Busway Koridor XIII Ciledug-Tendean Belum Maksimal

Senin, 20 November 2017 - 08:04 WIB
Busway Koridor XIII Ciledug-Tendean Belum Maksimal
Busway Koridor XIII Ciledug-Tendean Belum Maksimal
A A A
JAKARTA - Pengoperasian bus Transjakarta koridor XIII Ciledug-Tendean masih seadanya saja. Ini disebabkan penerangan jalan umum (PJU) di koridor layang tersebut belum terpasang.

Koridor XIII sudah berjalan tiga bulan, namun sarana dan prasarana belum memadai. Selain lampu jalan, halte yang tinggi tidak dilengkapi eskalator atau lift, bahkan tidak ada elevated direct conection dengan bangunan atau gedung di koridor sepanjang 9,4 km itu. Padahal, koridor tersebut memiliki potensi besar untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak karena menghubungkan Tangerang dan DKI Jakarta.

Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Izzul Waro menyarankan Pemprov DKI mendorong peran aktif pemilik gedung membangun direct access melayang ke halte sehingga penumpang bisa naik turun Transjakarta dan mengakses gedung-gedung atau bangunan lain tempat mereka bekerja atau beraktivitas secara mudah. "Perlu juga akses integrasi dengan Stasiun Kebayoran Lama dan koneksi dengan stasiun mass rapid transit (MRT) nantinya," ujarnya, kemarin.

Kepala Humas PT Transportasi Jakarta Wibowo menuturkan, bus Transjakarta koridor XIII hingga saat ini masih beroperasi hingga pukul 18.00 WIB lantaran PJU belum juga terpasang. Meski dengan kekurangan tersebut, pihaknya mengklaim terus mengalami peningkatan penumpang mencapai 13.000 penumpang.

Dia menyebut saat ini sudah ada tujuh halte yang beroperasi, termasuk Perumahan Puri Beta, Tangerang. Sementara, halte CSW, Velbak, Swadarma, Rawa Barat, serta JORR masih menunggu Dinas Bina Marga DKI untuk dioperasikan. "Bus yang beroperasi 30-40 unit per hari dari pukul 05.00-18.00 WIB. Apabila lampu sudah terpasang, jam operasional bisa bertambah panjang sampai pukul 23.00 WIB," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Yuli Hartono mengatakan, seluruh lampu jalan di koridor XIII akan selesai dipasang pada Mei 2018. Sebab, pemenang lelang pengadaan lampu dan PJU yang pertama yakni PT Gemavirta Abadi gagal menyelesaikan kontrak dan dianggap wanprestasi.

Instansinya telah memberikan catatan buruk kepada perusahaan tersebut agar tidak bisa mengikuti lelang pada 2018. "Perusahaan kedua yang menang lelang juga tidak bisa memasang lantaran waktu yang ada tidak memungkinkan. Kami batalkan dan matikan anggarannya. Nanti akan dilanjutkan tahun depan," ungkapnya.

Adapun tahap pemasangan PJU akan dikerjakan Maret-Mei 2018. Hal itu dipastikan dengan susunan kegiatan yang tercantum dalam APBD 2018 dengan alokasi sebesar Rp14 miliar lebih sedikit dibanding tahun ini yang mencapai Rp18 miliar.

"Lelang akan dilaksanakan sejak Januari 2018. Februari pemenang ditarget sudah ditetapkan. Lampu yang dipasang terdiri dari beberapa jenis, ada lampu di bawah pilar, lampu sorot, lampu PJU, pemasangan tiang, serta lampu warna warni. Total titik yang mesti dipasangi lampu sekitar 400-an titik," ujar Yuli. (Bima Setiyadi)

(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4336 seconds (0.1#10.140)