DKI Luncurkan OK Oce Technology Bidang Informasi Teknologi
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta meresmikan OK Oce Technology di Balai Kota DKI Jakarta. OK Oce Technology bertujuan untuk membentuk wirausaha khusus di bidang teknologi informasi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, inisiatif OK Oce Tech ini adalah akselerator untuk menggemukkan dan memberdayakan start up. Sehingga bisa tumbuh berkembang sebagai operating business. Tech start up atau perusahaan rintisan di bidang teknologi, lanjut Sandi, sering fokus pada upaya membesar valuasi atau memperbesar nilai dari perusahaannya.
Namun yang fundamental di awal pertumbuhannya adalah use-bility kegunaannya atau manfaatnya dan market acceptance atau disebut sebagai penerimaan daripada pasar. "Nah usaha rintisan OK Oce Tech ini saya harap punya misi lebih dan parameter financial dan operational performance ini bukan hanya sebatas financial dan operating performance tetapi juga social impact, dampak sosial untuk mengukur. Nah ini yang terpenting, berapa jumlah tenaga kerja baru yang berkualitas yang sudah diciptakan," kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis, 1 Februari 2018 kemarin.
Dengan demikian, lanjut Sandi, OK Oce Tech bukan hanya jadi finansial seperti beberapa nama yang sudah ada, Gojek, Tokopedia, Traveloka dan sebagainya yang sudah menjadi financial unicorn. Melainkan menjadi sosial unicorn karena bisa menciptakan lebih dari 100.000 lapangan pekerja misalnya.
Memang, kata Sandi, Traveloka dan Tokopedia juga sudah social unicorn. Namun, dia menginginkan ke depan dimana valuasi yang satu miliar dollar pada unicorn bisa juga menghasilkan lapangan kerja yang baru dan berkualitas.
"Dan kehadiran di sini untuk pertama kalinya karena selama ini OK Oce diidentikkan usaha di bidang kuliner, kerajinan atau fashion. Hari ini kita launching, kita resmikan OK Oce Technology. Semoga bisa melahirkan banyak start up teknologi yang tumbuh pesat, berdampak sosial dan yang terpenting membuka lapangan kerja," ujarnya.
Sandiaga menunjuk Husni Fuad, seorang profesional di bidang teknologi informasi sebagai Ketua Ok Oce Tech. Fuad sendiri punya pengalaman 15 tahun bekerja di perusahaan teknologi informasi (TI) seperti IBM, Oracle, dan terakhir memiliki perusahaan TI sendiri, Ximplecode.
Fuad mengatakan, mengambil konsep efisien tapi efektif dalam program OK Oce Tech. Program ini terbuka untuk umum tapi terbatas pada orang-orang yang memenuhi syarat. "Untuk pendaftarannya bisa langsung saja melalui website OK Oce atau OK Oce Tech," ungkapnya.
Dalam Ok Oce Tech, Fuad menyiapkan D4 tahapan pelatihan/mentoring di dalamnya, tapi baru pelatihan/mentoring start up accelerator dan innovation collaborator yang bakal dibuka untuk angkatan pertama.
Sebab angkatan pertama hanya akan disiapkan 20 kursi dengan lama pelatihan dua bulan, dimulai Maret 2018. Pihaknya mengincar calon wirausaha yang telah memiliki prototipe produk dan tim. Produk prototipe yang diincar adalah aplikasi ataupun game.
"Untuk itu kami akan seleksi pesertanya," ujarnya. Pelatihan kemudian akan mengarahkan calon-calon wirausaha untuk mengetahui apakah produk prototipe mereka dibutuhkan orang dan bisa dijual. Apabila itu sudah diketahui, selanjutnya tinggal mencari investor.
Fuad memprediksi hanya tersisa 5 calon wirausaha baru di bidang teknologi informasi Ok Oce.Tech saat tahap pencarian investor. "Di tahap ini kita akan minta calon wirausaha itu paparan di depan investor," ujarnya.
