Diminati, Rute Uji Coba Ok Otrip Bertambah 2 Rute
A
A
A
JAKARTA - Uji coba Program One Karcis One Trip (Ok Otrip) alami penambahan dua rute. DKI terus penuhi keinginan operator angkot existing untuk perluas rute Ok Otrip.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, ujicoba Ok Otrip yang dilakukan sejak 15 Januari itu akan berakhir pada 15 April mendatang. Menurutnya, dalam masa uji coba ini, pihaknya terus membuka pintu untuk penambahan rute dan operator existing yang belum bergabung. Termasuk penyesuaian tarif rupiah perkilometer yang akan diputuskan pada operasional resmi nanti.
Hari ini, lanjut Andri, ada 2 penambahan rute, yakni Lebak Bulus-Pondok Labu dan Grogol-Angke dari 2 operator yang sebelumnya sudah bergabung di 3 rute uji coba pada 15 Januari lalu dengan tarif rupiah perkilometer Rp3.459 perkilometer. Diantaranya yaitu, Kampung Melayu-Duren Sawit, Semper-Rorotan dan Kampung Rambutan-Pondok Gede.
"Jadi ada lima rute yang sudah terlayani Ok Otrip. Tapi operatornya masih 2. Kami terus berdiskusi dan mengajak operator lain segera bergabung dengan Ok Otrip. Pada 16 April mendatang tarif maksimal Rp5.000 apabila perjalanan diteruskan dengan TransJakarta. Kalau tidak ya Rp3.500," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (19/2/2018).
Andri menjelaskan, penambahan dua rute tersebut berdasarkan permintaan dua operator yang sudah mengikuti uji coba sebelumnya dan perjalanan penumpang lantaran mengalami keuntungan mengikuti Ok Otrip.
Untuk itu, dia berharap agar sembilan operator angkot yang belum bergabung segera mengikuti Ok Otrip. Dia berjanji akan memenuhi keinginan para operator tersebut yang kerap beralasan tidak sesuainya tarif rupiah perkilometer yang ditawarkan Rp3.459.
Berdasarkan hasil diskusi tim khusus yang terdiri dari operator, pengusaha angkot, Organda, PT Transportasi Jakarta, Dinas Perhubungan dan kepolisian, lanjut Andri, tarif rupiah perkilometer yang ditawarkan Rp 3.459 untuk jarak 195 kilometer tidak mampu ditempuh dengan kondisi lalu lintas di pusat kota. Menurutnya, tarif rupiah perkilometer tersebut memang berlaku di pemukiman. Namun, untuk menyesuaikan tarif rupiah perkilometer, kata dia, tim akan melakukan survei terlebih dahulu.
"Nah saat ini kami sedang survei tarif rupiah perkilometer untuk angkot trayek Tanah Abang. Tidak menutup kemungkinan penyesuaian tarif akan dilakukan di angkot operator yang belum ujicoba Ok Otrip," ungkapnya.
Terkait beban subsidi yang dikeluarkan apabila seluruh operator bersedia mengikuti Ok Otrip, Andri menyebut sudah disiapkan dan diperkirakan mampu menampung seluruh angkot di 11 operator. Apalagi, armada yang mengikuti Ok Otrip akan diseleksi sebelum semuanya diremajakan. Paling tidak berusia dibawah 10 tahun, Uji KIR, aman dan nyaman.
"Tahun ini subsidi kita siapkan Rp3,3 Triliun untuk 2.678 unit bus. Saat ini baru sekitar 1.400 unit dan di Januari baru bertambah 68 angkot. Jadi diperkirakan masih cukup menampung seluruh angkot di 11 operator yang mengikuti Ok Otrip," pungkasnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, ujicoba Ok Otrip yang dilakukan sejak 15 Januari itu akan berakhir pada 15 April mendatang. Menurutnya, dalam masa uji coba ini, pihaknya terus membuka pintu untuk penambahan rute dan operator existing yang belum bergabung. Termasuk penyesuaian tarif rupiah perkilometer yang akan diputuskan pada operasional resmi nanti.
Hari ini, lanjut Andri, ada 2 penambahan rute, yakni Lebak Bulus-Pondok Labu dan Grogol-Angke dari 2 operator yang sebelumnya sudah bergabung di 3 rute uji coba pada 15 Januari lalu dengan tarif rupiah perkilometer Rp3.459 perkilometer. Diantaranya yaitu, Kampung Melayu-Duren Sawit, Semper-Rorotan dan Kampung Rambutan-Pondok Gede.
"Jadi ada lima rute yang sudah terlayani Ok Otrip. Tapi operatornya masih 2. Kami terus berdiskusi dan mengajak operator lain segera bergabung dengan Ok Otrip. Pada 16 April mendatang tarif maksimal Rp5.000 apabila perjalanan diteruskan dengan TransJakarta. Kalau tidak ya Rp3.500," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (19/2/2018).
Andri menjelaskan, penambahan dua rute tersebut berdasarkan permintaan dua operator yang sudah mengikuti uji coba sebelumnya dan perjalanan penumpang lantaran mengalami keuntungan mengikuti Ok Otrip.
Untuk itu, dia berharap agar sembilan operator angkot yang belum bergabung segera mengikuti Ok Otrip. Dia berjanji akan memenuhi keinginan para operator tersebut yang kerap beralasan tidak sesuainya tarif rupiah perkilometer yang ditawarkan Rp3.459.
Berdasarkan hasil diskusi tim khusus yang terdiri dari operator, pengusaha angkot, Organda, PT Transportasi Jakarta, Dinas Perhubungan dan kepolisian, lanjut Andri, tarif rupiah perkilometer yang ditawarkan Rp 3.459 untuk jarak 195 kilometer tidak mampu ditempuh dengan kondisi lalu lintas di pusat kota. Menurutnya, tarif rupiah perkilometer tersebut memang berlaku di pemukiman. Namun, untuk menyesuaikan tarif rupiah perkilometer, kata dia, tim akan melakukan survei terlebih dahulu.
"Nah saat ini kami sedang survei tarif rupiah perkilometer untuk angkot trayek Tanah Abang. Tidak menutup kemungkinan penyesuaian tarif akan dilakukan di angkot operator yang belum ujicoba Ok Otrip," ungkapnya.
Terkait beban subsidi yang dikeluarkan apabila seluruh operator bersedia mengikuti Ok Otrip, Andri menyebut sudah disiapkan dan diperkirakan mampu menampung seluruh angkot di 11 operator. Apalagi, armada yang mengikuti Ok Otrip akan diseleksi sebelum semuanya diremajakan. Paling tidak berusia dibawah 10 tahun, Uji KIR, aman dan nyaman.
"Tahun ini subsidi kita siapkan Rp3,3 Triliun untuk 2.678 unit bus. Saat ini baru sekitar 1.400 unit dan di Januari baru bertambah 68 angkot. Jadi diperkirakan masih cukup menampung seluruh angkot di 11 operator yang mengikuti Ok Otrip," pungkasnya.
(ysw)