Menyongsong Wajah Baru Perkeretaapian di Ibu Kota
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian sedang melakukan perombakan besar-besaran untuk memperbaiki layanan kereta api di Jakarta. Stasiun Manggarai, Jatinegara, dan Cikarang dibangun menjadi supermegah. Track ditata ulang agar tak terjadi kemacetan.
Dunia perkeretaapian di Jakarta dan sekitarnya akan berubah drastis dua tahun mendatang. Pada 2019, wajah Stasiun Manggarai sudah berubah total. Stasiun Manggarai akan memiliki bangunan tiga lantai. Lantai I digunakan untuk melayani commuter line jurusan Bekasi serta penumpang kereta api bandara dengan rute Manggarai–Duri– Batuceper–Bandara Soekarno Hatta.
Lantas, di lantai II Stasiun Manggarai akan digunakan sebagai area komersial dan layanan penumpang. Sementara, lantai III digunakan untuk melayani commuter line jurusan Bogor dan Tanah Abang, serta untuk Kereta Api Main Line yang datang dan berangkat ke luar Jakarta.
Stasiun Manggarai yang supermegah itu juga akan menjadi salah satu stasiun utama yang melayani perjalanan jarak jauh. Kelak, Stasiun Gambir tak lagi difungsikan sebagai stasiun keberangkatan dan kedatangan main line seperti yang terjadi saat ini. Pemberhentian akhir untuk kereta jarak jauh akan dilaksanakan di Stasiun Manggarai dan Stasiun Pasar Senen.
Berbarengan dengan itu, pemerintah juga membangun jaringan double double track Manggarai Bekasi. Proyek Double-double track memiliki jalur sepanjang 38 km. Proyek ini dibagi menjadi tiga ruas, yaitu Manggarai-Jatinegara, Jatinegara-Bekasi, dan Bekasi-Cikarang.
Double track baru yang akan dibangun kelak akan digunakan untuk melayani perjalanan Kereta Api Jarak Jauh. Sementara, double track yang selama ini sudah ada akan dimanfaatkan khusus untuk melayani commuter line jurusan Bekasi.
Untuk tahap pertama, ruas double double track yang dikerjakan adalah Manggarai-Jatinegara. Hal yang dilakukan adalah dengan membangun elevated track (rel di atas jembatan layang) di atas rel yang sudah ada saat ini.
Jika double double track ini kelar dikerjakan, tak akan ada lagi persilangan kereta commuter line dengan kereta api main line di jalur Manggarai dan Bekasi. Bahkan persilangan di tengah kota juga tak akan terjadi lagi karena kereta main line tak lagi melintasi Stasiun Cikini dan Gondangdia hingga ke Stasiun Jakarta Kota.
Dengan kata lain, saat pembangunan Stasiun Manggarai dan double double track selesai, maka KA Main Line berpotongan dengan KA main line di lintas tengah. KA Main Line juga akan terpisah dengan KRL dari Bekasi. KRL Bekasi Line akan terpisah dengan KRL dari Bogor.
Langkah-langkah itu diyakini akan memperlancar lalu lintas kereta api di dalam kota Jakarta. Maklum, selama ini Stasiun Manggarai merupakan stasiun yang paling sibuk. Saban hari, tercatat sebanyak 720 perjalanan kereta (main line dan KRL) melintas stasiun tersebut.
Stasiun Manggarai sekaligus juga merupakan titik persilangan antara kereta api jalur Bogor, jalur Bekasi, jalur Tanah Abang, serta jalur Jakarta Kota. Dibandingkan dengan stasiun mana pun di Daerah Operasi I Kereta Api Jakarta, dan bahkan di seluruh Indonesia, Stasiun Manggarai adalah stasiun yang paling sibuk.
Berdasarkan catatan yang ada, secara keseluruhan perjalanan kereta yang berada di PT. KAI Daop 1 Jakarta adalah sebanyak 1.258 perjalanan kereta. Rinciannya, KRL 928 perjalanan, Main Line 104 perjalanan (plus 10 hingga 16 perjalanan pada hari libur) dan sisanya KA barang.
