Ajang DWP Berakhir Aman, Buktikan Warga Jakarta Cinta Damai
A
A
A
JAKARTA - Pagelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun ini telah selesai terlaksana dengan sukses dan aman. Pesan pertama yang disampaikan pagelaran electronic dance music (EDM) tahunan terbesar di Asia ini adalah Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia yang cinta perdamaian.
Belasan bendera negara asing terlihat diusung oleh pecinta EDM pada hari pertama dan kedua (15-16 Desember) yang diselenggarakan di Jakarta International Expo (JI Expo), Kemayoran, Jakarta Pusat. Bendera beragam warna dari Malaysia, Singapura, Vietnam, Hong Kong, hingga Korea Selatan, menyemarakkan kostum para pengunjung DWP dua malam itu. (Baca: Polisi Akan Tindak Tegas Ormas yang Coba Usik Acara DWP)
Seakan tak peduli apapun bangsa, agama, ras, dan ideologi mereka, seluruh penonton kompak berlompat dan berdansa mengikuti hentakan bas serta liukan melodi elektronik.“Kami datang ke Jakarta dengan cinta dan damai. Kami ke sini menikmati suasana itu,” ujar Katsumi, penonton dari Jepang yang datang ke Jakarta bersama tiga rekannya.
Meski pada awal pagelaran tahun ini DWP sempat terjadi penolakan, namun akhirnya acara dapat berjalan aman dan sukses. Sebab, pengetatan acara dilakukan polisi untuk menciptakan rasa aman. Selama acara pengunjung tidak bisa sembarang membawa, rokok, minuman alkohol, hingga sajam disita."Kami masih percaya Jakarta aman," kata Jack (26), pengunjung asal Inggris. (Baca: Polda Metro Jaya Kerahkan 600 Personel Amankan DWP 2017)
Jack yang sudah empat hari berada di Jakarta mengaku sedang ada even musik yang bisa mengumpulkan puluhan ribu manusia dengan latang belakang yang berbeda. “Semuanya kompak bersatu di bawah hentakan musik. Ini sangat luar biasa. Walaupun berbeda negara kami bersatu di sini,” katanya.
Sebelumnya, Assistant Brand Manager Ismaya Live, Sarah Deshita, mengatakan, dengan kemampuan menghimpun pengunjung hingga 100.000 orang, kini DWP masuk 10 besar festival panggung DJ dunia. "Kalau pemerintah mendukung kami, kami optimistis DWP mampu masuk sekurangnya lima besar dunia," ucap Sarah.
Belasan bendera negara asing terlihat diusung oleh pecinta EDM pada hari pertama dan kedua (15-16 Desember) yang diselenggarakan di Jakarta International Expo (JI Expo), Kemayoran, Jakarta Pusat. Bendera beragam warna dari Malaysia, Singapura, Vietnam, Hong Kong, hingga Korea Selatan, menyemarakkan kostum para pengunjung DWP dua malam itu. (Baca: Polisi Akan Tindak Tegas Ormas yang Coba Usik Acara DWP)
Seakan tak peduli apapun bangsa, agama, ras, dan ideologi mereka, seluruh penonton kompak berlompat dan berdansa mengikuti hentakan bas serta liukan melodi elektronik.“Kami datang ke Jakarta dengan cinta dan damai. Kami ke sini menikmati suasana itu,” ujar Katsumi, penonton dari Jepang yang datang ke Jakarta bersama tiga rekannya.
Meski pada awal pagelaran tahun ini DWP sempat terjadi penolakan, namun akhirnya acara dapat berjalan aman dan sukses. Sebab, pengetatan acara dilakukan polisi untuk menciptakan rasa aman. Selama acara pengunjung tidak bisa sembarang membawa, rokok, minuman alkohol, hingga sajam disita."Kami masih percaya Jakarta aman," kata Jack (26), pengunjung asal Inggris. (Baca: Polda Metro Jaya Kerahkan 600 Personel Amankan DWP 2017)
Jack yang sudah empat hari berada di Jakarta mengaku sedang ada even musik yang bisa mengumpulkan puluhan ribu manusia dengan latang belakang yang berbeda. “Semuanya kompak bersatu di bawah hentakan musik. Ini sangat luar biasa. Walaupun berbeda negara kami bersatu di sini,” katanya.
Sebelumnya, Assistant Brand Manager Ismaya Live, Sarah Deshita, mengatakan, dengan kemampuan menghimpun pengunjung hingga 100.000 orang, kini DWP masuk 10 besar festival panggung DJ dunia. "Kalau pemerintah mendukung kami, kami optimistis DWP mampu masuk sekurangnya lima besar dunia," ucap Sarah.
(thm)