDAM Tirta Benteng, pasokan air bersih bagi masyarakat Kota Tangerang juga disuplai oleh PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Seperti wilayah Tanah Tinggi di Zona 1, sebagian warganya merupakan pelanggan PDAM TKR.
Pihaknya pada prinsipnya siap melayani pelanggan PDAM TKR jika mereka meminta pindah jadi pelanggan PDAM Tirta Benteng.
"Kalau mau pindah ke PDAM Tirta Benteng, silakan, nanti kita pasang pipa kita, dan kita aliri. Karena selama ini, mereka hanya tahu PDAM Tirta Benteng saja. Padahal dia pelanggan TKR," tandasnya.
Untuk mendapatkan air bersih, pelanggan harus menunggu hingga malam. Seperti dialami Minah, warga Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Dia mengatakan pasokan air saat ini mulai sulit didapat.
"Air kalau ngucur cuma malam aja. Jadinya harus ngumpulin dulu. Jadi susah buat nyuci, mandi, dan lain-lain," ujarnya.
Mendengar kondisi yang dialami warga Tanah Tinggi, Wali Kota Tangerang Arief R Wismanyah mengaku prihatin. Karenanya dia langsung melakukan sidak ke PDAM Tirta Benteng untuk melihat langsung kesiapan perusahaan air minum itu.
Arief meminta PDAM Tirta Benteng mengantisipasi musim kemarau ini. "Untuk antisipasi kekeringan, buat hotline, jadi kita siapin armadanya, koordinasi dengan MAT, lalu dipetakan, kalau kurang distribusikan. Ke depan, semua Zona 1 harus dicover semua," ungkap Arief, Selasa (14/8/2018).
Arief menegaskan, dalam persoalan ini PDAM Tirta Benteng harus siap dan berani. Sehingga ke depan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang dapat mencontoh PDAM Tirta Benteng.
Asisten Manager Humas dan Pengaduan PDAM Tirta Benteng Ichsan Sodikin menuturkan, kekeringan memang telah melanda Kota Tangerang sejak dua pekan belakangan.
"Ini berakibat pada air baku PDAM Tirta Benteng di Sungai Cisadane. Alhasil, sisi pengolahan kapasitas produksi jadi agak tinggi," ujar Ichsan.
Meski demikian, kata dia, distribusi air ke pelanggan PDAM Tirta Benteng masih berjalan normal dan pengaduan dari pelanggan hingga kini belum ada. Ketinggian air Cisadane juga masih berada di atas 3,1 meter.
"Masih level normal. Dari sisi pengolahan air, ini belum ada masalah. Hanya saja, dari segi kualitas dan kuantitas agak berubah. Air jadi agak keruh dan terlihat lebih pucat," katanya.
Walaupun kondisi air terlihat agak keruh, namun tidak serta merta membuat air menjadi bau. "Untuk bau hilang semua. Karena kita pakai pompa udara untuk membuang gas, sehingga air jadi tidak bau. Kalau kenaikan biaya operasionalnya, itu ada di operator, yakni PT Moya," sebut Ichsan.
Terkait adanya sejumlah pelanggan PDAM di wilayah Kota Tangerang yang mulai mengeluhkan pasokan air bersih, Ichsan menyebutkan mereka bukan pelanggan PDAM Tirta Benteng.
Selama ini, kata dia, selain dari PDAM Tirta Benteng, pasokan air bersih bagi masyarakat Kota Tangerang juga disuplai oleh PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Seperti wilayah Tanah Tinggi di Zona 1, sebagian warganya merupakan pelanggan PDAM TKR.
Pihaknya pada prinsipnya siap melayani pelanggan PDAM TKR jika mereka meminta pindah jadi pelanggan PDAM Tirta Benteng.
"Kalau mau pindah ke PDAM Tirta Benteng, silakan, nanti kita pasang pipa kita, dan kita aliri. Karena selama ini, mereka hanya tahu PDAM Tirta Benteng saja. Padahal dia pelanggan TKR," tandasnya.
(thm)