Karena kesibukan yang teramat tinggi itu, tak jarang kereta api mesti antre berlama-lama sebelum bisa masuk ke Stasiun Manggarai ini. Maklum, saat ini Stasiun Manggarai hanya memiliki tujuh jalur aktif dan harus melayani perjalanan dari enam arah, yakni KA Jarak Jauh Jakarta Kota–Lintas Utama Jawa, KRL Jakarta Kota–Bogor, KRL Jakarta Kota–Bekasi, KRL Jatinegara–Bogor, KRL Feeder Duri-Manggarai, serta Lintasa Angkutan Barang menuju ke Merak–Citayam–Nambo, dan Sukabumi–Kampung Bandan. Semua operasi tersebut harus dilakukan dalam satu bidang.
Dengan memisahkan operasi perjalanan kereta api menjadi dua bidang di lantai I dan III, antrean masuk ke Stasiun Manggarai itu diharapkan akan dapat diminimalisir, bahkan jika mungkin ditekan hingga ke titik nol.
Akan tetapi, dalam jangka pendek ini, lalu lintas di Manggarai mungkin akan semakin padat karena Kereta Api Bandara sudah akan beroperasi sebentar lagi. Padahal, di sisi lain, konstruksi Stasiun Manggarai belum selesai pembangunannya.
Namun, Stasiun Manggarai sudah membuat langkah antisipatif. Pada saat ini, sudah mulai dilakukan penggeseran track eksisting yang beroperasi yaitu jalur 6 dan 7 (memindahkan operasi eksisting ke jalur baru yang telah selesai dibangun).
Stasiun Manggarai juga menambah 3 unit wesel pada jalur 6 dan 7, sehingga KRL dari Jakarta Kota–Bogor, dan Tanah Abang-Bogor dapat masuk Stasiun Manggarai secara bersamaan. Penambahan wesel ini diharapkan dapat mengurangi antrean masuk ke Stasiun Manggarai, baik bagi kereta api yang akan masuk dari Stasiun Sudirman maupun yang datang dari arah Stasiun Cikini.
Berbagai pembenahan itu dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan kereta api sebagai moda angkutan masal yang tangguh dan andal. Jika melihat perkembangan, pengguna kereta api memang semakin hari semakin banyak jumlahnya. Pada 2019 nanti, penumpang commuter line di Jakarta saja diperkirakan mencapai 1,2 juta orang per hari.
Beruntung, proses pembangunan Stasiun Manggarai maupun pembangunan double double track sejauh ini tak mengalami kendala yang berarti. Memang, pada awalnya terjadi sedikit gesekan dengan masyarakat yang mengalami dampak dari pembangunan double double track maupun dan fasilitas pembangunan Stasiun Manggarai ini.
Namun, berkat sosialisasi yang baik, masyarakat yang terdampak oleh pembangunan dua fasilitas ini pada akhirnya dapat memahami bahwa pembangunan Stasiun Manggarai maupun double double track yang tengah dilaksanakan saat ini adalah untuk kepentingan umum.
Masyarakat pada akhirnya bersedia memahami bahwa pembangunan berbagai fasilitas perkeretaapian memang harus dilakukan saat ini. Maklum, pada masa mendatang, kereta api adalah salah satu moda angkutan andalan, baik untuk tujuan jarak jauh maupun untuk keperluan commuter.
Masyarakat tak bisa lagi mengandalkan moda angkutan pribadi yang mengandalkan jalan raya yang saat ini saja sudah macet sedemikian rupa. Kesadaran ini pula yang mendorong pemerintahan Jokowi-JK untuk membangun berbagai fasilitas perkeretaapian guna menjawab kebutuhan angkutan masal untuk barang maupun penumpang yang efisien di masa mendatang.
