Bergaya Green Building, KAI: Lebih Modern dan Kurangi Operasional
A
A
A
JAKARTA - Untuk menambah ketertarikan pengguna jasa kereta api, PT KAI tak hanya mempercantik pelayanannya. Tapi juga mempercantik kualitas stasiun, hal ini agar para penumpang lebih nyaman mengutamakan naik kereta api.
Hal itu diungkapkan oleh Senior Manager PT KAI, Agus Komarudin. Ia juga mengatakan pembangunan stasiun berkonsep green building merupakan konsep terbaru KAI dalam pembangunan di beberapa stasiun.
"Itu sengaja kami buat. Stasiun jadi lebih modern, sengaja dibuat green agar mengurangi operasional," ucap Agus menanggapi konsep Stasiun Sudirman Baru atau BNI City di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Berbeda dengan stasiun pada umumnya yang lebih berkonsep terbuka. Stasiun Sudirman justru tertutup. Pada tiga lantai kantor stasiun dibuat sangat tertutup nyaris angin tak bisa masuk. Kecuali pada lantai bawah yang digunakan peron kereta.
Bila menilisik, stasiun cukup berbeda seperti stasiun yang ada di beberapa titik. Stasiun begitu terang lantaran nyaris tidak ditemukan tembok-tembok. Penerangan pun dimaksimalkan menggunakan cahaya matahari dengan konsep jendela lebih besar seperti layaknya bandara udara baru yang ada di Indonesia.
Konsep ini mampu maksimalkan penerangan. Sehingga saat siang hari lampu-lampu stasiun tidak menyala, stasiun menjadi hemat dalam ongkos perawatan. (Baca Juga: Tarif Parkir Stasiun Sudirman Baru Dipatok Rp5 Ribu per Jam
Termasuk soal stasiun yang lebih modern. Memasuki lantai dasar, penumpang, khususnya kaum disabilitas akan dimanja dengan eskalator yang mendatar, sehingga kursi roda akan bisa digunakan pada eskalator ini.
Memasuki lantai dua, barisan taman-taman di sekitar Stasiun Sudirman begitu sejuk. Cahaya terang dari tembok kaca membuat stasiun begitu ramah. Terlebih adanya tanaman membuat seolah berada di tanaman.
Stasiun terlihat lebih luas dengan atap yang tinggi sekitar 20 meter. Sehingga membuat stasiun tampak begitu luas. (Baca Juga: Soal Subsidi Kereta Bandara, Sandiaga Bakal Koordinasi dengan DPRD
Disisi kanan kiri stasiun terdapat beberapa eskalator yang menunjukan lantai 3 tempat pembelian tiket dan juga kantor pusat operator kereta bandara, PT Railink. Seperti eskalator dari lantai 1, eskalor ini juga bisa digunakan untuk kaum disabilitas.
Berbeda dengan stasiun yang masih menggunakan loket, stasiun ka bandara ini menggunakan vanding machine. Mesin ini terdapat pada lantai 2 dan 3 di sisi kanan dan kiri.
Begitu membeli tiket, penumpang kemudian bisa langsung masuk menggunakan pintu otomatis dan diarahkan ke peron menggunakan eskalator dan lift. (Baca Juga: Pemkot Tata Arus Transportasi Massal
Bagi Agus, konsep stasiun ini akan ia gunakan bila nantinya kai akan membangun atau renov. Bahkan diakuinya stasiun duri dan batu ceper yang juga digunakan ka bandara tak jauh beda dengan stasiun sudirman baru.
Hal itu diungkapkan oleh Senior Manager PT KAI, Agus Komarudin. Ia juga mengatakan pembangunan stasiun berkonsep green building merupakan konsep terbaru KAI dalam pembangunan di beberapa stasiun.
"Itu sengaja kami buat. Stasiun jadi lebih modern, sengaja dibuat green agar mengurangi operasional," ucap Agus menanggapi konsep Stasiun Sudirman Baru atau BNI City di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Berbeda dengan stasiun pada umumnya yang lebih berkonsep terbuka. Stasiun Sudirman justru tertutup. Pada tiga lantai kantor stasiun dibuat sangat tertutup nyaris angin tak bisa masuk. Kecuali pada lantai bawah yang digunakan peron kereta.
Bila menilisik, stasiun cukup berbeda seperti stasiun yang ada di beberapa titik. Stasiun begitu terang lantaran nyaris tidak ditemukan tembok-tembok. Penerangan pun dimaksimalkan menggunakan cahaya matahari dengan konsep jendela lebih besar seperti layaknya bandara udara baru yang ada di Indonesia.
Konsep ini mampu maksimalkan penerangan. Sehingga saat siang hari lampu-lampu stasiun tidak menyala, stasiun menjadi hemat dalam ongkos perawatan. (Baca Juga: Tarif Parkir Stasiun Sudirman Baru Dipatok Rp5 Ribu per Jam
Termasuk soal stasiun yang lebih modern. Memasuki lantai dasar, penumpang, khususnya kaum disabilitas akan dimanja dengan eskalator yang mendatar, sehingga kursi roda akan bisa digunakan pada eskalator ini.
Memasuki lantai dua, barisan taman-taman di sekitar Stasiun Sudirman begitu sejuk. Cahaya terang dari tembok kaca membuat stasiun begitu ramah. Terlebih adanya tanaman membuat seolah berada di tanaman.
Stasiun terlihat lebih luas dengan atap yang tinggi sekitar 20 meter. Sehingga membuat stasiun tampak begitu luas. (Baca Juga: Soal Subsidi Kereta Bandara, Sandiaga Bakal Koordinasi dengan DPRD
Disisi kanan kiri stasiun terdapat beberapa eskalator yang menunjukan lantai 3 tempat pembelian tiket dan juga kantor pusat operator kereta bandara, PT Railink. Seperti eskalator dari lantai 1, eskalor ini juga bisa digunakan untuk kaum disabilitas.
Berbeda dengan stasiun yang masih menggunakan loket, stasiun ka bandara ini menggunakan vanding machine. Mesin ini terdapat pada lantai 2 dan 3 di sisi kanan dan kiri.
Begitu membeli tiket, penumpang kemudian bisa langsung masuk menggunakan pintu otomatis dan diarahkan ke peron menggunakan eskalator dan lift. (Baca Juga: Pemkot Tata Arus Transportasi Massal
Bagi Agus, konsep stasiun ini akan ia gunakan bila nantinya kai akan membangun atau renov. Bahkan diakuinya stasiun duri dan batu ceper yang juga digunakan ka bandara tak jauh beda dengan stasiun sudirman baru.
(mhd)