Siang-Malam Ditata Demi Wajah Ibu Kota

Senin, 23 Juli 2018 - 11:43 WIB
Siang-Malam Ditata Demi Wajah Ibu Kota
Siang-Malam Ditata Demi Wajah Ibu Kota
A A A
JAKARTA - Jalan Sudirman dan MH Thamrin Jakarta berubah drastis. Menjelang pembukaan Asian Games, 18 Agustus nanti, wajah utama ibu kota negara ini tampak dipoles total.

Suara berisik pekerja dan alat-alat berat pun tak henti terdengar siang-malam demi jalanan yang lebih cantik. Perubahan mencolok antara lain tampak pada trotoar di kanan-kiri jalan sepanjang 5,4 kilometer (km) tersebut. Berjalan di trotoar seperti di kawasan Gelora Bung Karno, Benhil-Dukuh Atas, dan Bundaran HI kini terasa lebih nyaman karena lebarnya mencapai 9 meter atau dua kali lipat dari sebelumnya. Selain lebih lebar, trotoar juga lebih asri karena dilengkapi pohon-pohon, taman, dan lampu jalan. Di beberapa titik juga dibangun halte baru dan jalur khusus sepeda.

Berkendara di dua jalan ini juga lebih lancar karena aspal sudah halus dan tak lagi ber gelombang. Sebagian besar seng pembatas proyek telah dibongkar sehingga jalanan tampak lebih lapang. Perubahan demi perubahan tersebut seolah menjadi jawaban bagi masyarakat Jakarta yang cukup terganggu sekian lama dengan pengerjaan beragam proyek di ruas ini, termasuk mass rapid transit (MRT). Hingga kemarin penataan trotoar dan jalan belum sepenuhnya tuntas karena baru mencapai sekitar 90%.

Kendati demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta optimistis akhir Juli ini seluruh sisa pekerjaan akan terselesaikan seluruhnya. Pertengahan Agustus nanti kemolekan dan keindahan Sudirman-Tamrin pun siap memanjakan ribuan tamu dari berbagai negara, termasuk para atlet yang akan berlaga pada cabang maraton. Di balik percepatan proyek penataan dua jalan ini, Pemprov DKI Jakarta mengerahkan ribuan orang setiap hari. Khusus untuk trotoar, setidaknya ada separuhnya yang diterjunkan atau 500 pekerja. Rabu (18/) bahkan ribuan pekerja di sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan kelurahan juga dilibatkan dalam pembersihan dan pengecatan trotoar maupun jalan.

Mereka bekerja sejak Rabu pekan lalu hingga enam hari jelang Asian Games digelar. Semangat orang-orang bekerja di balik layar demi wajah ibu kota negara ini seperti diung kapkan Yusuf, 34. Jumat pekan lalu Yusuf bertugas di dekat Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman atau Dukuh Atas. Meski banyak pejalan kaki berlalu lalang, Yusuf tak menghiraukan. Dia tampak sibuk memasang beton dan merapikan trotoar Jalan Thamrin-Sudirman yang waktunya menyisakan tiga hari lagi. Hujan dan panas tak terlalu dia keluhkan. Tanpa rompi keselamatan, helm proyek, dan sepatu boots, pekerja asal Pekalongan, Jawa Tengah ini tampak semangat bekerja.

“Saya bangga. Seti daknya saya cukup senang menjadi bagian dari proyek Asian Games walaupun cuma bagian merapikan trotoar,” kata Yusuf saat ditanya keterlibatannya dalam proyek ini. Dalam sehari dia bekerja selama 10 jam. Upah yang dia terima adalah Rp100.000. Penda patannya bertambah seiring ada lembur guna percepatan proyek. Demi mendapat uang lembur, kadang Yusuf bekerja hingga pukul 24.00 WIB. “Sudah dua minggu ini, mandor menawari lembur. Kalau ada uang lebih, terasa tidak capek,” canda Yusuf.

Dengan lembur, dia total bisa mengantongi Rp230.000 per harinya. Pian, 27, rekan kerja Yusuf, juga tampak asyik menyiram air di lokasi proyek. Pian melakukan ini agar debu tak bertebaran. “Inisiatif aja soalnya pernah disindir pejalan kaki, banyak debu,” ungkapnya ke pada KORAN SINDO. Berbeda dengan kawasan ruas Patung Sudirman, kondisi belum bertaman terlihat di kawasan dekat Semanggi atau Polda Metro Jaya. Di tempat itu tanah merah terlihat menggunung di antara trotoar akhir pekan lalu. Trotoar pun belum jadi. Tanah merah masih diaduk dengan alat berat milik kontraktor.