Di Daerah Operasi I Jakarta saja, selain melakukan perombakan besar-besaran dengan menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral, pemerintah juga tengah merevitalisasi Stasiun Matraman dan Stasiun Jatinegara untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna moda angkutan kereta api ini.
Dunia perkeretaapian di Jakarta dan sekitarnya akan berubah drastis dua tahun mendatang. Pada 2019, wajah Stasiun Manggarai sudah berubah total. Stasiun Manggarai akan memiliki bangunan tiga lantai. Lantai I digunakan untuk melayani commuter line jurusan Bekasi serta penumpang kereta api bandara dengan rute Manggarai–Duri– Batuceper–Bandara Soekarno Hatta.
Lantas, di lantai II Stasiun Manggarai akan digunakan sebagai area komersial dan layanan penumpang. Sementara, lantai III digunakan untuk melayani commuter line jurusan Bogor dan Tanah Abang, serta untuk Kereta Api Main Line yang datang dan berangkat ke luar Jakarta.
Stasiun Manggarai yang supermegah itu juga akan menjadi salah satu stasiun utama yang melayani perjalanan jarak jauh. Kelak, Stasiun Gambir tak lagi difungsikan sebagai stasiun keberangkatan dan kedatangan main line seperti yang terjadi saat ini. Pemberhentian akhir untuk kereta jarak jauh akan dilaksanakan di Stasiun Manggarai dan Stasiun Pasar Senen.
Berbarengan dengan itu, pemerintah juga membangun jaringan double double track Manggarai Bekasi. Proyek Double-double track memiliki jalur sepanjang 38 km. Proyek ini dibagi menjadi tiga ruas, yaitu Manggarai-Jatinegara, Jatinegara-Bekasi, dan Bekasi-Cikarang.
Double track baru yang akan dibangun kelak akan digunakan untuk melayani perjalanan Kereta Api Jarak Jauh. Sementara, double track yang selama ini sudah ada akan dimanfaatkan khusus untuk melayani commuter line jurusan Bekasi.
Untuk tahap pertama, ruas double double track yang dikerjakan adalah Manggarai-Jatinegara. Hal yang dilakukan adalah dengan membangun elevated track (rel di atas jembatan layang) di atas rel yang sudah ada saat ini.
Jika double double track ini kelar dikerjakan, tak akan ada lagi persilangan kereta commuter line dengan kereta api main line di jalur Manggarai dan Bekasi. Bahkan persilangan di tengah kota juga tak akan terjadi lagi karena kereta main line tak lagi melintasi Stasiun Cikini dan Gondangdia hingga ke Stasiun Jakarta Kota.
Dengan kata lain, saat pembangunan Stasiun Manggarai dan double double track selesai, maka KA Main Line berpotongan dengan KA main line di lintas tengah. KA Main Line juga akan terpisah dengan KRL dari Bekasi. KRL Bekasi Line akan terpisah dengan KRL dari Bogor.
Langkah-langkah itu diyakini akan memperlancar lalu lintas kereta api di dalam kota Jakarta. Maklum, selama ini Stasiun Manggarai merupakan stasiun yang paling sibuk. Saban hari, tercatat sebanyak 720 perjalanan kereta (main line dan KRL) melintas stasiun tersebut.
Stasiun Manggarai sekaligus juga merupakan titik persilangan antara kereta api jalur Bogor, jalur Bekasi, jalur Tanah Abang, serta jalur Jakarta Kota. Dibandingkan dengan stasiun mana pun di Daerah Operasi I Kereta Api Jakarta, dan bahkan di seluruh Indonesia, Stasiun Manggarai adalah stasiun yang paling sibuk.
Berdasarkan catatan yang ada, secara keseluruhan perjalanan kereta yang berada di PT. KAI Daop 1 Jakarta adalah sebanyak 1.258 perjalanan kereta. Rinciannya, KRL 928 perjalanan, Main Line 104 perjalanan (plus 10 hingga 16 perjalanan pada hari libur) dan sisanya KA barang.
