Cegah Pasien Bertambah, Bekasi Sasar 900.000 Anak untuk Divaksin Difteri
A
A
A
BEKASI - Perkembangan pasien susfect difteri di Kota Bekasi pada bulan Desember ini tergolong cukup signifikan. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat menggencarkan pencegahan penyakit mematikan ini, salah satunya melalui vaksinasi.
Berdasarkan catatan Pemkot Bekasi, seorang pasien yang positif difteri pada 2016 meninggal dunia. Penyebabnya, karena keterlambatan penanganan medis dan ketidaktahuan keluarga akan penyakit difteri ini. Tahun ini Pemkot Bekasi tidak ingin kejadian serupa terulang, sehingga pencegahan dan penanganan terus dioptimalkan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, mengatakan, sebanyak 937 anak telah diimunisasi sejak pelayanan imunisasi difteri dibuka Senin (11/12/2017). (Baca: Pasien Suspect Difteri di Kota Bekasi Meningkat Cepat)
Saat ini, kata dia, pemerintah daerah masih memiliki stok vaksin difteri tetanus (Dt) dan tetanus difteri (Td) di seluruh puskesmas. ”Vaksin ini tetap bisa digunakan untuk kekebalan anak terhadap penyakit difteri,” ujarnya, Jumat (15/12/2017).
Dezi menyebutkan, jumlah sasaran anak yang harus mengikuti imunisasi mencapai 900.000 orang. Jumlah itu terdiri atas anak usia 1-19 tahun. Untuk mempercepat program ini, pihaknya telah mengajukan penambahan vaksin kepada Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan catatan Pemkot Bekasi, seorang pasien yang positif difteri pada 2016 meninggal dunia. Penyebabnya, karena keterlambatan penanganan medis dan ketidaktahuan keluarga akan penyakit difteri ini. Tahun ini Pemkot Bekasi tidak ingin kejadian serupa terulang, sehingga pencegahan dan penanganan terus dioptimalkan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, mengatakan, sebanyak 937 anak telah diimunisasi sejak pelayanan imunisasi difteri dibuka Senin (11/12/2017). (Baca: Pasien Suspect Difteri di Kota Bekasi Meningkat Cepat)
Saat ini, kata dia, pemerintah daerah masih memiliki stok vaksin difteri tetanus (Dt) dan tetanus difteri (Td) di seluruh puskesmas. ”Vaksin ini tetap bisa digunakan untuk kekebalan anak terhadap penyakit difteri,” ujarnya, Jumat (15/12/2017).
Dezi menyebutkan, jumlah sasaran anak yang harus mengikuti imunisasi mencapai 900.000 orang. Jumlah itu terdiri atas anak usia 1-19 tahun. Untuk mempercepat program ini, pihaknya telah mengajukan penambahan vaksin kepada Kementerian Kesehatan.
(thm)