Puluhan Pengungsi Banjir Ciketing Terserang Penyakit

Selasa, 21 November 2017 - 23:24 WIB
Puluhan Pengungsi Banjir Ciketing Terserang Penyakit
Puluhan Pengungsi Banjir Ciketing Terserang Penyakit
A A A
BEKASI - Sebanyak 442 warga dari 146 kepala keluarga (KK) di Bekasi harus diungsikan. Hal itu merupakan buntut dari banjir yang melanda warga di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, setinggi satu meter.

Sedangkan akibat banjir tersebut, korban yang terserang penyakit mencapai 66 orang. Jenis yang banyak diderita para korban banjir ada lima jenis penyakit. Seperti Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi yang tertinggi yakni berjumlah 21 penderita.

Setelah ISPA, penyakit kulit jumlahnya mencapai 19 orang, lalu penyakit hypertensi jumlahnya mencapai 14 orang. Kemudian, penyakit gastritis jumlahnya mencapai 6 orang, disusul penyakit diare dengan jumlah 4 orang, dan terakhir jenis penyakit Obs, febris berjumlah 2 orang.

"Totalnya mencapai 66 orang yang mengalami gangguan kesehatan. Kami sudah tempatkan petugas mulai dari dokter sampai perawat di tenda pengungsian banjir Ciketing," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kusnanto Saidi di Bekasi, Selasa (21/11/2017).

Menurutnya, jenis ISPA merupakan penyakit yang paling mendominasi penyebaran virus selama banjir di Ciketing Udik. Sebab, kata dia, penularan penyakit itu berasal dari kuman yang berada di udara. Sejauh ini, pihaknya sudah menerjunkan tim dari dua Puskesmas.

Di antaranya, Puskesmas Ciketing Udik, dan Puskesmas Bantar Gebang. Jumlah dokter dan perawat mencapai 10 orang yang terbagi dalam dua shift untuk lima orang. Meski demikian, kelima jenis penyakit yang menyerang korban banjir adalah jenis penyakit ringan.

Saat ini, lanjut dia, petugas dari dua Puskesmas masih melakukan pengawasan kepada seluruh warga yang rumahnya terkepung banjir. Selain itu, petugas sudah mempersiapkan kebutuhan obat-obatan yang dianggap penting saat terjadi banjir. "Kami siagakan petugas dengan perlengkapanya," tegasnya.

Kapolsek Bantar Gebang Kompol Siswo mengatakan, kondisi terbaru dari lokasi banjir, air sudah mulai surut hingga 15 centimeter. Namun, untuk korban banjir, kata dia, masih terbagi ada yang bertahan atau ada yang lebih memilih mengungsi. "Kebanyakan warga masih bertahan," katanya.

Siswo menambahkan, rendaman air ini baru ini terjadi. Hal itu disebabkan karena saluran gorong-gorong di aliran itu rusak akibat alat berat. Hanya saja, perbaikan itu sekarang sudah bisa mengalir. "Air sudah mengalir, dua perahu karet disiagakan untuk mengantisipasinya," tukasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0024 seconds (0.1#10.140)
pixels