Warga Anggap Separator di Jalan Margonda Selamatkan Pejalan Kaki

Selasa, 28 November 2017 - 23:34 WIB
Warga Anggap Separator...
Warga Anggap Separator di Jalan Margonda Selamatkan Pejalan Kaki
A A A
DEPOK - Keberadaan pembatas jalur lambat dan jalur cepat (separator) di Jalan Raya Margonda Raya, Kota Depok, menjadi polemik karena kerap memakan korban lantaran tidak sedikit mobil yang tersangkut.

Namun bagi warga pejalan kaki, sangat mendukung keberadaan separator itu. Sebab dianggap bisa membantu penyeberang jalan terhindar dari kecelakaan. "Saya kalau mau nyebrang itu susah di Margonda, selain jalannya lebar terus kendaraan juga lajunya kencang-kencang," ujar Sonia, salah satu mahasiswi, Selasa (28/11/2017).

Dengan adanya separator, pejalan kaki bisa berhenti saat menunggu kendaraan agak lengang. Jika berhenti tidak di separator, ia mengaku takut karena bisa terserempet kendaraan. "Kalau di atas separator bisa lebih aman," tandasnya. (Baca: Pembangunan Separator Kerap Makan Korban, Dishub Diminta Evaluasi)

Warga sekitar juga mendukung keberadaan separator. Hal itu dinilai sebagai upaya Pemerintah Kota Depok dalam menekan angka kecelakaan dan kepadatan kendaraan di Jalan Margonda Raya. Namun diperlukan kajian yang lebih mendalam sehingga keberadaan separator nantinya tidak merugikan masyarakat sekitar.

"Saat ini Jalan Margonda Raya merupakan salah satu lokasi dan pusat kuliner di Kota Depok. Jangan sampai adanya separator jalan malah melumpuhkan para pengusaha yang saat ini membantu pembangunan Kota Depok," kata Ketua LPM Kelurahan Pondok Cina, Munir HM.

Menurut dia, yang diperlukan saat ini adalah kajian ulang secara teknis, terutama soal wacana pembukaan jalan yang dilalui pengendara untuk melalui jalur lambat dan cepat. Kemudian soal besar dan kecilnya bukaan jalan agar nantinya tidak menimbulkan kepadatan kendaraan.

Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad sebelumnya sudah meminta kepada Dinas Perhubungan untuk segera melakukan evaluasi. Ia meminta kepala Dinas Perhubungan untuk melakukan kajian riil efektivitas ketersediaan anggaran. "Jika anggarannya tidak ada, saya minta cari CSR," katanya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0966 seconds (0.1#10.140)