Selama 22 Tahun PAM Jaya Tak Bangun Jaringan Baru
A
A
A
Hampir 22 tahun lamanya, PAM Jaya tak juga membangun jaringan baru. Kondisi ini membuat Jakarta kesulitan menyalurkan air. Sebab dari seluruh Jakarta hanya 60% yang tercover air dari PAM.
"Terakhir kali kami berinvestasi tahun 1995 senilai 92 juta dollar (AS). Sampai sekarang belum dibangun jaringan baru," tutur Direktur PAM Jaya Erlan Hidayat di Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Pria yang kini resmi menjabat Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) ini menjelaskan, sebenarnya kebutuhan jaringan pipa di Jakarta telah tercover 73%.
Namun karena sumber air yang belum mencukupi makanya yang bisa di-cover hanya 60% saja. "Sumber airnya kian lama tidak bertambah, hanya segitu gitu saja," cetus Erland.
Meski demikian, Erland enggan ambil pusing, swastanisasi yang dilakukan PAM Jaya dengan melimpahkan swasta pada 1997 lalu, kepada Aerta dan Palyja membuat PAM kemudian meminta mereka memasang, alhasil dalam 20 tahun jaringan pipa bertambah sekitar 1.000 kilometer. "Debit tercukupi dengan 4.500 liter per detik," tuturnya.
Kini mencapai kebutuhan dan sumber daya air di masa mendatang, PAM Jaya tengah fokus menambah lumbung air di empat tempat, yakni kawasan Hutan Kota Srengseng, Kali Pesanggarahan, Pejaten, dan Buaran dalam tiga tahun ke depan. "Yang kita akan coba dikit dikit dulu," tuturnya.
Sementara terkait misi Musyawarah Antar Perusahaan Air Minum Nasional (Mapamnas) XIII 2017, Wakil Ketua Umum Perpamsi, Haris Yasin Limpao menegaskan, pihaknya siap membantu menyalurkan permasalahan perusahaan air minum (PAM) yang kecil.
Sebagaimana dengan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Haris menegaskan, pihaknya akan memberikan akses kepada daerah pinggiran. "Kita akan maksimalkan dan meningkatkan kualitas SDM," tuturnya.
Termasuk persoalan konflik PAM yang terjadi di beberapa daerah, seperti keengganan kabupaten dalam memberikan air kepada masyarakat kota maupun kebutuhan air lainnya. Haris menyebut, pihaknya kini telah mencoba meningkatkan koordinasi antar PAM daerah.
"Kami inginkan masalah in terpadu dan integritas, kami ingin maju. Hak air harus ke masyarakat Indonesia," tutupnya.
"Terakhir kali kami berinvestasi tahun 1995 senilai 92 juta dollar (AS). Sampai sekarang belum dibangun jaringan baru," tutur Direktur PAM Jaya Erlan Hidayat di Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Pria yang kini resmi menjabat Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) ini menjelaskan, sebenarnya kebutuhan jaringan pipa di Jakarta telah tercover 73%.
Namun karena sumber air yang belum mencukupi makanya yang bisa di-cover hanya 60% saja. "Sumber airnya kian lama tidak bertambah, hanya segitu gitu saja," cetus Erland.
Meski demikian, Erland enggan ambil pusing, swastanisasi yang dilakukan PAM Jaya dengan melimpahkan swasta pada 1997 lalu, kepada Aerta dan Palyja membuat PAM kemudian meminta mereka memasang, alhasil dalam 20 tahun jaringan pipa bertambah sekitar 1.000 kilometer. "Debit tercukupi dengan 4.500 liter per detik," tuturnya.
Kini mencapai kebutuhan dan sumber daya air di masa mendatang, PAM Jaya tengah fokus menambah lumbung air di empat tempat, yakni kawasan Hutan Kota Srengseng, Kali Pesanggarahan, Pejaten, dan Buaran dalam tiga tahun ke depan. "Yang kita akan coba dikit dikit dulu," tuturnya.
Sementara terkait misi Musyawarah Antar Perusahaan Air Minum Nasional (Mapamnas) XIII 2017, Wakil Ketua Umum Perpamsi, Haris Yasin Limpao menegaskan, pihaknya siap membantu menyalurkan permasalahan perusahaan air minum (PAM) yang kecil.
Sebagaimana dengan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Haris menegaskan, pihaknya akan memberikan akses kepada daerah pinggiran. "Kita akan maksimalkan dan meningkatkan kualitas SDM," tuturnya.
Termasuk persoalan konflik PAM yang terjadi di beberapa daerah, seperti keengganan kabupaten dalam memberikan air kepada masyarakat kota maupun kebutuhan air lainnya. Haris menyebut, pihaknya kini telah mencoba meningkatkan koordinasi antar PAM daerah.
"Kami inginkan masalah in terpadu dan integritas, kami ingin maju. Hak air harus ke masyarakat Indonesia," tutupnya.
(mhd)