Karena kesibukan yang teramat tinggi itu, tak jarang kereta api mesti antre berlama-lama sebelum bisa masuk ke Stasiun Manggarai ini. Maklum, saat ini Stasiun Manggarai hanya memiliki tujuh jalur aktif dan harus melayani perjalanan dari enam arah, yakni KA Jarak Jauh Jakarta Kota–Lintas Utama Jawa, KRL Jakarta Kota–Bogor, KRL Jakarta Kota–Bekasi, KRL Jatinegara–Bogor, KRL Feeder Duri-Manggarai, serta Lintasa Angkutan Barang menuju ke Merak–Citayam–Nambo, dan Sukabumi–Kampung Bandan. Semua operasi tersebut harus dilakukan dalam satu bidang.
Dengan memisahkan operasi perjalanan kereta api menjadi dua bidang di lantai I dan III, antrean masuk ke Stasiun Manggarai itu diharapkan akan dapat diminimalisir, bahkan jika mungkin ditekan hingga ke titik nol.
Akan tetapi, dalam jangka pendek ini, lalu lintas di Manggarai mungkin akan semakin padat karena Kereta Api Bandara sudah akan beroperasi sebentar lagi. Padahal, di sisi lain, konstruksi Stasiun Manggarai belum selesai pembangunannya.
Namun, Stasiun Manggarai sudah membuat langkah antisipatif. Pada saat ini, sudah mulai dilakukan penggeseran track eksisting yang beroperasi yaitu jalur 6 dan 7 (memindahkan operasi eksisting ke jalur baru yang telah selesai dibangun).
Stasiun Manggarai juga menambah 3 unit wesel pada jalur 6 dan 7, sehingga KRL dari Jakarta Kota–Bogor, dan Tanah Abang-Bogor dapat masuk Stasiun Manggarai secara bersamaan. Penambahan wesel ini diharapkan dapat mengurangi antrean masuk ke Stasiun Manggarai, baik bagi kereta api yang akan masuk dari Stasiun Sudirman maupun yang datang dari arah Stasiun Cikini.
Berbagai pembenahan itu dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan kereta api sebagai moda angkutan masal yang tangguh dan andal. Jika melihat perkembangan, pengguna kereta api memang semakin hari semakin banyak jumlahnya. Pada 2019 nanti, penumpang commuter line di Jakarta saja diperkirakan mencapai 1,2 juta orang per hari.
Beruntung, proses pembangunan Stasiun Manggarai maupun pembangunan double double track sejauh ini tak mengalami kendala yang berarti. Memang, pada awalnya terjadi sedikit gesekan dengan masyarakat yang mengalami dampak dari pembangunan double double track maupun dan fasilitas pembangunan Stasiun Manggarai ini.
Namun, berkat sosialisasi yang baik, masyarakat yang terdampak oleh pembangunan dua fasilitas ini pada akhirnya dapat memahami bahwa pembangunan Stasiun Manggarai maupun double double track yang tengah dilaksanakan saat ini adalah untuk kepentingan umum.
Masyarakat pada akhirnya bersedia memahami bahwa pembangunan berbagai fasilitas perkeretaapian memang harus dilakukan saat ini. Maklum, pada masa mendatang, kereta api adalah salah satu moda angkutan andalan, baik untuk tujuan jarak jauh maupun untuk keperluan commuter.
Masyarakat tak bisa lagi mengandalkan moda angkutan pribadi yang mengandalkan jalan raya yang saat ini saja sudah macet sedemikian rupa. Kesadaran ini pula yang mendorong pemerintahan Jokowi-JK untuk membangun berbagai fasilitas perkeretaapian guna menjawab kebutuhan angkutan masal untuk barang maupun penumpang yang efisien di masa mendatang.
Di Daerah Operasi I Jakarta saja, selain melakukan perombakan besar-besaran dengan menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral, pemerintah juga tengah merevitalisasi Stasiun Matraman dan Stasiun Jatinegara untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna moda angkutan kereta api ini.
(whb)