Bekasi Bisa Jadi Kota Metropolitan

Rabu, 06 Desember 2017 - 08:22 WIB
Bekasi Bisa Jadi Kota Metropolitan
Bekasi Bisa Jadi Kota Metropolitan
A A A
BEKASI - Sudah saatnya bagi Bekasi bertransformasi menjadi kota metropolitan baru. Kawasan ini harus menjadi tujuan akhir, bukan lagi sebagai tempat melepas kepenatan dari rutinitas kesibukan kota Jakarta.

Pasalnya, selama ini dinamika kota Bekasi sudah semakin terpengaruh oleh hiru-pikuk kepadatan kota Jakarta. Dinamika di Bekasi pun saat ini baru mulai direncanakan dengan baik. Motivasi untuk membangun kota Bekasi kian matang.

Hal ini ditegaskan oleh pengamat perkotaan yang juga akademisi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna. ‎Kota ini nantinya bisa menjadi satu destinasi menarik bila semua infrastrukturnya sudah jadi, terutama bila pembangunan double track KRL sudah mulai dioperasikan, Bekasi akan mudah dijangkau ‎dan banyak pembangunan baru.

"Sebagai kawasan yang terkena dampak dinamika Jakarta yang tidak terencana, Bekasi harus segera bebenah diri," tambahnya saat di temui dalam diskusi "LRT dan Masa Depan Bekasi" di Universitas Islam 45 Bekasi, Selasa (5/12/2017)

Nantinya, bila sudah berubah sebagai kota metropolitan baru, pihak pengelolanya juga harus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di daerah tersebut. Jangan sampai, para pengelola mempertahankan etos kerja yang sekarang.

Yayat menceritakan, Bekasi sejatinya memiliki tanah berkualitas baik dan karakter dataran rendah yang mendukung. Itulah mengapa, sejak awal Bekasi direncanakan sebagai lumbung padi nasional. Hingga kini, kita pun masih bisa menemukan bekas saluran irigasi yang kemudian justru digunakan sebagai saluran drainase seiring dengan pertumbuhan jumlah pemukiman.

Karena tidak terencana itulah kemudian pertumbuhan Bekasi lebih mengarah kepada dormitory town atau kota asrama. Penduduknya hanya berada di kawasan ini untuk beristirahat, sementara kegiatan dan orientasi hariannya berpusat di Jakarta.

"Perkembangan Bekasi sangat pesat, seluruh kawasan telah berubah menjadi hunian, menggerus ruang terbuka hijau. Akhirnya, Bekasi berkembang tanpa kendali. Tata ruang tidak jelas, pembangunan terjadi mengikuti tren dan arah investasi pengembang serta pemilik modal. Semua berlomba membangun di mulut pintu tol yang menyebabkan kemacetan kian menjadi," ungkapnya.

Lantas, bagaimana membuat Bekasi menjadi metropolitan baru namun tidak mengcopy paste Jakarta? Menurut Yayat, wilayah timur Jakarta kini sudah mengalami kesulitan, masalah klasik yang harus mereka selesaikan pasti berhubungan dengan kepadatan penduduk, bencana banjir, dan kemacetan. Jika ingin menata Bekasi, mau tidak mau harus membangun secara vertikal, kemudian membangun pula sistem transportasinya.

"Uniknya di Bekasi letak stasiun tidak berada pada jalur utama. Penataan stasiun di Bekasi harus terintegrasi dengan angkutan umumnya. Di Jakarta sendiri hal ini sudah mulai di terapkan," ujar Yayat. Selama ini, pengaturan transportasi umum justru lebih mengarahkan penduduk pada penggunaan kendaraan pribadi dan jalan tol.

Khusus tentang Light Rail Transit (LRT), diperkirakan akan menjadi moda transportasi primadona yang banyak digunakan oleh warga Bekasi. Untuk saat ini pemerintah telah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun prasarana LRT meliputi jalur penggunaannya, termasuk didalamnya konstruksi jalur layang, stasiun, dan fasilitas operasi.

"Kami membangun LRT, dengan sebuah kebanggan, bahwa proyek ini dibangun untuk kepentingan masyarakat. Tahap pertama nantinya LRT akan menghubungkan dari titik paling timur yaitu Bekasi Timur menuju Cawang dan Duku Atas, serta Cibubur - Cawang - Duku Atas. Rencananya, di Bekasi Timur selain dibangun stasiun, juga akan dibangun Depo untuk pemeliharaan," kata Jumardi, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan. (Aprilia S Andyna)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4510 seconds (0.1#10.140)