Puluhan Pencari Suaka Telantar di Depan Rumah Detensi Imigrasi
A
A
A
JAKARTA - Sedikitnya 51 pengungsi dari sejumlah negara konflik seperti Afganistan, Iran, Somalia, dan Sudan menggelandang di kawasaan Kalideres, Jakarta Barat. Mereka terpaksa mendirikan tenda di depan rumah Detensi Imigrasi, Jalan Peta Selatan, Jakarta Barat.
Keberadaan mereka di kawasan itu telah memasuki minggu ke tiga. Karena adanya penolakan dari rumah Detensi, mereka kemudian nekat mendirikan tenda seadanya beratap sarung dan selimut serta beralas tikar.
Sebelumnya para pencari suaka ini tinggal selama setahun di kantor UNHCR di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat dan beberapa tempat di Indonesia. Namun karena tidak ada kejelasan, mereka kemudian pindah dan menggelandang di Kalideres.
"Sudah hampir dua minggu lebih," ucap Ahmad, salah satu pengungsi di kawasan itu, Kamis (11/1/2018).
Pantauan Koran SINDO, saat ini ada beberapa tikar dan kardus digelar ditempat itu. Hanya beratap sarung dan selimut mereka tidur memenuhi trotoar jalan. Kondisi kian miris lantaran tikar dan kardus cukup kotor seiring jalanan itu yang dilintasi kendaraan.
Kondisi demikian jauh lebih baik, dibanding saat pertama kali datang. Kala itu para pengungsi hanya tidur seadanya di atas trotoar tanpa alas maupun tanpa atap. Kondisi meringkuk sakit terjadi saat malam tadi, udara dingin disertai nyamuk acap kali mengganggu mereka saat tidur.
Karena kondisi seadanya, sebagian pengungsi diserang penyakit seperti sakit kepala, perut, dan paru paru. Bahkan tiga orang pengungsi yang hamil sempat mendapatkan perawatan dari Puskesmas Kalideres.
Kala itu, Dokter sempat melakukan pengecekan di kawasan itu, mulai dari tensi, darah. Beberapa orang pengungsi ada yang diberikan obat untuk meringankan hingga menyembuhkan penyakitnya.
Untuk menghidupi warganya, Ahmad dan pengungsi lainnya mengandalkan bantuan makan dari pengendara yang lewat, bungkusan restoran makan cepat saji terlihat di tempat itu.
"Saya tidak punya apapun. Makanan pakaian, sepatu, semua diberi oleh orang yang datang kesini," ucap Ahmad.
Pedagang warung klontong, Jaja (38) yang lokasinya di seberang kantor detensi mengakui bahwa keberadaan pengungsi telah ada sejak tiga minggu lalu. Saat pertama kali datang, mereka hanya tiga orang, namun hingga kini jumlahnya mencapai puluhan.
“Pertama dikit lama kelamaan terus datang dan memenuhi trotoar,” ucap Jaja.
Jaja mengatakan kejadian itu bukanlah kali pertama. Sebelumnya di bulan lalu, kejadian serupa terjadi. Oleh pihak detensi, kemudian pengungsi itu dimasukan dan terus kembali berdatangan.
Seorang Pegawai kantor Detensi imigrasi, Idham Chalid, menerangkan pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. Kantor imigrasi telah penuh sesak karena banyaknya pencari suaka yang ada di situ.
“Sekarang mah 51 orang, beberapa diantaranya wanita dan anak anak,” ucapnya singkat sembari melakukan pendataan pasti terhadap pengungsi itu.
Lurah Kalideres, Fahmi telah berupaya betul agar kondisi ini tak terjadi. Di trotoar depan kantor ia kemudian memasang pot pot bunga besar agar pengungsi tak lagi mendirikan tenda lebih besar, sehingga mengganggu pengguna jalan.
Termasuk soal membenahi dan menurunkan petugas PPSU. Fahmi mengatakan pihaknya setiap pagi datang ketempat itu memberesi kantor yang kala pagi dipenuhi sampah.
Keberadaan mereka di kawasan itu telah memasuki minggu ke tiga. Karena adanya penolakan dari rumah Detensi, mereka kemudian nekat mendirikan tenda seadanya beratap sarung dan selimut serta beralas tikar.
Sebelumnya para pencari suaka ini tinggal selama setahun di kantor UNHCR di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat dan beberapa tempat di Indonesia. Namun karena tidak ada kejelasan, mereka kemudian pindah dan menggelandang di Kalideres.
"Sudah hampir dua minggu lebih," ucap Ahmad, salah satu pengungsi di kawasan itu, Kamis (11/1/2018).
Pantauan Koran SINDO, saat ini ada beberapa tikar dan kardus digelar ditempat itu. Hanya beratap sarung dan selimut mereka tidur memenuhi trotoar jalan. Kondisi kian miris lantaran tikar dan kardus cukup kotor seiring jalanan itu yang dilintasi kendaraan.
Kondisi demikian jauh lebih baik, dibanding saat pertama kali datang. Kala itu para pengungsi hanya tidur seadanya di atas trotoar tanpa alas maupun tanpa atap. Kondisi meringkuk sakit terjadi saat malam tadi, udara dingin disertai nyamuk acap kali mengganggu mereka saat tidur.
Karena kondisi seadanya, sebagian pengungsi diserang penyakit seperti sakit kepala, perut, dan paru paru. Bahkan tiga orang pengungsi yang hamil sempat mendapatkan perawatan dari Puskesmas Kalideres.
Kala itu, Dokter sempat melakukan pengecekan di kawasan itu, mulai dari tensi, darah. Beberapa orang pengungsi ada yang diberikan obat untuk meringankan hingga menyembuhkan penyakitnya.
Untuk menghidupi warganya, Ahmad dan pengungsi lainnya mengandalkan bantuan makan dari pengendara yang lewat, bungkusan restoran makan cepat saji terlihat di tempat itu.
"Saya tidak punya apapun. Makanan pakaian, sepatu, semua diberi oleh orang yang datang kesini," ucap Ahmad.
Pedagang warung klontong, Jaja (38) yang lokasinya di seberang kantor detensi mengakui bahwa keberadaan pengungsi telah ada sejak tiga minggu lalu. Saat pertama kali datang, mereka hanya tiga orang, namun hingga kini jumlahnya mencapai puluhan.
“Pertama dikit lama kelamaan terus datang dan memenuhi trotoar,” ucap Jaja.
Jaja mengatakan kejadian itu bukanlah kali pertama. Sebelumnya di bulan lalu, kejadian serupa terjadi. Oleh pihak detensi, kemudian pengungsi itu dimasukan dan terus kembali berdatangan.
Seorang Pegawai kantor Detensi imigrasi, Idham Chalid, menerangkan pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. Kantor imigrasi telah penuh sesak karena banyaknya pencari suaka yang ada di situ.
“Sekarang mah 51 orang, beberapa diantaranya wanita dan anak anak,” ucapnya singkat sembari melakukan pendataan pasti terhadap pengungsi itu.
Lurah Kalideres, Fahmi telah berupaya betul agar kondisi ini tak terjadi. Di trotoar depan kantor ia kemudian memasang pot pot bunga besar agar pengungsi tak lagi mendirikan tenda lebih besar, sehingga mengganggu pengguna jalan.
Termasuk soal membenahi dan menurunkan petugas PPSU. Fahmi mengatakan pihaknya setiap pagi datang ketempat itu memberesi kantor yang kala pagi dipenuhi sampah.
(ysw)