Layani Masyarakat, Transjakarta Buka Dua Trayek Baru Nonkoridor
Layani Masyarakat, Transjakarta Buka Dua Trayek Baru Nonkoridor
A
A
A
JAKARTA - PT Transjakarta membuka kembali dua jalur non-koridor untuk bus kebanggaan Pemprov DKI tersebut. Pembukaan ini merupakan bukti Transjakarta ingin melayani masyarakat hingga ke pelosok Jakarta.
Humas PT Transjakarta, Wibowo mengatakan, pembukaan dua jalur yakni, Blok M-Joglo dan Kampung Melayu-Pulo Gadung telah dilakukan sejak Rabu, 20 Desember 2017 kemarin. Wibowo menambahkan, lantaran di kawasan itu tidak memiliki halte, maka Transjakarta membuat sejumlah spot bus stop. Pemberhentian ini ada beberapa lokasi dengan jalur terbanyak Blok M-Joglo.
“Tapi ada juga yang menggunakan bus. Bus itu melintas di koridor 8 dan koridor 11,” kata Wibowo pada Kamis, 21 Desember 2017 kemarin. Berbeda dengan halte pada koridor, bus stop yang ada ini tidak menggunakan halte darurat seperti di depan Stasiun Manggarai.
Hanya halte-halte pemberhentian yang ada di pinggir jalan saja yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan penumpang. Pantauan KORAN SINDO, meskipun telah resmi beroperasi namun sejumlah masyarakat tampak kebingungan.
Mereka tidak mengetahui cara naik dan turun bus, lantaran tidak terdapat halte seperti pada koridor. “Jadi kalau saya pikir ini seperti naik Kopaja atau Metro Mini, enggak ada mesin tapping tiket atau apapun,” keluh Tami (29) di Jalan Joglo Raya.
Humas PT Transjakarta, Wibowo mengatakan, pembukaan dua jalur yakni, Blok M-Joglo dan Kampung Melayu-Pulo Gadung telah dilakukan sejak Rabu, 20 Desember 2017 kemarin. Wibowo menambahkan, lantaran di kawasan itu tidak memiliki halte, maka Transjakarta membuat sejumlah spot bus stop. Pemberhentian ini ada beberapa lokasi dengan jalur terbanyak Blok M-Joglo.
“Tapi ada juga yang menggunakan bus. Bus itu melintas di koridor 8 dan koridor 11,” kata Wibowo pada Kamis, 21 Desember 2017 kemarin. Berbeda dengan halte pada koridor, bus stop yang ada ini tidak menggunakan halte darurat seperti di depan Stasiun Manggarai.
Hanya halte-halte pemberhentian yang ada di pinggir jalan saja yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan penumpang. Pantauan KORAN SINDO, meskipun telah resmi beroperasi namun sejumlah masyarakat tampak kebingungan.
Mereka tidak mengetahui cara naik dan turun bus, lantaran tidak terdapat halte seperti pada koridor. “Jadi kalau saya pikir ini seperti naik Kopaja atau Metro Mini, enggak ada mesin tapping tiket atau apapun,” keluh Tami (29) di Jalan Joglo Raya.
(whb)
Explore More