Ternyata Hal Ini yang Bikin Rafly Tak Menangis Saat Disunat
A
A
A
TANGSEL - Proses khitan biasanya menjadi hal yang "ditakuti" bagi anak-anak kecil, akan tetapi pemandangan berbeda terlihat di salah satu ruangan di RSUD Tangerang Selatan (Tangsel).
Seorang bocah bernama Rafly (4), terlihat tenang dan fokus pada layar smartphone saat tim dokter RSUD Tangsel mulai melakukan operasi kecil pada kelaminnya.
Rupanya, Rafly tengah asyik bermain 'Mobile Legend' di handphone milik sang ibu. Padahal disamping kanan dan kirinya, bocah lain yang menjalani khitan pula, sedang menjerit dan menangis histeris.
"Dari rumah sudah kita pikirin, jadi nanti waktu dikhitan dikasih handphone biar main mobile legend itu," ujar Fitria (43), Ibu Rafli yang terus mendampingi khitan putranya, Kamis (29/7/2018).
Menurut pengakuan sang ibu, permintaan khitan itu muncul dari keinginan Rafli sendiri. Meski sebenarnya, pihak keluarga tak begitu tega mengkhitan Rafli di usia 4 tahun.
"Itu dia (Rafli) yang minta ke saya sama ayahnya, yang lain kan biasanya umur 8 tahun," imbuhnya.
Sang ibu menceritakan, jika Rafli mulai gemar bermain Mobile Legends sejak ayah dan sepupunya kerap bermain games tersebut di rumah. Walau tak dilarang, namun hanya pada waktu-waktu tertentu Rafly diperbolehkan memainkannya.
"Tetap ada batasannya, jadi sewaktu-waktu aja dia boleh main game di handphone," ucapnya lagi.
Selama prosesi khitan berlangsung, Rafli terlihat cuek dan terus asyik mengikuti game di handphone. Tim medis serta pegawai dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangsel terheran-heran menyaksikan kondisi itu, mengingat suasana di ruangan sebenarnya terdengar riuh akibat jerit dan tangisan bocah lain yang menjalani khitan.
"Kami mengerahkan 3 dokter dan dibantu sejumlah perawat untuk bakti sosial khitan ini. Yang dikhitan ada sekira 20 anak-anak, sedangkan untuk donor darah sementara ini yang mendaftar sudah 50 pegawai lebih," ucap Suhara Manullang, Direktur RSUD Tangsel.
Sementara itu, Kepala Kejari Tangsel, Bima Suprayoga menuturkan, kegiatan sosial berbentuk khitan dan donor darah itu merupakan rangkaian acara memperingati hari Bhakti Adhyaksa ke 58 tahun, pada tanggal 22 Juli 2018. Sebagai penyelenggara, pihak Kejari Kota Tangsel menggandeng RSUD dalam pelaksanaan teknisnya.
"Kegiatan ini dalam rangka hari Bhakti Adyaksa ke 58, dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini ke 21. Kegiatan sosial ini berupa khitanan massal dan donor darah, sebagai wujud partisipasi dan empati kami kepada masyarakat, sehingga kejaksaan dapat berfungsi pula secara sosial," tuturya.
Seorang bocah bernama Rafly (4), terlihat tenang dan fokus pada layar smartphone saat tim dokter RSUD Tangsel mulai melakukan operasi kecil pada kelaminnya.
Rupanya, Rafly tengah asyik bermain 'Mobile Legend' di handphone milik sang ibu. Padahal disamping kanan dan kirinya, bocah lain yang menjalani khitan pula, sedang menjerit dan menangis histeris.
"Dari rumah sudah kita pikirin, jadi nanti waktu dikhitan dikasih handphone biar main mobile legend itu," ujar Fitria (43), Ibu Rafli yang terus mendampingi khitan putranya, Kamis (29/7/2018).
Menurut pengakuan sang ibu, permintaan khitan itu muncul dari keinginan Rafli sendiri. Meski sebenarnya, pihak keluarga tak begitu tega mengkhitan Rafli di usia 4 tahun.
"Itu dia (Rafli) yang minta ke saya sama ayahnya, yang lain kan biasanya umur 8 tahun," imbuhnya.
Sang ibu menceritakan, jika Rafli mulai gemar bermain Mobile Legends sejak ayah dan sepupunya kerap bermain games tersebut di rumah. Walau tak dilarang, namun hanya pada waktu-waktu tertentu Rafly diperbolehkan memainkannya.
"Tetap ada batasannya, jadi sewaktu-waktu aja dia boleh main game di handphone," ucapnya lagi.
Selama prosesi khitan berlangsung, Rafli terlihat cuek dan terus asyik mengikuti game di handphone. Tim medis serta pegawai dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangsel terheran-heran menyaksikan kondisi itu, mengingat suasana di ruangan sebenarnya terdengar riuh akibat jerit dan tangisan bocah lain yang menjalani khitan.
"Kami mengerahkan 3 dokter dan dibantu sejumlah perawat untuk bakti sosial khitan ini. Yang dikhitan ada sekira 20 anak-anak, sedangkan untuk donor darah sementara ini yang mendaftar sudah 50 pegawai lebih," ucap Suhara Manullang, Direktur RSUD Tangsel.
Sementara itu, Kepala Kejari Tangsel, Bima Suprayoga menuturkan, kegiatan sosial berbentuk khitan dan donor darah itu merupakan rangkaian acara memperingati hari Bhakti Adhyaksa ke 58 tahun, pada tanggal 22 Juli 2018. Sebagai penyelenggara, pihak Kejari Kota Tangsel menggandeng RSUD dalam pelaksanaan teknisnya.
"Kegiatan ini dalam rangka hari Bhakti Adyaksa ke 58, dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini ke 21. Kegiatan sosial ini berupa khitanan massal dan donor darah, sebagai wujud partisipasi dan empati kami kepada masyarakat, sehingga kejaksaan dapat berfungsi pula secara sosial," tuturya.
(maf)