Menambah Kapasitas Bandara Soetta

Selasa, 03 Juli 2018 - 10:59 WIB
Menambah Kapasitas Bandara Soetta
Menambah Kapasitas Bandara Soetta
A A A
TANGERANG - Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten terus berbenah. Berbagai pembangunan terus dilakukan demi mempercantik dan meningkatkan layanan penerbangan.

Setelah pembangunan Terminal 3 Ultimate yang diikuti layanan kereta bandara dan moda transportasi cepat antarterminal Skytrain, bandara tersibuk di Indonesia ini berencana membangun Terminal 4.

President Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan proyek Terminal 4 dibagi dalam beberapa tahap. Pertama, pembuatan conceptual design. “Masih tahap awal, jadi conceptual design-nya juga belum diputuskan,” ujarnya di Bandara Soetta, Tangerang, Banten, kemarin. Setelah ada conceptual design, langkah selanjutnya membuat basic design kemudian detail engineering design (DED) dan terakhir langsung constructions.

“Proses conceptual design ini menentukan Terminal 4 itu mau dijadikan terminal dengan konsep apa? Seperti LCC atau low cost carrier terminal atau apa?” kata Yado.

Meski masih proses awal, sudah ada beberapa pilihan yakni ethnic , modern green atau konsep lainnya. Pembangunan Terminal 4 sudah sesuai masterplan AP II di mana pada 2025 penumpang di Bandara Soetta diprediksi mencapai 100 juta orang per tahun. Sejauh ini keberadaan Terminal 3 sanggup menampung 25 juta penumpang per tahun ditambah revitalisasi Terminal 1 dan 2 maka total kapasitas Bandara Soetta mampu menampung 60 juta orang per tahun.

Untuk mendukung capaian target 100 juta penumpang per tahun pada 2025, AP II juga tengah membangun runway ketiga. Runway ini akan menunjang operasional dua runway yang sudah ada.

Dengan dua runway yang ada, Bandara Soetta dapat mengakomodir 80+1 pergerakan pesawat terbang per jamnya. Runway ketiga dengan dimensi 3.000x60 m2 diproyeksikan beroperasi pada 2019. Melihat pembangunan bandara yang sangat pesat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa tertarik dan meninjau langsung lokasi runway ketiga yang menelan investasi hingga Rp2 triliun itu.

“Pembangunan runway ketiga penting untuk peningkatan pergerakan pesawat mencapai 120 pergerakan per jam sekaligus mengakomodasi 100 juta penumpang pada 2025,” ujar Jokowi, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, proyeksi pertumbuhan jumlah penumpang harus dibarengi pertumbuhan jumlah pergerakan pesawat sehingga perlu adanya peningkatan sarana prasarana di sisi udara dan darat. Selain meninjau pembangunan runway ketiga, Presiden juga meminta pihak AP II merealisasikan pembangunan Terminal 4. “Jangan sampai lonjakan penumpang yang sudah diprediksi meningkat hingga 100 juta penumpang nantinya terabaikan,” katanya.

Jokowi berharap setelah pembangunan Terminal 4 dan runway ketiga rampung, pintu gerbang Indonesia ke dunia internasional semakin kompetitif menjadi bandara yang paling terkoneksi di wilayah Asia-Pasifik. “Nilai investasi Terminal 4 sekitar Rp11 triliun. Diperkirakan 2020 pembangunannya dimulai. Memang sudah tidak ada kesempatan lagi. Begitu direncanakan, desain, langsung dikerjakan,” ujarnya.

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengakui bertambahnya runway Bandara Soetta akan berdampak besar bagi perusahaan dan memberikan benefit pada stakeholders. “Secara operasional, runway ketiga akan memperlancar pergerakan pesawat dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta pariwisata, karena banyak rute-rute penerbangan yang dibuka,” ucapnya.

Runway ketiga dibangun di atas lahan seluas 216 hektare. Dari kebutuhan lahan tersebut, AP II memiliki tanah sekitar 42,85 hektare sehingga diperlukan pembebasan tanah 173,19 hektare. Di Kota Tangerang, pembangunan runway ketiga mencakup di Kelurahan Selapajang Jaya dan Benda. Di Kabupaten Tangerang meliputi Desa Bojong Renged, Rawa Burung, serta Rawa Rengas.

Pakar infrastruktur jalan Universitas Indonesia Sigit Pranowo Hadiwardoyo menilai rencana pembangunan Terminal 4 Bandara Soetta memang diperlukan. Apalagi saat ini pertumbuhan lalu lintas penumpang udara terus meningkat.

“Sehingga tidak berlebihan bila Terminal 4 sudah mulai dirancang,” ujarnya. AP II juga perlu menyiapkan infrastruktur penunjang karena pembangunan Terminal 4 terletak pada sisi perluasan Terminal 1 untuk memenuhi demand penerbangan dalam negeri.

Akses menuju dan dari bandara juga harus mengoptimalkan fasilitas kereta bandara. “Perluasan layanan hingga Bekasi bahkan mungkin Depok atau Bogor suatu kebijakan yang tepat karena akan mengurangi kebutuhan parkir di Terminal 4. Terpenting mengurangi beban dan kemampuan tol bandara,” ungkap Sigit.

Menurut dia, penambahan terminal sudah pasti mempertimbangkan kapasitas runway maupun taxiway. “Tanpa ada penambahan fasilitas penerbangan dapat menyebabkan antrean pesawat saat penerbangan maupun pendaratan. Antrean ini menyebabkan keterlambatan,” katanya. (Hasan Kurniawan/ R Ratna Purnama)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6192 seconds (0.1#10.140)