Alat berat itu dikerahkan untuk membuat taman yang menjadi pembatas antara jalan raya dengan trotoar. Jumlah pekerja di ruas ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan ruas Patung Su dirman. Selain membuat taman, pekerja lain juga tampak membenahi trotoar jalan. Debu menyekat dan butiran semen tampak memenuhi jalan. Pejalan kaki di tempat ini cukup terganggu karena tanpa dilengkapi seng pembatas. “Debunya nyesek. Bikin kotor, ke muka jadi lengket,” ucap Deby, 26, salah satu karyawan swasta.

Deby tak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini. Dia berharap kontraktor proyek lebih peka terhadap pejalan kaki. Pemprov DKI Jakarta mengakui penataan trotoar koridor Jalan Sudirman-Jalan Thamrin memang dipercepat. Penataan trotoar pada fase I lebih mengedepankan konsistensi lajur.

“Pembangunan trotoar sesuai rencana, segala macam potensi belokan-belokan sudah tidak ada,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengecek penataan trotoar kemarin. Pemprov DKI sebelumnya menargetkan perapian jalan dan trotoar di dua ruas ini rampung pada Sabtu (21/7). Untuk itu, Anies ke marin meninjau langsung proyek di Jalan Thamrin, di trotoar Bundaran HI, hingga trotoar depan Hotel Le Meridien.

Dia menandaskan, penataan jalan dan trotoar koridor Jalan Sudirman-Thamrin merupakan pengerjaan jangka panjang. Artinya, penataan tersebut tidak dikhususkan untuk Asian Games XVIII. Namun, dia mengakui pada multi-event internasional tersebut, Pemprov DKI mempercepat proyek.

Target utamanya, lajur jalan terbentang lurus, permukaannya mulus dan bersih. Jembatan penyeberangan orang (JPO) di dekat Bundaran HI akan diturunkan. “Di Bundaran HI kita akan menyak sikan lagi Patung Selamat Datang. Karena, itu dulu dibangun untuk mengucapkan selamat datang kepada para peserta Asian Games Tahun 1962,” jelas Anies.

Selama Asian Games, penataan akan dihentikan sementara dan dilanjutkan usai acara tersebut rampung. Seluruh penataan Sudirman-Thamrin diharapkan selesai pada pertengahan 2019. Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Yusmada Faizal mengatakan, saat ini pengerjaan trotoar mencapai 90%, mencakup jalur Bendungan Hilir (Benhil) hingga Dukuh Atas.

Proses percepatan ini melibatkan sekitar 500 pekerja. Sementara itu, Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Safrudin mengatakan belum bisa mengevaluasi penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin. Namun, dia memiliki beberapa catatan misalnya trotoar di depan Indofood Building-depan WTC arah ke Semanggi terlalu rendah dari jalan raya. Hal itu dinilai riskan terkena limpasan air dari jalan raya saat hujan. Catatan kedua adalah soal taman. Bagi dia, trotoar tak memerlukan taman, kecuali untuk median jalan. Keberadaan taman di trotoar justru akan menghalangi dan memakan ruang untuk pejalan kaki.

Sekretaris Daerah Jakarta Saefulloh menyebutkan, anggaran proyek trotoar Sudirman-Thamrin mencapai Rp200 miliar. Dana itu didapat dari konsesi sisa pembangunan Simpang Susun Semanggi. Di sisi lain, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyatakan uji coba rekayasa lalu lintas termasuk penutupan pintu tol di Jakarta akan berakhir hingga 31 Juli. Kepala BPTJ Bambang Pri hartono mengatakan, uji coba tersebut akan dievaluasi hingga akhir Juli.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta bersama BPTJ dan kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas dalam rangka mendukung kelancaran Asian Games. Menurut Bambang, pengaturan tersebut diperlukan juga dalam rangka mengalihkan masyarakat pengguna angkutan pribadi ke angkutan umum.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5779 seconds (0.1#10.140)