Setelah proses ini rampung, program angkatan pertama selesai dan dilanjutkan dengan angkatan berikutnya. Selama dua bulan proses pelatihan akan diisi pula pertemuan-pertemuan dengan penggagas perusahaan start up yang telah sukses. Seperti Gojek, Grab, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, inisiatif OK Oce Tech ini adalah akselerator untuk menggemukkan dan memberdayakan start up. Sehingga bisa tumbuh berkembang sebagai operating business. Tech start up atau perusahaan rintisan di bidang teknologi, lanjut Sandi, sering fokus pada upaya membesar valuasi atau memperbesar nilai dari perusahaannya.
Namun yang fundamental di awal pertumbuhannya adalah use-bility kegunaannya atau manfaatnya dan market acceptance atau disebut sebagai penerimaan daripada pasar. "Nah usaha rintisan OK Oce Tech ini saya harap punya misi lebih dan parameter financial dan operational performance ini bukan hanya sebatas financial dan operating performance tetapi juga social impact, dampak sosial untuk mengukur. Nah ini yang terpenting, berapa jumlah tenaga kerja baru yang berkualitas yang sudah diciptakan," kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis, 1 Februari 2018 kemarin.
Dengan demikian, lanjut Sandi, OK Oce Tech bukan hanya jadi finansial seperti beberapa nama yang sudah ada, Gojek, Tokopedia, Traveloka dan sebagainya yang sudah menjadi financial unicorn. Melainkan menjadi sosial unicorn karena bisa menciptakan lebih dari 100.000 lapangan pekerja misalnya.
Memang, kata Sandi, Traveloka dan Tokopedia juga sudah social unicorn. Namun, dia menginginkan ke depan dimana valuasi yang satu miliar dollar pada unicorn bisa juga menghasilkan lapangan kerja yang baru dan berkualitas.
"Dan kehadiran di sini untuk pertama kalinya karena selama ini OK Oce diidentikkan usaha di bidang kuliner, kerajinan atau fashion. Hari ini kita launching, kita resmikan OK Oce Technology. Semoga bisa melahirkan banyak start up teknologi yang tumbuh pesat, berdampak sosial dan yang terpenting membuka lapangan kerja," ujarnya.
Sandiaga menunjuk Husni Fuad, seorang profesional di bidang teknologi informasi sebagai Ketua Ok Oce Tech. Fuad sendiri punya pengalaman 15 tahun bekerja di perusahaan teknologi informasi (TI) seperti IBM, Oracle, dan terakhir memiliki perusahaan TI sendiri, Ximplecode.
Fuad mengatakan, mengambil konsep efisien tapi efektif dalam program OK Oce Tech. Program ini terbuka untuk umum tapi terbatas pada orang-orang yang memenuhi syarat. "Untuk pendaftarannya bisa langsung saja melalui website OK Oce atau OK Oce Tech," ungkapnya.
Dalam Ok Oce Tech, Fuad menyiapkan D4 tahapan pelatihan/mentoring di dalamnya, tapi baru pelatihan/mentoring start up accelerator dan innovation collaborator yang bakal dibuka untuk angkatan pertama.
Sebab angkatan pertama hanya akan disiapkan 20 kursi dengan lama pelatihan dua bulan, dimulai Maret 2018. Pihaknya mengincar calon wirausaha yang telah memiliki prototipe produk dan tim. Produk prototipe yang diincar adalah aplikasi ataupun game.
"Untuk itu kami akan seleksi pesertanya," ujarnya. Pelatihan kemudian akan mengarahkan calon-calon wirausaha untuk mengetahui apakah produk prototipe mereka dibutuhkan orang dan bisa dijual. Apabila itu sudah diketahui, selanjutnya tinggal mencari investor.
Fuad memprediksi hanya tersisa 5 calon wirausaha baru di bidang teknologi informasi Ok Oce.Tech saat tahap pencarian investor. "Di tahap ini kita akan minta calon wirausaha itu paparan di depan investor," ujarnya.
Setelah proses ini rampung, program angkatan pertama selesai dan dilanjutkan dengan angkatan berikutnya. Selama dua bulan proses pelatihan akan diisi pula pertemuan-pertemuan dengan penggagas perusahaan start up yang telah sukses. Seperti Gojek, Grab, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya.
(whb)