Pemprov DKI Akan Terapkan OK Otrip Akhir 2017

Kamis, 09 November 2017 - 06:27 WIB
Pemprov DKI Akan Terapkan OK Otrip Akhir 2017
Pemprov DKI Akan Terapkan OK Otrip Akhir 2017
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan merapkan program one karcis one trip (OK Otrip) pada akhir 2017 atau awal 2018 mendatang. PT Transportasi Jakarta diminta kedepankan kesetaraan dalam pengintegrasian moda transportasi angkutan jalan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, program OK Otrip untuk meringankan biaya transportasi warga terus dimatangkan oleh Dishub dan PT Transportasi Jakarta. Sandi menargetkan, OK Otrip diberlakukan secepatnya di empat rute awal yang ditentukan oleh PT Transjakarta.

Rute tersebut di antaranya yakni, Semanggi-Senen, Lebak Bulus-Blok M, Senen-Sunter dan SCBD-Gandaria."Kajiannya saya serahkan di level Kadishub sama Dirut PT Transjakarta. Mereka menyatakan ready sebelum akhir tahun atau awal tahun depan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu, 8 November 2017 kemarin.

Sandi menjelaskan, program OK Otrip nantinya akan terlihat integrasi antara moda angkutan jalan. Sehingga dalam satu tujuan, OK Otrip bisa tercakup bagi pengguna yang berganti ganti moda transportasi melalui PT Transjakarta.

Adapun pembagiannya, lanjut Sandi, menjadi kewenangan PT Transjakarta. Namun Sandi mewanti-wanti agar pembagian tidak diskriminasi dan mengedepankan konsep kesetaraan."Pak Budi mengajukan biaya yang dikenakan sama dengan Transjakarta, yaitu Rp 3.500. Sementara, penghitungan Pemprov DKI menunjukkan harga sekitar Rp5.000. Tapi buat saya kalau Transjakarta bisa semurah mungkin akan lebih baik," ungkapnya.

Implementasi OK Otrip sebenarnya sudah dijalankan sejak dua-tiga tahun lalu di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan nama saat itu revitalisasi angkutan umum. Bus sedang jenis Kopaja sudah bergabung sebanyak 170-an unit dan disusul dengan bus kecil jenis KWK.

Penumpang Transjakarta yang berpindah ke Kopaja Trans dan KWK tersebut tidak lagi dipungut biaya atau hanya cukup membyar Rp3.500. Namun, untuk KWK baru sebatas kerja sama dan berlaku pada saat jam-jam sibuk pergi dan pulang kerja lantaran armada yang digunakan bukan hasil peremajaan seperti yang dilakukan Kopaja.

Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menilai ratusan Kopaja yang sudah terintegrasi alami babak belur mengejar biaya cicilan armada yang totalnya mencapai Rp600 juta. Sebab, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono bersikap arogan dengan mengatur trayek Kopaja seenaknya hingga sulit mencapai target rupiah per kilometer.

Selain itu, PT TransJakarta juga mematikan trayek bus existing dengan menempatkan bus pengadaan sendiri lantaran pengusaha bus exsiting dipaksa membayar uang muka dengan harga bus ditentukan sendiri oleh PT Transjakarta. Padahal, pengusaha bus sedang seperti Kopaja, Metromini dan sebagainya. Termasuk KWK, mikrolet adalah pengusaha kecil Menengah.

"Direksi PT Transjakarta arogan dan akhinrya banyak bus kopaja yang sudah bekerja sama pontang-panting karena enggak ada kejelasan. Direksi PT Transjakarta bukan merangkul, tapi banyak mematikan pelaku suaha kecil," ungkapnya.

Shafruhan menyatakan sangat siap membantu Pemprov DKI dalam mewujudkan OK Otrip. Bahkan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan armada bus kecil atau mikrolet yang memprioritaskan kualitas layanan bukan kuantitas penumpang. Di mana bus tersebut dilengkapi pendingin dan pintu otomatis terbuka sendiri begitu penumpang mau menggunakannya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5248 seconds (0.1#10.140)