Bangkrut, PKL Kota Tua Dinilai Kurang Aktif dan Kreatif

Senin, 26 Maret 2018 - 21:37 WIB
Bangkrut, PKL Kota Tua Dinilai Kurang Aktif dan Kreatif
Bangkrut, PKL Kota Tua Dinilai Kurang Aktif dan Kreatif
A A A
JAKARTA - Sejumlah PKL resmi di Kota Tua bangkrut. Mereka tidak bisa bertahan dan berdagang lantaran sepinya pembeli. Dan sekalipun kondisi itu telah berlangsung lama, namun Suku Dinas (Sudin) Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) maupun Satpol PP tidak bisa berbuat banyak.

Sebagai solusi, dinas terkait berencana mengganti PKL resmi Kota Tua dengan pedagang baru. Mereka beralasan pedagang di sana kurang aktif dan kretif sehingga membuat usahanya bangkrut. "Akan kami ganti (dengan pedagang lain). Kan ada yang enggak aktif," ujar Kepala Dinas Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi, dan Perdagangan (UMKMP) DKI Jakarta, Irwandi, saat dihubungi, Senin (26/3/2018).

Menurut Irwandi, di Kota Tua terdapat 412 PKL resmi yang terdaftar dan sudah menempati lokasi binaan (lokbin) sejak Oktober 2017. Namun kini hanya tersisa sekitar 20 pedagang. Mereka yang tidak aktif dikarenakan rugi lantaran sepinya pengunjung.

Meski demikian, terhadap penggantian itu, Irwandi mengakui pihaknya masih melakukan kajian. Pemantauan menyeluruh akan dilakukan dalam waktu dekat, termasuk melihat perkembangan terhadap kios-kios yang kosong. “Lagi diinventarisir, lagi kami kasih surat peringatan dulu,” ucap Irwandi.

Pantauan KORAN SINDO, lokasi binaan PKL Kota Tua kini sepi senyap. Lapak-lapak pedagang cukup sepi dan sejumlah etalase berdebu. Termasuk toilet dan masjid, keduanya kian kusam meskipun bangunan masih terlihat belum setahun diresmikan. Kondisi ini memperburuk kondisi PKL sehingga tidak lagi indah.

Sedangkan di lokasi parkir, hanya beberapa kendaraan saja yang terparkir. Kondisi ini bertolak belakang dengan PKL liar yang memenuhi Jalan Lada dan Kunir. Di sana PKL kian banyak memenuhi bahu jalan, dan aktivitas ekonomi pun hidup. Tak hanya itu, beberapa lapak parkir terlihat dipenuhi oleh sejumlah kendaraan. Mereka memenuhi badan jalan, gedung gedung tua, hingga trotoar jalan.

Kasi Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat, Djarot Syarifudin, mengakui bangkrutnya PKL resmi Kota Tua dikarenakan banyak PKL liar yang berdagang di pinggiran jalan. “Lokbin Cengkeh kosong bukan karena seluruh pedagang ini kabur dan tak bayar retribusi. Itu karena maraknya PKL liar. Pembeli tidak mau ke sana karena sudah ada PKL Liar,” ucapnya.

Dirinya tidak bermaksud menyindir instansi terkait soal maraknya PKL liar serta parkir kendaraan liar yang tidak tertangani dengan baik di kawasan Kota Tua. Namun, kata dia, wajib hukumnya bagi instansi tersebut untuk menegakkan peraturan daerah (perda) tentang ketertiban umum.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. Tamo beralasan kondisi ini dikarenakan perintah Gubernur yang melarang adanya penertiban.

Meski demikian, terhadap penataan di sana pihaknya telah berjaga di sudut Kota Tua. Iimbauan untuk tidak berjualan di bahu jalan juga sering disampaikan. “Yah mau gimana, kami hanya bisa mengingatkan saja tanpa menindak,” tegas Tamo.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7974 seconds (0.1#10.140)